Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Begini Prediksi BI soal Tekanan Kenaikan Harga Rendah setelah Natal

Bank Indonesia (BI) memperkirakan tekanan kenaikan harga pada Januari 2020 atau pada 3 bulan mendatang akan lebih rendah

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
kontan
Bank Indonesia 

Endy bilang penopang ekonomi tahun depan masih mengandalkan konsumsi rumah tangga. Menurutmya, dengan kondisi ekonomi global dan perang dagamg yang masih terjadi membuat konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah masih jadi andalan.

Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan kondisi global dinilai menantang sepanjang tahun ini. Bahkan, tahun 2019 dinilai menjadi tahun yang paling berat untuk perekonomian dalam negeri.

"Jadi kita melihat angka 5,1 persen itu angka yang durable untuk tahun ini ... Tapi kita expect ya itu deket-deket 5,1 persen, di atas 5 persenlah karena kita masih punya dari sisi konsumsi kita masih quite strong, governance support untuk konsumsi khususnya di masyarakat yang berpendapatan di bawah juga banyak," kata Destry di gedung BI, Jakarta, Senin (2/12).

Dia menjelaskan, penyebab loyonya perekonomian di tahun ini karena negara tujuan ekspor terbesar Indonesia juga mengalami perlambatan ekonomi, yakni China, India dan Eropa. Namun, menurut Destry, ada sisi positif dari dalam negeri.

"Untung aja B20 udah jalan. Jadi kalau kita liat impor oil and gas itu turunnya signifikan jadi udah impact-nya, udah agak mengurangi di neraca perdagangan kita yang akhirnya memengaruhi neraca transaksi berjalan," lanjutnya.

Kepala Ekonom BNI Ryan Kiryanto menilai pertumbuhan ekonomi tahun 2020 lebih baik karena berbagai faktor, seperti akan dibuatnya Ombibus Law Cipta Lapangan Kerja dan Ombibus Law Perpajakan.

Dapat Penghargaan Wilayah Bebas Dari Korupsi, Bawensel: Ini Hadiah Akhir Tahun Buat Polresta Manado

Menurutnya, meski ekonomi global belum pulih dan perang dagang belum akan selesai, tapi Indonesia tidak akan terdampak bila mampu menjaga dua hal yakni konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah.

"Pertumbuhan ekonomi 5,1 persen sudah ditangan dari dua faktor ini, tapi bisa lebih baik bila didukung investasi dan ekspor, dan sumber pertumbuhan ekonomi baru lain seperti pariwisata," ujar dia

Masih menurut Endy, pada kuartal IV-2019, konsumsi rumah tangga diprediksi mencapai 5,02% atau naik tipis dibandingkan kuartal III-2019 yang mencapai 5,01 persen. Menurutnya, ada perlambatan konsumsi rumah tangga pada kuartal III-2019. Pada kuartal II-2019, konsumsi rumah tangga mencapai 5,17 persen.

Hal ini karena pada segmen masyarakat menengah ke atas konsumsi cenderung turun karena lebih memilih untuk menyimpan uangnya dan akan dikonsumsi pada kuartal IV-2019. Sedangkan untuk masyarakat menengah ke bawah upah cenderung turun seperti nilai tukar petani. (kontan.co.id)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved