Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kasus Virus Corona

Anak Mantan Ketua KPU Sultra Terisolasi di Wuhan Karena Virus Corona, Stok Logistik Menipis

Anak mantan Ketua KPU Sultra saat ini tengah terisolasi di Wuhan, Cina karena wabah virus corona. Ia mengaku stok logistik sudah menipis.

Editor: Isvara Savitri
Sky News
Coronavirus di Wuhan 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Tenggara (Sultra), Hidayatullah mengaku khawatir dengan kondisi anaknya, Yayu Indah Maharani (20) yang sedang berada di Kota Wuhan, Cina.

Mahasiswa asal Kendari yang sedang kuliah di Fakultas Kedokteran Hubey University, Kota Wuhan, Cina tersebut sudah empat hari terisolasi di asrama kampus sejak wabah virus corona menyebar. 

Anaknya itu, kata Hidayatullah, akan menjalani aktivitas perkuliahan semester pertama di Fakultas Kedokteran Hubey University pada Februari.

Hidayatullah menuturkan, Yayu sudah tiga bulan berada di Cina.

Terakhir Hidayatullah berkomunikasi dengan Yayu pada Sabtu (25/1/2020) malam.

Meski dalam kondisi sehat, mahasiswa di sana khawatir dengan stok logistik yang hampir menipis.

Sebab, para mahasiswa dilarang keluar dari asrama dan pusat perbelanjaan ditutup.

"Alhamdulillah dalam keadaan sehat walafiat. Sudah empat hari, semenjak mulai gencar pemberitaan bahaya akibat dari virus corona ini, saya dan ibunya tidak bisa tidur nyenyak makan pun tidak enak. Kami terjaga di depan televisi, menunggu dan melakukan kontak setiap saat dengan pihak KBRI di Beijing serta perhimpunan mahasiswa di sana," kata Hidayatullah saat dihubungi via WhatApps, Senin (27/1/2020).

Tak hanya Yayu, Hidayatullah menyebut ada 10 mahasiswa asal Sultra yang juga menjalani perkuliahan di Fakultas Kedokteran Hubey di Kota Wuhan.

Di antaranya ada yang berasal dari Kabupaten Konawe Utara (Konut) yang menempuh kuliah jalur beasiswa.

"Mereka sekarang dilarang keluar dari asrama. Saat ini saya sementara fokus dan konsentrasi dengan KBRI di Beijing untuk selalu mengetahui perkembangan keadaan anak saya dan anak-anak Sultra lainnya yang menempuh pendidikan di Wuhan Provinsi Hubey tersebut," jelasnya.

Di tengah rasa kekhawatiran itu, ia bersama istri berharap Presiden Joko Widodo dapat mengambil kebijakan agar Yayu dan anak-anak Indonesia, khususnya yang berasal dari Sultra bisa dipulangkan terlebih dahulu ke tanah air.

Hidayatullah menambahkan, pukul 23.30 WITA, Minggu, ia sempat berkomunikasi dengan pihak KBRI di Beijing agar dapat memulangkan anaknya dan mahasiswa lain yang berasal dari Sultra.

Namun karena semua bandara ditutup oleh pemerintah setempat, akhirnya ia pun hanya bisa berdoa untuk keselamatan anaknya.

"Kepada Presiden Jokowi untuk segera melakukan upaya sesegera mungkin agar memulangkan anak-anak kami agar bisa keluar dari Wuhan tersebut. Karena negara-negara lainnya sudah ada upaya memulangkan semua warga negara dan mahasiswa yang ada di Wuhan," pintanya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved