Tokoh
John Lie Tjeng Tjoan, Pejuang Republik Indonesia dari Manado, Belanda Menyebutnya Hantu Selat Malaka
Perang Revolusi mempertahan kemerdekaan Republik Indonesia 1945-1949 melibatkan berbagai kalangan di Tanah Air.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Perang Revolusi mempertahan kemerdekaan Republik Indonesia 1945-1949 melibatkan berbagai kalangan di Tanah Air.
Putra-putri terbaik bangsa mendedikasikan diri demi terwujudnya Republik Indonesia yang berdaulat, dan bebas sama sekali daripada intervensi dan pengaruh Imperialisme.
Salah satu dari putra terbaik bangsa di masa Perang Revolusi itu adalah John Lie atau Daniel Dharma.
Ia merupakan salah seorang pejuang gigih dalam upaya mempertahankan kemerdekaan, khususnya di Angkatan Laut RI (ALRI).
Dikutip dari GRID.ID, Kiprahnya di palagan laut dimulai ketika Belanda menerima penyerahan kekuasaan dan kendali keamanan di Indonesia dari Sekutu di awal 1946, langkah pertama yang dilakukan untuk melemahkan kekuatan para pejuang kemerdekaan.
Caranya adalah dengan melakukan tindakan “pengucilan” alias blokade.
Blokade dilakukan atas seluruh teritorial Indonesia, baik laut, darat, maupun udara.
Tindakan Belanda tersebut tidak hanya menyusahkan Indonesia secara politis dan ekonomi, melainkan juga secara militer.
Para pejuang yang sebelumnya mengandalkan persenjataan eks-Jepang mulai kesulitan suku cadang dan amunisi, kecuali persenjataan yang sejenis dengan milik Belanda.
Namun untuk mendapatkan pengganti senjata peninggalan Jepang, bangsa Indonesia harus menempuhnya dengan cara merebut dan mencuri perlengkapan militer dari Belanda.
Atau membeli dari pihak ketiga. Indonesia memiliki banyak sumber daya alam yang dapat digunakan sebagai sarana pembelian melalui barter.
Dengan modal beberapa kapal motor cepat, ALRI kemudian membentuk sebuah skadron khusus yang mampu bergerak cepat dan mampu beroperasi dalam kondisi cuaca apapun untuk menembus blokade laut Belanda.
Skadron inilah yang kelak dikenal sebagai Armada Penyelundup. John Lie, berjasa besar dalam melaksanakan berbagai operasi penembusan blokade laut tersebut. Ia pun dijuluki Hantu Selat Malaka oleh Belanda.
Memilih Jadi Pelaut
John Lie Lahir di Manado dengan nama John Lie Tjeng Tjoan pada 9 Maret 1911, dari pasangan berdarah Tioghoa-Manado, Lie Kae Tae dan Oei Tjeng Nie Nio.