Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Totok Santoso Raja KAS Pernah Pinjam Rp 1,3 M dan Kontrak di Pinggir Rel Ancol

Raja KAS Totok Santoso ternyata dikabarkan pernah utang ke bank senilai Rp 1,3 miliar. Ia juga pernah tinggal di pinggir rel Ancol.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Sigit Sugiharto
DOK IST VIA Kompas.com
Totok tengah mengedarai kuda, pemimpin kerajaan abal-abal Keraton Agung Sejagat. 

Ritual Ekstrem

Pentolan KAS yang ternyata bukan pasangan suami istri sah itu rupanya memiliki jejak juga di dataran tinggi Dieng.

Pada 2019 lalu, saat Dieng dilanda suhu beku, Totok dan ratusan pengikutnya menggelar acara pengukuhan raja dan ratu agung sejagat di komplek candi Arjuna.

Ini dituturkan oleh Kepala UPTD Objek Wisata Dieng Banjarnegara Aryadi Darwanto.

Tetapi, ia tak mengetahui alasan mereka menggelar kegiatan sakral di tempat tersebut.

Dari catatan sejarah, candi-candi di Dieng dibangun sekitar abad ke 7 hingga 9 Masehi pada masa dinasti Wangsa Sanjaya.

Sedangkan Totok dan pengikutnya di situ sekaligus memperingati seribuan tahun masa kejayaan Dinasti Sanjaya.

Mereka yang datang dari berbagai daerah itu pun berpenampilan layaknya pasukan atau petinggi kerajaan.

Totok dan Dyah alias Fanni sempat didudukkan di kompleks Tuk Bimalukar yang disulap jadi singgasana dadakan.

Ini seperti terlihat dalam foto yang beredar luar di media sosial.

Mereka menggelar kirab dari tuk Bimalukar sebagai hulu Sungai Serayu menuju ke komplek Candi Arjuna Dieng.

"Mereka percaya akan datang zaman keemasan seperti dulu," kata Aryadi sembari mengatakan dirinya tidak menemukan keanehan dalam kegiatan itu, kecuali gaya pakaian mereka yang sedikit aneh.

Ini lain dari desain pakaian adat Jawa yang sudah populer di masyarakat.

Selebihnya, kegiatan itu berlangsung wajar berupa prosesi pengukuhan dan doa.

Meski mereka punya keyakinan kuat, masa keemasan kerajaan zaman dahulu akan direngkuh kembali.

Aryadi mengaku hanya menghadiri acara yang kental nuansa budaya itu sampai sekitar jam 22.00 WIB.

Ia memutuskan balik kanan karena tidak kuat dengan suhu di kompleks candi yang membeku.

Semakin malam, suhu di Dieng terus turun hingga tercipta embun es.

Tetapi, hawa dingin yang ekstrem itu ternyata tak membuat kelompok tersebut membubarkan diri.

Mereka tetap semangat mengikuti acara dan bertahan hingga dini hari.Ini yang membuat Aryadi terheran.

Padahal, mereka tidak mengenakan baju tebal atau jaket untuk melindungi tubuh dari paparan suhu ekstrem.

Mereka bahkan tak mengenakan alas kaki.

(Tribun Network/iwn/nur/wly)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved