Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ribuan Korban Longsor di Bogor Kelaparan: Banyak Desa Masih Terisolasi

Ribuan warga yang terdampak bencana longsor di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (3/1/2020), bertahan di posko pengungsian

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
kompas.com
Pengungsi korban banjir di Jabodetabek. 

 
TRIBUNMANADO.CO.ID, BOGOR – Ribuan warga yang terdampak bencana longsor di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (3/1/2020), bertahan di posko pengungsian dalam situasi serba sulit. Bantuan sangat terbatas dan tidak mencukupi kebutuhan makan bagi ribuan korban di lokasi pengungsian.

Salah satu desa terdampak, Desa Harkatjaya, Kecamatan Sukajaya, pengungsi korban bencana masih kekurangan makanan, minuman dan obat-obatan. Dapur umum yang dibuka karang taruna desa itu juga tidak bisa maksimal melayani warga lantaran keterbatasan personel dan bahan bakar.

Olly Kirim Bantuan Bencana ke Sangihe, Bupati Jabes: Tolong Bantu Pengungsi

Ketua Karang Taruna Desa Harkatjaya Nurdin mengatakan, sudah ada bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor berupa delapan karung beras, mi, dan air bersih.

Ada juga bantuan bahan kebutuhan pokok dari sejumlah sukarelawan yang membantu di desa itu. Namun, bantuan itu dinilai masih sangat terbatas lantaran ada ribuan warga yang saat ini mengungsi. Sebagian besar masih kelaparan.

”Belum maksimal, masih sangat kurang karena pengungsi di sini ada ribuan. Warga desa kami di 13 RW semua terdampak,” kata Nurdin. Ia menambahkan, hingga hari ketiga pascabencana longsor yang menelan korban jiwa 7 orang dan menimbun 11 rumah warga di lokasi itu, dapur umum yang tersedia hanya dapur umum darurat yang dibangun anggota karang taruna bersama warga.

Dapur umum tidak optimal lantaran keterbatasan bahan bakar dan tenaga untuk memasak. Sebelumnya, pada Kamis (2/1/2020), Kompas menelusuri titik longsor di desa itu. Akses jalan ke tempat itu hanya bisa dilalui kendaraan bermotor lantaran beberapa ruas jalan tertutup material longsor.

Di lokasi bencana, warga bertahan di posko pengungsian, seperti balai desa, bangunan sekolah dasar, atau rumah keluarga dan kerabat. Di salah satu lokasi pengungsian, di Sekolah Dasar 03 Sukajaya, warga bertahan di ruang-ruang kelas dan tidur beralaskan tikar. Sebagian ruangan itu juga tampak berlumpur.

Siti Saropah (18), salah seorang warga mengatakan, mereka sangat membutuhkan makanan, minuman, air bersih, dan obat-obatan. Pada Rabu (1/1/2020) malam, mereka juga kedinginan lantaran tidur dengan selimut seadanya. ”Kami ke sini bawa pakaian di badan saja. Anak-anak kami butuh pakaian, selimut, dan popok,” ucapnya.

Banyak desa terisolasi

Bencana alam akibat hujan deras di malam pergantian tahun sejak 31 Desember 2019 sampai 1 Januari 2020 juga mengisolasi sekitar enam desa di Kabupaten Bogor. Salah satu desa yang masih terisolasi hingga Kamis adalah Desa Curug Bitung, Kecamatan Nanggung. Di desa itu ada lima kampung, di antaranya Kampung Kumalasari, Teluk Waru, dan Pasir Bendera, yang akses jalannya tertutup longsor di Kampung Cibeber.

Musim Puncak Hujan, Beberapa Titik di Manado Tergenang, Kumurur: Sistem Drainase Masih Buruk

Padahal, untuk membeli bahan pokok, warga lima kampung itu mengandalkan pasar yang ada di Kampung Cibeber. Untuk menggapai Kampung Cibeber dengan berjalan kaki dari Kampung Teluk Waru atau kampung terdekat menghabiskan waktu tempuh sekitar satu jam.

”Di atas air pipa juga putus. Kami terpaksa minum air seadanya dari air hujan atau air sungai,” ujar Dayat (40), warga Kampung Teluk Waru. 

Jakarta Banjir, Ini Jawaban Anies Baswedan Saat Sebelumnya Ditanya Jokowi Soal Pembersihan Selokan
Jakarta Banjir, Ini Jawaban Anies Baswedan Saat Sebelumnya Ditanya Jokowi Soal Pembersihan Selokan (Instagram Anies Baswedan dan Instagram Jokowi)

 Jokowi Tinjau Waduk Pluit

Presiden Joko Widodo secara mendadak meninjau Waduk Pluit di Jakarta Utara pada Jumat (3/12020), tak lama setelah banjir melanda DKI Jakarta dan sekitarnya. Jokowi ingin memastikan semua alat penanganan banjir yang ada di Waduk Pluit berfungsi secara optimal.

Tiba sekitar pukul 08.55 WIB, Presiden langsung mengecek ke lokasi di mana sejumlah alat berat bersandar di sisi Waduk Pluit. "Ini (alat) enggak jalan?" tanya Presiden kepada operator alat berat yang ada di lokasi, sebagaimana dikutip dari siaran pers resmi Istana Kepresidenan. "Sedang off dulu, Pak," jawab salah seorang operator.

Setelah berdialog sebentar dengan operator alat berat, Jokowi yang datang hanya dengan dikawal oleh sejumlah anggota Paspampres langsung menuju salah satu rumah pompa Waduk Pluit.

Jokowi kembali berdialog dengan salah seorang petugas yang berada di lokasi sembari berkeliling rumah pompa. Mengetahui mesin pompa dalam kondisi baik, mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun langsung berucap "bagus-bagus" dan mengacungkan jempolnya. Setelah kurang lebih selama 20 menit berada di sana, Presiden Jokowi meninggalkan Waduk Pluit pada pukul 09.15 WIB.

Banjir Genangi Lapangan Sparta Tikala, Kepala BPBD: Pasti karena Sampah

Dihubungi secara terpisah oleh Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa inspeksi mendadak tersebut dilakukan Jokowi untuk memastikan Waduk Pluit berfungsi dengan baik.

"Presiden tentunya ingin memastikan Waduk Pluit yang berfungsi sebagai tampungan sementara (polder) yang masuk dari Kali Cideng (termasuk Kali Pakin dan Kali Jelangkeng), anak Kali Ciliwung (Kali Besar) dan saluran drainase sekitarnya dapat beroperasi dengan normal," ucap Basuki.

Selain itu, Basuki menambahkan, Waduk Pluit dilengkapi dengan pompa yang fungsi utamanya pada saat kondisi banjir dan pasang air laut (rob), di mana air akan dipompa dari Waduk Pluit ke laut. Basuki juga menjelaskan bahwa tampungan Waduk Pluit adalah 3,29 juta m3 yang dilengkapi dengan 3 rumah pompa berkapasitas total 49 m3/detik.

"Daerah yang dilayani Waduk Pluit seluas 2080 hektar, termasuk di dalamnya pusat kegiatan ekonomi dan pemerintahan (Monas, Pasar Baru, Mangga Dua, Duri, Kota, dan selainnya). Waduk Pluit menjadi bagian sistem tata air pada kawasan sekitar Istana," ujar Basuki Hadimuljono.

Waduk Pluit berada di bawah tanggung jawab Pemprov DKI Jakarta. Waduk Pluit selesai dibangun tahun 1973, sedangkan pompanya mulai dibangun tahun 1978 dan selesai 1984. Rehabilitasi terakhir selesai dilaksanakan tahun 2014. (Tribun/kps)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved