News
BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Sulut 2019 di Level 5,8 Persen, Turun Dibanding Tahun Lalu
Kepala BI Sulut, Arbonas Hutabarat mengatakan, pihaknya sebagai bank sentral bersikap konservatif.
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Maickel Karundeng
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulut memprediksikan Pertumbuhan Ekonomi Sulut (PE) Sulut tahun 2019 di rentang 5,8 hingga 6 persen.
Melihat prediksi itu, PE tahunan Sulut tahun ini turun dibanding tahun 2019. PE Sulut tahun lalu secara kumulatif, 6,01 persen.
Kepala BI Sulut, Arbonas Hutabarat mengatakan, pihaknya sebagai bank sentral bersikap konservatif.
"Kita ambil batas bawahnya saja 5,8 persen," ujar dia.
Menurutnya, ada beberapa faktor sehingga PE Sulut bisa turun tahun ini.
Pertama tekanan inflasi di November yang mencapai 3,30 persen.
Angka inflasi tertinggi di Indonesia itu disebabkan oleh gejolak harga komoditas strategis, yakni tomat sayur yang melesat hingga 400 persen.
Kemudian, melemahnya ekspor akibat jatuhnya harha komoditas andalan Sulut seperti kopra dan lerikanan.
"Selain itu ada efek lainnya seperti masih kurangnya diversifikasi produk dan imbas perang dagang, perlambatan ekonomi secara global," katanya.
Pada triwulan III 2019, PE Sulut tumbuh 5,20 persen (y-on-y).
Sementara secara q-to-q (dibanding triwulan II) hanya tumbuh 4,90 persen. Sedangkan secara kumulatif (y-to-d) hingga triwulan III 2019 tumbuh 5,73 persen.
Meskipun begitu, Arbonas bilang, pihaknya optimis akan terjadi pembalikan angka PE di triwulan III ini.
Konsumsi akan naik seiring datangnya Natal dan Tahun Baru.
"Natal bakal jadi motor karena konsumsi naik bisa sampai 150 persen. Orang belanja pakaian, makanan dan kebutuhan lainnya," katanya.
Optimisme juga datang dari Pemprov Sulut. Asisten II Sekprov Sulut, Praseno Hadi mengatakan, PE di atas 6 persen.