Perairan Natuna
Pengamat: Prabowo Sudah Takut Duluan, China Urutan 3, Indonesia Urutan 16
Sikap Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto yang kalem soal konflik perairan Natuna
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Sikap Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto yang kalem soal konflik perairan Natuna terus menjadi perbincangan para elit politik Indonesia.
Termasuk koalisi Gerindra sewaktu pemilihan presiden lalu yakni, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang menyatakan keheranannya atas sikap eks Capres mereka lalu.

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dinilai bersikap lunak dalam insiden kapal China yang wara-wiri di perairan Natuna. Prabowo mengatakan pemerintah akan menempuh jalan yang baik.
ujar Prabowo usai rapat di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Jakarta, Jumat (3/1).
Sikap dan ucapan Prabowo berkebalikan dengan sikap Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Retno telah memanggil Dubes China di Jakarta untuk memberikan nota protes terhadap klaim Natuna.
• Iran Hujani Markas Pasukan AS dengan Puluhan Rudal, Jaringan Milisi: Peti Mati untuk Marinir AS
• TES Kepribadian, Lihat Jenis Hewan Dalam Gambar dan Simak Penjelasannya Sesuai Pilihan
• Mandikan Jenazah Sang Ibunda, Rizky Febian Temukan Ini, Pantas Lapor Soal kematian Lina Eks Sule
Sikap Prabowo soal Natuna juga bertolak belakang dengan kegarangannya saat Pilpres 2019. Dalam Debat Capres Pilpres 2019 soal pertahanan, Prabowo berkali-kali menyebut militer Indonesia tak dikelola dengan baik oleh pemerintahan Joko Widodo.
Prabowo bahkan saat itu lantang menyatakan bahwa dirinya lebih TNI dari banyak TNI.
Menurutnya, kekuatan militer Indonesia rapuh. Sehingga Indonesia sering direndahkan oleh negara lain dalam persoalan internasional.
Pengamat Intelijen dan Keamanan Stanislaus Riyanta menilai Prabowo melunak karena sadar kekuatan militer Indonesia tak sebanding dengan China.
Situs Globalfirepower.com mencatat kekuatan militer Indonesia berada di peringkat 16 dunia. Indonesia memiliki personel militer sekitar 800 ribu orang. Terdiri dari 400 ribu personel aktif dan 400 ribu personel cadangan. Namun demikian, ada 108 juta penduduk yang siap perang jika keadaan mengharuskan.
Sementara China menjadi negara terkuat ketiga dengan memiliki 2,6 juta personel militer yang terdiri dari 2,1 juta aktif dan 510 ribu personel cadangan. Sebanyak 621 juta penduduknya siap perang jika kondisi mengharuskan. Belum lagi membandingkan alutsista kedua negara.
"Pak Prabowo lihat detail kekuatan angkatan bersenjata kita dengan kekuatan China. Perbandingannya sangat jomplang, mungkin lihat itu Pak Prabowo bersikap lebih lunak," kata Stanislaus
Meski begitu, Stanislaus berpendapat seharusnya Prabowo bisa bersikap lebih tegas untuk menunjukkan posisi Indonesia. Ia menilai Prabowo tak perlu mengerahkan kemampuan militer untuk menyatakan sikap tersebut.
"Saya kira tetap harus tegas bahwa ini daerah kita. Ketegasan bisa kita tunjukkan dengan bertemu bilateral, kita sampaikan sikap kita secara tegas," ujarnya.
Dihubungi terpisah, Direktur Indonesia Popular Survey Silvanus Alvin menilai sikap lembek Prabowo bisa punya dua dampak bahaya. Pertama, sikap ini bisa menggerus citra politik Prabowo sebagai orang yang paling cinta Tanah Air.
"Publik bisa mengartikan Pak Prabowo selama ini gimik saja atau hanya janji manis saja, janji manis kampanye. Dia selalu tegas, 'Mari kita rebut bangsa kita dari antek asing, dan mari pertahankan kedaulatan kita.' Sekarang buktinya," kata Alvin, kemarin.