Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kepala Bakamla Hanya Dibekali Keris Usir Kapal Cina di Natuna, Najwa Shihab Kaget: Gimana Mau Mepet?

Achmad Taufiqoerrochman mulanya menjelaskan mengapa kapal China enggan meninggalkan perairan Natuna

Editor: Finneke Wolajan
Kolase/YouTube dan Instagram Najwa Shihab
Achmad Taufiqoerrochman dalam tayangan YouTube Mata Najwa, Rabu (8/1/2020). Achmad Taufiqoerrochman mengungkap senjata yang dimiliki kapal Bakamla. (YouTube Najwa Shihab) 

"Tindakan terukur kita harus lihat di lapangan. Nah di lapangan ini kenapa China seperti itu? Kita harus tahu perilaku China."

"Yang pertama ini terkait dengan sumber daya. Semua negara sekarang turun ke laut untuk sumber daya alam," jelasnya.

Yang kedua, China ingin membangun semacam pagar di laut.

"Yang kedua terkait dengan keamanan, semua mempunyai parameter untuk daratannya aman."

"Kita punya rumah pasti buat pager dulu China membangun tembok China yang besar, sekarang temboknya modern dengan kapal-kapal ini," ungkap Taufik.

"Tapi tembok dia masuk ke kita pak," balas Najwa Shihab.

"Ya nanti kita selesaikan," jawab Achmad.

Lantas, Achmad menjelaskan bahwa ada faktor konflik dengan Taiwan sehingga China ingin menguasai wilayah Natuna.

"Kemudian itu jalan pendekat ke Samudra Hindia, dia ingin menguasai dan ingin mematikan Taiwan dengan menguasai itu," kata Achmad.

Lalu faktor terbesar mengapa kapal China masih bertahan di Natuna akibat Nine Dash Line.

"Tapi ada yang perlu kita pahami di sini kenapa mereka masih berada di situ, yaitu Nine Dash Line."

"Nine Dash Line itu dikumandangkan tahun 1947," jelasnya.

Artikel ini tayang di TribunWow

Sumber: TribunWow.com
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved