Pemakzulan Trump
Hingga Kini Belum Ada Tanda-tanda Lengser, Mayoritas Masyarakat AS Tetap Dukung Pemakzulan Trump
Jelang sidang Senat terkait pemakzulan trump, CNN menggelar survei. Hasilnya, mayoritas masyarakat AS dukung agar Trump segera dilengserkan.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Menjelang sidang level Senat yang akan digelar Selasa (21/1/2020), CNN menggelar survei tentang pemakzulan Trump.
Hasilnya, 51 persen mayoritas rakyat Amerika Serikat (AS) menyatakan Trump bersalah dan mendukung agar segera dilengserkan oleh Senat AS.
Sebanyak 45 persen menolak Trump dipecat dari Gedung Putih, menurut survei yang digelar pada 16 sampai 19 Januari 2020 itu.
Angka 51 persen merupakan dukungan tertinggi sejak CNN menyurvei opini rakyat negeri “Uncle Sam” terhadap isu pemakzulan yang membelah AS.
Survei juga menunjukan rakyat AS percaya terhadap dakwaan pemakzulan Trump yang diajukan oleh House of Representatives (DPR AS).
Sebanyak 58 persen percaya, presiden berusia 73 tahun itu telah menyalahgunakan kekuasaan kepresidenan untuk kepentingan pribadinya.
Tidak berbeda tipis, 57 persen juga yakin presiden dari Partai Republik itu menghalangi penyelidikan yang dilakukan oleh House of Representatives atau DPR AS.
Seperti survei-survei yang sudah digelar sebelumnya, dukungan dan penolakan publik terbelah berdasarkan afiliasi partai.
Sekitar 89 persen pemilih Demokrat menginginkan pelengseran Trump.
Hanya delapan persen Republikan yang mendukung presidennya dimakzulkan.
Adapun pemilih independen sendiri terbelah, di mana 48 persen mendukung dan 46 persen lainnya menolak.
Elektabilitas Trump tetap berada di angka yang relatif stabil seperti sebelumnya, yaitu 43 persen rakyat AS puas terhadap kinerjanya.
Sidang pemakzulan Senat
Trump melalui tim kuasa hukumnya telah meminta agar Senat segera mungkin membebaskan dia dari dakwaan.
Mereka menyebut sidang pemakzulan sebagai penyimpangan berbahaya dari konstitusi.
Dalam pembelaan tertulis berjumlah 171 halaman itu, Trump kembali menegaskan percakapan teleponnya dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, bukanlah perbuatan kriminal atau kejahatan tingkat tinggi yang layak dimakzulkan.
Partai Demokrat dengan tegas mendakwa taipan real estate itu telah menggunakan kekuasaan kepresidenannya untuk memaksa negara asing, dalam hal ini Ukraina, untuk mengintervensi proses pemilu AS demi kepentingan Trump.
Perbuatan ini lanjut Partai Demokrat tak hanya membahayakan keamanan nasional AS.
Namun juga demokrasi mandiri dari negara adidaya tersebut.
Sejauh ini, tidak ada tanda-tanda yang menunjukan Trump akan dilengserkan.
Angka 67 senator yang diperlukan untuk memakzulkan Trump hampir pasti tidak akan tercapai.
Partai Republik yang menguasai senat malahan telah memberi sinyal akan mempercepat sidang untuk membebaskan Trump.
Melalui pemimpin mayoritas Mitch McConnell, Senat berencana tidak akan menerima bukti baru dan mendengarkan kesaksian baru.
Keputusan Senator dari Kentucky ini dikritik pedas Partai Demokrat yang menuduh McConnell tidak bersikap non-partisan dan mencoba melindungi Trump.(*)