Megawati Usir Pendukung Khilafah dari Indonesia
Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri berkomentar keras soal ideologi khilafah. Ketum PDIP yang biasa disapa Mega
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri berkomentar keras soal ideologi khilafah. Ketum PDIP yang biasa disapa Mega ini bahkan tegas mengusir mereka yang pro paham khilafah.
• Ayah Andy Ruiz Jr Soal Anthony Joshua: Dia Petinju yang Baik, dan Orang yang Hebat
”Jadi untuk apa hidup di Indonesia ini. Jangan rusak negara ini. Pergilah kalian," kata Megawati saat menyampaikan sambutan di Gedung Konvensi TMP Kalibata, Jakarta, Senin (9/12).
Megawati melanjutkan, para pendukung khilafah itu dia tantang untuk datang ke DPR dan berdiskusi, tetapi satu pun tak ada yang muncul. "Saya sudah buka diri, enggak usah main di jalanan, datang ke DPR, sampaikan konsep itu, lalu apa bedanya dengan Pancasila yang sudah sangat dihargai bukan hanya Indonesia saja, tapi banyak negara di luar Indonesia yang mengakui," beber dia.
Megawati menerangkan, paham khilafah sendiri tidak diterima di negara jazirah Arab, seperti di Saudi, Suriah, Iran, Libya, bahkan Mesir. "Tahun berapa yang namanya khilafah itu sudah ndak ada, bubar.

Ketika baca sejarah ketika Turki menjadi republik itulah enggak ada lagi. Boleh kalau ndak percaya ayo sini bilang, 'oh Bu Mega bohong ya'. Saya kan baca sejarah lho tahun 1924 (khilafah) selesai, kok sekarang mau lagi? Kenapa enggak ada yang berani sana datang ke DPR?" ungkap dia.
Ketua Dewan Pengarah BPIP itu juga sempat menyinggung masalah ASN yang terpapar radikalisme. Megawati awalnya membandingkan pemahaman nilai Pancasila di kalangan anak muda dengan para tokoh BPIP yang usianya sudah tua.
• Isu Koalisi Nasdem dan PKPI di Pilkada 2020, Ketua PKPI Dampingi Lomban Daftar Calon Wali Kota
Megawati menyebut, meski para anggota Dewan Pengarah BPIP sudah tua, namun semangat mereka masih tinggi dalam membumikan dan mengamalkan nilai Pancasila. "Ada Pak Tri, ada Pak Buya Syafii, tokoh kita sudah sepuh-sepuh. Pak Tri itu delapan puluh, jalan saja sudah gemetaran. Tapi semangatnya luar biasa," kata Megawati.
Megawati kemudian membandingkan semangat Pancasila para tokoh sepuh di lingkungan BPIP itu dengan ASN Kemensos yang hadir di acara tersebut. Megawati heran dengan pada ASN yang terpapar paham radikalisme.
“Masa kayak gini kalah, sudah gitu terkontaminasi lagi. Ya elah. Langsung saja Pak Menteri, enggak usah apa-apa. Pecat sajalah, untuk apa sih," kata Megawati kepada Mensos Juliari Batubara yang juga hadir dalam acara tersebut.
"Dia mau apa, mempengaruhi? Kan dibilang di ASN itu lumayan lho yang mulai terkontaminasi, terus kan mulai wah, gimana cara untuk mengembalikannya," lanjut Ketum PDIP itu.
Megawati juga sempat menyinggung soal fenomena mudahnya menyerang orang lain karena hanya beda pandangan. Ia merujuk kepada kasus penyerangan mantan Menko Polhukam Wiranto beberapa waktu lalu.
• Eman Sebut Momentum Natal Menjadi Pemulihan Bagi Kita Semua
"Itu lho kenapa kita rusak. Kalau enggak cocok langsung dibunuh," kata Megawati. "Enggak ngerti saya apa salah Pak Wiranto lho ya. Yang nusuk dia belum tentu kenalan Bapak Wiranto, main tusuk," lanjut Megawati.
Megawati kemudian mengingatkan pentingnya para ASN memiliki watak berlandaskan Pancasila. Sebab, mereka lah yang akan menjadi pemimpin negara. Selain itu, Megawati juga sempat bercerita soal anak muda yang mengkritik Pancasila namun sebenarnya tidak paham di mana letak kelemahan Pancasila.
"Ada mahasiswa ketemu saya ya: Bu, Pancasila itu katanya jelek, apa jeleknya. Jeleknya diam-diam, lho kamu sudah pernah baca belum, emang tahu urusan Pancasila? Belum, bu," kata Megawati menirukan. (tribun networks/fds/dod)