Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Prosesi Pemakaman Qassem Soleimani Tewaskan 56 Pelayat, Penguburan Ditunda

Prosesi pemakaman Mayjen Qassem Soleimani, Komandan Pasukan Quds, Iran, telan korban jiwa sedikitnya 50 orang dan melukai sekitar 200 orang.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Sigit Sugiharto
dailymail.co.uk/AFP via Getty Images
Prosesi pemakaman Mayjen Qassem Soleimani di Kerman, Iran, Selasa. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Prosesi pemakaman Mayor Jenderal Qassem Soleimani, Komandan Pasukan Quds, Iran, membawa korban jiwa.

Sedikitnya 56 orang pelayat kehilangan nyawa dan 213 orang lainnya menderita luka-luka akibat saling injak dan berdesak-desakan di Kota Kerman, Selasa (7/1).

Korban pembunuhan oleh militer Amerika Serikat itu hendak dimakamkan di kampung halamannya, Kerman, setelah menjalani rangkaian prosesi sejak jenazahnya tiba di Iran, Minggu (5/1) lalu.

Pemakaman Qassem menyedot ribuan pelayat dari berbagai wilayah di Iran.

Mereka berupaya mendekati mobil yang membawa peti jenazah Qassem sehingga terjadi aksi desak-desakan dan saling injak

Televisi pemerintah menyebutkan 50 orang tewas dan 190 lainnya terluka.

Rekaman yang beredar di internet menunjukkan sejumlah petugas berusaha mati matian untuk menyelamatkan pelayat yang terinjak-injak dan jatuh ke tanah.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, yang sempat menangis di depan peti mati Qassem Soleimani, telah memerintahkan pasukan negaranya untuk menyerang kepentingan Amerika Serikat (AS).

Iran mengatakan telah menetapkan 13 skenario balas dendam.

Komandan Garda Revolusi Hossein Salami mengatakan, Iran akan 'membakar' sekutu sekutu AS.

Presiden AS Donald Trump telah bersumpah akan melakukan balasan jika Iran menyerang kepentingan AS di manapun.

Di Kerman, pelayat berpakaian hitam berkumpul di Azadi Square, lokasi persemayaman peti mati Qassem Soleimani dan pembantu dekatnya, Hossein Pourjafari.

"Tidak ada kompromi! Balas dendam!" teriak massa ketika melihat peti mati Qassem Soleimani melintas.

Kepala Layanan Medis Darurat Iran, Pirhossein Koulivand, yang berbicara melalui telepon kepada stasiun televisi pemerintah menyatakan telah terjadi kekacauan dan saling injak di jalan jalan yang penuh sesak oleh ribuan pelayat.

"Sebagai akibat dari dorong-dorongan, warga mengalami luka-luka, bahkan ada yang tewas, selama prosesi pemakaman," katanya. Kantor Berita ISNA kemudian melaporkan pemakaman ditunda namun tidak dijelaskan berapa lama.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved