Olly Kirim Bantuan Bencana ke Sangihe, Bupati Jabes: Tolong Bantu Pengungsi
Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey langsung mengirim bantuan untuk korban bencana banjir dan tanah longsor di Desa Lebo
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Polres Kepulauan Sangihe ikut membantu korban banjir bandang dan tanah longsor di Lebo. Data dari Polres Kepulauan Sangihe, bencana alam tersebut mengakibatkan korban meninggal dunia, luka-luka, serta puluhan rumah mengalami kerusakan.
Korban meninggal atas bernama Lahode Mangepe (83), warga Lebo, hanyut terbawa arus bersama rumahnya. Korban sempat ditemukan warga di pesisir pantai desa setempat.
Saat ditemukan korban masih hidup, namun meninggal dunia saat dievakuasi ke Puskesmas Pembantu Kampung Lebo. Sementara korban hilang, bernama Armando Makanangin (18), warga setempat. Dugaan sementara, korban tertimbun tanah longsor di Lindongan III, Lebo. Tiga korban luka-luka, yakni Wilmar Budiman (72), Uce Makawimbang (46) dan Valen Pubukiran (13), ketiganya warga kampung setempat.
Wilmar, tertimbun reruntuhan bangunan, namun berhasil ditemukan warga dalam keadaan selamat, lalu dievakuasi ke RSUD Liung Kendage, Tahuna menggunakan perahu. Kemudian Uce, hanyut bersama rumahnya dan ditemukan warga dalam keadaan selamat di pesisir pantai desa setempat.
Korban lalu dibawa ke Puskesmas Manganitu. Hal serupa juga dialami oleh korban Valen.
• Jenderal Top Iran Tewas Diserang AS, Kicauan Trump di Twitter: Iran Tidak Pernah Menang Perang
Sedangkan data sementara rumah warga Lindongan II, Kampung Lebo yang mengalami kerusakan total atau hilang terbawa arus banjir bandang, sebanyak 28 unit. Rinciannya, 4 rumah hilang dan 24 rusak parah. Kemudian, rumah warga yang mengalami kerusakan akibat tertimbun tanah longsor di Lindongan III Kampung Lebo, sebanyak 5 unit.
Demikian diungkapkan Kapolda Sulut Irjen Pol R Sigid Tri Hardjanto melalui Kabid Humas Kombes Pol Jules Abraham Abast, Jumat (3/1/2020) tadi. "Berdasarkan laporan dari Polres Kepulauan Sangihe, selain menimbulkan korban jiwa dan material, banjir bandang juga mengakibatkan terputusnya akses jalan yang menghubungkan Kecamatan Manganitu dan Tamako," kata Kabid Humas.
Lanjutnya, hingga saat ini, TNI-Polri dan pihak terkait lainnya beserta masyarakat masih terus berupaya mencari korban hilang akibat bencana.
"Tim gabungan juga masih mengevakuasi warga beserta barang-barang berharga ke tempat yang lebih aman. Personel TNI, Polri dan pihak terkait lainnya masih disiagakan di lokasi bencana," ujarnya.

Hujan Lebat Masih Berpotensi
Carisz Kainama, Bagian Observasi dan Informasi, Stasium Meteorologi Manado-BMKG mengatakan, bencana di Desa Lebo, Kecamatan Manganitu, Sangihe diawali dengan hujan lebat diserta kilat atau petir. Kemudian terjadi banjir bandang yang melanda Kampung Lebo.
Berdasarkan analisis meteorologi pada peta streamline (ketinggian 3.000 feet) tanggal 03 Januari 2020 pukul 08.00, menunjukkan bahwa terdapat tekanan rendah (1009 hPa) di Samudera Hindia sebelah Selatan Pulau Jawa dan terdapat sirkulasi Eddy (Eddy circulation) di wilayah Laut Sulawesi dan Laut Banda.
Gangguan cuaca tersebut menyebabkan terbentuknya daerah belokan angin (shearline) sepanjang wilayah Sulut sehingga menyebabkan pertumbuhan awan konvektif di sebagian besar wilayah Sulut dan mengakibatkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang dengan durasi yang cukup lama.
Pantauan citra satelit cuaca produk Himawari-8 EH 3 Januari 2020 pukul 05.30, 05.40, 05.50 dan 06.00 menunjukkan adanya pertumbuhan dan sebaran merata awan-awan hujan (awan cumulus dan cumulonimbus) yang berpotensi terjadi hujan sedang hingga lebat dapat disertai
kilat atau petir di wilayah Talaud, Sangihe dan Sitaro.
Dapat disimpulkan, kejadian banjir bandang yang melanda wilayah Sangihe disebabkan oleh daerah belokan angin akibat massa udara yang kuat dari arah Timur Laut berbelok tepat di atas wilayah Sulut sehingga
menyebabkan pertumbuhan awan konvektif di sebagian besar wilayah Sulut dan mengakibatkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang dengan durasi yang cukup lama.
Dari pantauan citra satelit, diprediksikan prospek cuaca ekstrem 3 hari ke depan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika serta hasil prakiraan cuaca harian di Stasiun Meteorologi Klas II Sam Ratulangi Manado wilayah Sulut menunjukkan adanya potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang terutama pada pagi, siang, sore, malam dan dini hari.