Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Jokowi Pakai Jas Hujan Rp10.000: Perintahkan Gubernur Tutup Tambang Emas Ilegal di Lebak

Setelah sempat tertunda karena helikopter yang ditumpanginya tak bisa mendarat, Presiden Joko Widodo (Jokowi)

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
antara
Presiden Jokowi meninjau bencana banjir dan longsor di Sukajaya, Bogor, Selasa (7/1/2020). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Setelah sempat tertunda karena helikopter yang ditumpanginya tak bisa mendarat, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya meninjau lokasi terdampak longsor di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Ia mengunjungi lokasi longsor itu pada Selasa (7/1) kemarin.

Musim Dingin Eropa Ikut Dongkrak Harga Kopra Tembus Rp 8.000 Per Kg, Ini Kata Wagub

Kunjungan Jokowi ke Sukajaya ini dilakukan mendadak. Pasalnya, agenda utamanya sejatinya melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Namun di tengah perjalanan, Jokowi berubah pikiran. Mantan Wali Kota Solo itu memutuskan meninjau Sukajaya. Ia kemudian menyampaikan niatnya itu kepada Sekretaris Kabinet Pramono Anung yang mendampinginya dalam perjalanan.

Pramono lantas menelepon Kepala Biro Protokol Sekretariat Presiden Yayat Hidayat untuk menginformasikan niat Jokowi. "Pak Yayat, Bapak Presiden ingin melihat Sukajaya. Jadi kita belok dulu," kata Pramono kepada Hidayat melalui pembicaraan telepon. Alhasil, mobil yang ditumpangi Jokowi kemudian berbelok dulu ke arah Sukajaya.

Begitu tiba di Sukajaya Jokowi langsung menuju kantor Desa Harkatjaya yang dijadikan posko utama bantuan bagi warga setempat yang terdampak bencana banjir. Di sana Jokowi berdialog dengan warga. Dia juga meminta penjelasan dari para menteri yang menangani. Lalu Jokowi menyerahkan paket sembako kepada para warga terdampak.

Setelah memberikan sembako, Jokowi menuju lokasi longsor yang menutup jalan Desa Harkat Jaya. Dengan mengenakan sepatu sneakers, mantan Gubernur DKI Jakarta itu terus berjalan mendekat titik longsor. Di lokasi longsor tersebut sudah terdapat ekskavator yang digunakan untuk membuka jalan.

Namun saat Jokowi hendak lebih dekat melihat lokasi longsor, hujan turun deras. Melihat hal itu, anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) pun terlihat buru-buru menyediakan pelindung bagi Jokowi.

Akhirnya, kepala negara diberikan jas hujan plastik berwarna hijau serta berlindung di bawah payung berukuran kecil. Jas hujan plastik itu biasanya dijual di pinggir jalan oleh pedagang dengan harga Rp 10.000.

Seorang warga sembari membawa sebuah ponsel sempat mendekat ke arah Jokowi. Ia bersalaman dan juga meminta foto bersama kepala negara. Jokowi kemudian terus berjalan menjauh titik longsor untuk kembali ke Kantor Desa Harkat Jaya. Hujan sedikit reda ketika ia dan rombongan menjauh dari titik longsor tersebut.

Polisi Perfektur Hyogo Tambahkan Empat Perfektur Lagi Sebagai Area dalam Pengawasan

Tambang Ilegal

Dari Sukajaya Jokowi kemudian bergeser meninjau lokasi terdampak banjir bandang dan longsor di Lebak, Banten. Ada dua lokasi yang dikunjungi Jokowi di Lebak ini. Lokasi pertama adalah Pondok Pesantren La Tansa, Parakansantri, Lebakgedong, Lebak, Banten.

Perumahan guru hingga asrama di ponpes ini rusak akibat banjir. Sama seperti di Sukajaya, Bogor, lokasi bencana di Lebak ini juga masih dipenuhi lumpur. Jokowi tampak berdialog dengan jajarannya.

Kemudian lokasi kedua yang disinggahi adalah tempat pengungsian warga. Tempat pengungsian itu ada di GOR Banjaririgasi, Banjaririgasi, Cikomara, Lebakgedong, Lebak, Banten. Dalam kunjungannya di Lebak ini, Jokowi memerintahkan kepada Gubernur Banten untuk menertibkan penambangan emas ilegal yang dinilai menyebabkan perambahan hutan sehingga memicu banjir bandang.

”Di Lebak Provinsi Banten kita lihat memang ini karena perambahan hutan karena menambang emas secara ilegal," kata Jokowi di Kampung Parakan Santri, Desa Banjar Irigasi, Kecamatan Lebak Gedong, Banten, Selasa (7/1).

Menurut Jokowi, aktivitas ilegal tersebut sudah tidak bisa dibiarkan lagi. Pasalnya keuntungan yang didapat dari aktivitas ilegal tersebut merugikan ribuan masyarakat yang terdampak banjir bandang.

Jokowi pun memerintahkan Gubernur Banten Wahidin Halim dan Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya menghentikan aksi penambangan ilegal yang hanya menguntungkan segelintir orang itu. ”Tadi saya sudah sampaikan kepada Pak Gubernur, itu dihentikan. Nggak bisa lagi karena keuntungan 1, 2, 3 orang dirugikan karena banjir bandang ini,” kata Jokowi.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved