Banjir Bandang di Lebo Sangihe
Bupati Sangihe: Akses Sudah Terbuka, 80 KK Mengungsi, 3 Orang Meninggal Dunia
Dikutip dari wawancara RRI yang dibagikan di media percakapan WhatsApp pada grup SAR Provinsi Sulut.
Penulis: Dewangga Ardhiananta | Editor: Maickel Karundeng
TRIBUNMANADO.CO.ID - Bupati Kepulauan Sangihe Jabes Ghagana memberikan keterangan mengenai bencana banjir bandang menerjang di Kampung Lebo, Kecamatan Manganitu, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara (Sulut).
Dikutip dari wawancara RRI yang dibagikan di media percakapan WhatsApp pada grup SAR Provinsi Sulut.
Bupati Sangihe mengatakan, jalan darat akses Desa Sosiung dengan Desa Lebo sudah terbuka.
Lanjutnya, yang paling parah (kerusakan) yaitu yang ada di Desa Lebo.
"Di Desa Lebo kondisinya sekian banyak rumah hanyut dan ada 3 orang yang menjadi korban meninggal dunia," kata Jabes Ghagana, Bupati Kepulauan Sangihe, Jumat (03/01/2020)
Selain itu, ada 6 luka-luka yang sekarang dirawat di rumah sakit dan Puskesmas Manganitu.
"Untuk korban meninggal yang satu sudah ditemukan dan dua korban masih tertimbun longsor," jelasnya.
Sementara saat ini masih dicari yang dua orang tertimbun longsor di Desa Lebo.
Dan ada beberapa titik bencana longsor di Desa Lebo.
Kalau di Desa Lebo yang peristiwa banjir bandang, di balik peristiwa banjir bandang ada satu korban meninggal.
Di desa tersebut yang dua korban tertimbun di rumah itu akibat longsor.
"Kita penanganan pertama ke keluarga-keluarga yang sudah mengungsikan, kami inventarisasi keluarga yang sudah mengungsi," ucap Jabes Ghagana.
Ia menyatakan, memberikan bantuan-bantuan yang sifatnya mendesak kepada masyarakat dan tentu imbauan untuk mewaspadai terhadap bencana-bencana selanjutnya yang harus diwaspadai karena kondisi masih hujan yang sering turun.
"Jadi kita berharap masyarakat juga mewaspadai di mana saja ada kondisi-kondisi positif," ujarnya.
Ada beberapa titik kumpul untuk masyarakat yang mengungsi akibat bencana ini.