Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Internasional

Laporan PBB Membeberkan, Ada Bocah 9 Tahun yang Digagahi dan Dijadikan Budak oleh ISIS

Kebiadaban ISIS masih terus terjadi dan merupakan ancaman serius bagi kemanusian. Terbaru, berdasarkan sebuah laporan yang disokong PBB.

Editor: Rizali Posumah
tribun bali
ISIS 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kebiadaban ISIS masih terus terjadi dan merupakan ancaman serius bagi kemanusian. Terbaru, berdasarkan sebuah laporan yang disokong PBB.

Dalam laporan tersebut, terdapat bocah berusia 9 tahun diperkosa dan dijadikan budak seks oleh ISIS.

Para penyelidik menuturkan, laporan itu adalah yang pertama kalinya mereka berfokus kepada anak-anak dalam konflik di Suriah.

Komisi Penyelidikan Suriah memaparkan, mereka merampungkan dokumen berisi 5.000 wawancara yang dilakukan selama perang saudara.

Mereka tak hanya mewawancarai anak-anak yang terenggut masa kecilnya dalam konflik berusia delapan tahun tersebut.

Komisi itu juga mewawancarai saksi mata, penyintas, kerabat anak-anak itu, pekerja medis, pembelot, hingga kombatan.

Hasilnya, didapati kenyataan bahwa ada bocah enam tahun yang meniru menghukum mati teman sebayanya setelah melihat eksekusi umum.

Kemudian terdapat juga pengakuan gadis berumur 10 tahun yang memberi tahu ibunya bahwa dia bisa mati kelaparan, dilansir Sky News Kamis (16/1/2020).

Laporan itu menjabarkan bagaimana anak-anak sering menjadi sasaran penembak runduk ( sniper), dan dijadikan alat tawar mendapat ransum.

Oleh milisi pro-pemerintah, anak-anak itu sering dijadikan sasaran tembak oleh para sniper, dengan sekolah hingga rumah sakit dipasangibom.

Kemudian, terdapat kisah bocah dengan usia paling muda 9 tahun diperkosa, dan dijadikan budak seks oleh kelompok ISIS.

Lalu, kombatan yang berafiliasi dengan Al-Qaeda menyiksa bocah laki-laki, mengikutkannya ke pelatihan militer, dan memaksa mereka melakukan pembunuhan massal.

"Delapan tahun konflik, anak-anak di Suriah mengalami pelanggaran hak: terbunuh, cacat, terluka, dan yatim piatu. Menanggung beban kekerasan akibat pihak bertikai," ulas laporan itu.

Laporan tersebut mengomentari juga pengeboman terhadap sekolah dan rumah sakit, membuat anak-anak tak bisa mendapat kesehatan dan pendidikan yang layak.

Dokumen itu tidak menyebutkan mengenai korban tewas atau terluka, di mana terdapat kesulitan dalam menentukan jumlah pastinya mengingat penyelidik tak punya akses.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved