News
Demokrat Butuh 22 Orang Republik yang Membelot di Senat Untuk Menangkan Pemakzulan bagi Donald Trump
Dua pasal pemakzulan Trump yang disidangkan itu adalah penyalahgunaan kekuasaan serta menghalangi penyelidikan Kongres.
TRIBUNMANADO.CO.ID — Presiden Amerika Serikat Donald Trump resmi dimakzulkan oleh DPR AS.
Presiden Donald Trump diputus memenuhi dua pasal pemakzulan yang diajukan oleh DPR AS pada Rabu (18/12/2019).
Dua pasal pemakzulan Trump yang disidangkan itu adalah penyalahgunaan kekuasaan serta menghalangi penyelidikan Kongres.
Selepas dari DPR AS, agenda selanjutnya adalah membawa dua pasal pemakzulan itu ke level Senat yang dijadwalkan bersidang pada Januari 2020.
Di sini, pasal tersebut membutuhkan setidaknya dua per tiga dukungan dari total 100 senator untuk menyingkirkan Donald Trump dari jabatannya.
Ini berarti 67 senator harus memberikan dukungan, di mana Demokrat yang berjumlah 45 butuh setidaknya 22 orang Republik yang membelot.
• Donald Trump Dimakzulkan, Menkeu Sri Mulyani Sebut Pemerintah RI Harus Waspada
• Terungkap, Ternyata Ini Penyebab Banyak Munculnya Ular Kobra pada Akhir 2019 di Pulau Jawa
Dilansir The Telegraph, Hakim Ketua Mahkamah Agung John Roberts bakal bertindak sebagai pengadil dalam sidang pemakzulan Trump.
Ke-100 senator itu bakal bertindak sebagai juri, di mana mereka akan mendengarkan dalam diam dua pasal pemakzulan yang menerpa presiden 73 tahun itu.
Ketua DPR AS Nancy Pelosi bakal memilih kuasa hukumnya untuk membela pasal tersebut, dengan tim kepresidenan juga menunjuk pengacara terbaiknya.
Bagaimana sidang itu akan berlangsung, durasi, dan berapa banyak saksi yang dipanggil, bakal dibahas berdasarkan Konstitusi AS.
Trump sempat menyiratkan bahwa dia lebih menyukai durasi sidang yang panjang, di mana para pendukungnya bisa membantu membelokkan opini publik.
Sejumlah elite Republik telah melobi Demokrat agar Joe Biden dan putranya, Hunter, bisa dihadirkan di sidang sebagai saksi.
Sebabnya, Trump sempat meminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky guna menyelidiki Joe BIden dan Hunter pada Juli lalu.
• Operasi Lilin Samrat 2019 Kotamobagu Dimulai, Kapolres Pimpin Apel Gelar Pasukan
• Maraknya Kemunculan Ular Kobra, LIPI: 3 Predator Alami Anakan Ular Hilang, Berikut Selengkapnya
Sementara Demokrat berusaha membujuk Republikan untuk menghadirkan saksi mereka sendiri, termasuk sejumlah pejabat AS yang dianggap terlibat.
Mereka adalah Penjabat Kepala Staf Gedung Putih Mick Mulvaney, ataupun mantan Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton.