Banjir di Jakarta
Musim Hujan Diprediksi Sampai Februari 2020, Menteri PUPR Ucap Begini Soal Kemungkinan Istana Banjir
Pada 2013 ketika era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), istana kepresidenan pernah mengalaminya.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Menteri PUPR Basuki Hadimuljono beri penjelasan terkait musim hujan yang bisa ancam istana.
Hujan yang mengguyur wilayah Jabodetabek masih akan berlangsung hingga Februari 2020.
Lantas apakah Istana Kepresidenan, Jakarta, dapat mengalami banjir?
Diketahui, pada 2013 ketika era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), istana kepresidenan pernah mengalaminya.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, masuknya luapan air ke Istana bisa terjadi jika pintu Ciliwung lama dibuka karena telah siaga I.
• Info BMKG: Peringatan Dini Cuaca Sabtu 04/01/20, DKI Masih Waspada, Hujan Petir Berpotensi Terjadi
"Jadi kalau Istana, tergantung dibuka tidaknya pintu Cliwung lama, ya. Semuanya sudah ada sistemnya. Kalau ini siaga I, kewenangan Gubernur untuk membuka, ini yang menuju ke Istana," kata Basuki di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (3/1/2020).
Menurut Basuki, dalam mencegah masuknya air ke Istana, telah disediakan pompa-pompa di beberapa titik sekitaran Istana.
"Kami sudah siapkan pompa dan kemarin saya cek siap. InsyaAllah di sini tidak akan kebanjiran, kalau hujan saya langsung cek pompa di sini," kata Basuki.
Silang pendapat soal banjir Jakarta
Silang pendapat terjadi antara Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal penyebab banjir di Jakarta.
Diketahui sejumlah wilayah di DKI Jakarta terendam banjir setelah hujan mengguyur sejak Selasa (31/12/2019) sore hingga Rabu (1/1/2020).
Basuki Hadimujono dan Anies Bawedan berbeda pendapat saat menyampaikan pernyataan pers di Kawasan Monas, setelah memantau dampak banjir dari udara.
Basuki menilai bahwa banjir terjadi akibat luapan air sungai.
Dari 33 kilo meter kali Ciliwung baru 16 KM yang dinormalisasi.
Menurutnya, luapan air tidak terjadi pada aliran sungai yang dinormalisasi.
• Bencana di Jakarta, Ini Banjir Paling Mematikan di Dunia, Timbulkan Penyakit, Jutaan Orang Tewas
"Mohon maaf bapak gubernur selama penyusuran kali Ciliwung ternyata sepanjang 33 km itu yang sudah ditangani, dinormalisasi 16 km. Di 16 km itu kita lihat insyaallah aman dari luapan," kata Basuki Hadimuljono di Monas, Rabu, (1/1/2020).
Menurut Basuki harus diskusikan sisa panjang sungai yang belum dinormalisasikan tersebut.
Termasuk kali Pasangrahan yang menuju Banjir Kanal Timur.
Pihaknya kata Basuki sedang menunggu kesepakatan dengan masyarakat untuk pembebasan lahan yang akan terdampak normalisasi sungai.
"Kami menunggu sekarang kesepakatan dengan masyarakat. Alhamdulillah menurut beliau masyarakat sudah diskusi dan insyaAllah masyarakat bisa menerima itu, mudah-mudaham bisa kita tangani," katanya.
Mendengar pernyataan tersebut, Anies Baswedan yang berada di sebelah Basuki lalu menyanggahnya.
Menurut Gubernur, selama tidak ada pengendalian air yang masuk ke Jakarta, maka upaya apapun yang dilakukan tidak akan berdampak signifikan.
"Mohon maaf pak menteri saya harus berpandangan karena tadi bapak menyampaikan. Jadi, selama air dibiarkan dari selatan masuk ke Jakarta dan tidak ada pengendalian dari selatan, maka apa pun yang kita lakukan di pesisir termasuk di Jakarta tidak akan bisa mengendalikan airnya, " katanya.
Anies Baswedan mencontohkan wilayah Kampung Melayu yang tetap dilanda banjir pada Maret lalu, padahal sungai yang ada di sekitarnya sudah di normalisasi.
"Artinya kuncinya itu ada pada pengendalian air sebelum masuk pada kawasan pesisir," katanya.
Anies Baswedan mengapresiasi keputusan Kementerian PUPR yang membangun dua bendungan di Bogor, Jawa Barat untuk mengendalikan air yang masuk Ke Jakarta.
Untuk diketahui Kementerian PUPR membangun Bendungan Sukamahi dan Bendungan Ciawi di Megamendung, Bogor Jawa Barat.
• Ini Keajaiban Batu Sakral, Pengunjung Terlempar Hingga Turis Sembuh Dari Lumpuh
Dua bendungan tersebut diprediksi akan rampung pada 2020.
"Kalau dua bendungan itu selesai, maka volume air yang masuk ke pesisir bisa dikendalikan," katanya.
Menurut Anies selama air mengalir begitu saja tanpa dikendalikan, menurutnya selebar apa pun sungainya, maka volume air tetap tinggi.
"Karena makin banyak kawasan yang digunakan untuk perumahan. Sehingga air pun mengalir ke sungai," katanya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com