Petugas Kesehatan Masih Liburan, Pasien Puskesmas Ditolak Rawat Inap dan Meninggal
Ia menegaskan, bila berbukti ada kelalaian, kepala Puskesmas akan dicopot dari jabatannya.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Maickel Karundeng
Bupati Yasti Janji Investigasi Tuntas Tewasnya Pasien Akibat Kelalaian Puskesmas
TRIBUNMANADO.CO.ID - Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow berjanji melakukan penyelidikan tuntas atas
tewasnya seorang pasien yang diduga akibat kelalaian Puskesmas Poigar.
Ia menegaskan, bila berbukti ada kelalaian, kepala Puskesmas akan dicopot dari jabatannya.
"Dia sudah kita BAP, kami sementara adakan evaluasi," kata dia.
Sebut Yasti, dalam pemeriksaan, diperoleh informasi jika petugas kesehatan tengah libur saat kejadiaan naas tersebut.
Menurut Yasti, semestinya tak ada hari libur bagi petugas.
"Waktu itu memang tengah liburan dan kecelakaan terjadi.
Tapi mestinya bagi petugas kesehatan tak ada hari libur," kata dia.
Yasti menyebut bakal ada mutasi kepala puskesmas di Bolmong.
Hal itu untuk merespon banyaknya aduan terkait buruknya sistem pelayanan puskesmas.
"Akan ada mutasi, tunggu saja," kata dia.
Puskesmas memang menjadi tumpuan Yasti untuk mengusahakan kesehatan masyarakat.
Sebagian besar dibuat modern, dengan sistem rawat inap.
Sayangnya harapan itu jauh dari kenyataan. Puskesmas malah jadi batu sandungan.
Banyak keluhan masyarakat tentang buruknya pelayanan puskesmas.
Yang paling banyak dikeluhkan adalah tiadanya dokter serta petugas kesehatan
Kadis Kesehatan Bolmong Erman Paputungan menyatakan bakal melakukan investigasi internal sesuai petunjuk Bupati.
"Saya akan selidiki tuntas," kata dia.
Informasi yang dihimpun Tribun, kasus meninggalnya pasien Puskesmas Poigar bermula dari kedatangan pasutri dari Desa Mariri ke Puskesmas Poigar pada Rabu (8/1/2020) pukul 00.30 Wita.
Keduanya warga Kotamobagu tapi sedang berkebun di Mariri.
Di tengah tengah pesta kembang api, Dade Paputungan, merasa sesak nafas dan muntah muntah.
Dade pun dibawa sang suami Ladin Manangin ke Puskesma Poigar dengan mobil.
Di sana hanya ada satu perawat. Dade ditensi kemudian diberi obat.
Jumlahnya tiga macam. Dade pun dibawa pulang.
Obat diminum. Tapi Dade makin parah.
Mereka kembali ke Puskesmas.
Maksudnya untuk mendapatkan rawan inap.
Puskesmas tersebut punya fasilitas rawat inap.
Setiba kembali di puskesmas, hanya ada si perawat.
Tak ada dokter. Dade ditolak untuk dirawat inap. Perawat hanya memintanya minum obat tersebut.
Disuruh balik kembali pagi.
Karena kondisi Dade kian parah, sang suami membawanya ke RS Kotamobagu.
Mereka tiba pukul 6 pagi di Kotamobagu. Sejam dirawat di RS, korban meninggal. (art)
BERITA TERPOPULER :
• Foto-foto Lokasi Pasangan Wanita dan Pria Ditemukan Tewas di Indekos Manado, Warga Ramai di TKP
• Karena Rokok Elektrik, Paru-paru Remaja Ini Mengerikan dan Nyaris Meninggal, Dokter Sampai Kaget
TONTON JUGA :