Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pendaftaran PDIP

Pengamat Bilang PDIP Memposisikan Diri Sebagai Parpol Inklusif

Sebab PDIP memiliki banyak kader-kader yang selain kapasitasnya bagus namun juga memiliki tingkat popularitas dan elektabilitas yang bagus.

Penulis: Dewangga Ardhiananta | Editor: Alexander Pattyranie
Tribun Manado/Ryo Noor
Ferry Liando 

News Analysis oleh :
Ferry Daud Liando
Pengamat Politik Sulawesi Utara

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sepertinya PDIP ingin memposisikan dirinya sebagai parpol inklusif.

Membuka diri bagi siapa saja untuk menjadi calon.

Walaupun demikian hal itu tidak perlu dilakukan PDIP.

Sebab PDIP memiliki banyak kader-kader yang selain kapasitasnya bagus namun juga memiliki tingkat popularitas dan elektabilitas yang bagus.

Biasanya parpol yang membuka pendaftaran bagi pihak eksternal karena ada kesadaran atau keyakinan parpol itu bahwa parpol tidak memiliki stok kader yang bagus sehingga harus membuka lamaran dari pihak eksternal.

Dalam permainan sepak bola, terjadi pembelian pemain dari klub lain karena pemain dalam tim itu kurang meyakinkan atau kurang prestasi.

Cara demikian banyak ditiru oleh parpol.

Pencaplokan kader dari parpol lain atau yang bukan kader parpol sebagai pertanda bahwa parpol itu gagal menciptakan calon pemimpin.

Tugas parpol itu mempersiapkan calon pemimpin.

Anggaran negara melalui APBN dan APBD cukup besar untuk membiayai parpol.

Anggaran itu bermaksud agar parpol mempersiapkan calon-calon pemimpinnya untuk dipersiapan baik dalam pilkada maupun pemilu.

Mekanisme persiapan itu adalah merekrut anggota masyarakat untuk jadi kader atau anggota parpol.

Setelah terdaftar sebagai anggota parpol, tugas parpol selanjutnya adalah melatih dan mendidik kader-kadernya untuk menjadi calon pemimpinnya.

Dilatih pengetahuannya, dilatih kompetensi dan kapasitasnya serta dilatih akhlak dan moralnya.

Setelah proses itu berjalan, akan ada masanya masing-masing parpol akan melakukan seleksi bagi anggotanya untuk di persiapkan mengikuti oilkada atau pemilu.

Mereka adalah utusan parpol untuk ditawarkan ke publik.

Parpol itu memiliki tiga fungsi.

Pertama, merumuskan rancangan kebijakan publik yg dibahas bersama para ahli yang kemudian rancangan kebijakan itu ditawarkan kepada publik melalui pemilu atau pilkada.

Kedua, mempersiapkan calon-calon pemimpin untuk memperjuangkan usulan kebijakan publik yang dimiliki oleh parpol baik di DPRD maupun di eksekutif.

Ketiga, memperjuangkan kebijakan publik pada lembaga-lembaga eksekutif dan legislatif.

Parpol yang selama ini hanya terbiasa melirik kader-kader dari parpol lain adalah parpol yang tidak dewasa.

Harusnya masing-masing parpol percaya dengan kader-kader binaannya sendiri.

Kebiasaan parpol besar seperi PDIP, Golkar, Nasdem dan parpol-parpol lain membuka pendafaran calon sesungguhnya lebih mengutamakan pada pendekatan pragmatis irasional.

Tabiat parpol seperti ini biasanya parpol yang selalu takut kalah.

Sehingga untuk menang, segala cara bisa dilakukan, termasuk hal-hal yang tidak masuk akal dan apolitis.

Jika hanya membuka peluang masukannya calon dari bukan kader parpol lewat mekanisme pembukaan pendaftaran bagi kalangan umum, lalu buat apa parpol itu didirikan.

Harusnya masing-masing parpol memberikan pendidikan politik yang baik dengan lebih mengutamakan kader sendiri sebagai calon kepala daerah.

Harusnya PDIP tidak perlu membuka pendaftaran terbuka.

Sebab stok kader PDIP yang memiliki kualitas sangatlah banyak.

(Tribunmanado.co.id/Dewangga Ardhiananta)

BERITA TERPOPULER :

 Kejelasan Susi Pudjiastuti untuk Pimpin BUMN, Menteri Erick Thohir: Figur Terbaik untuk Bank Mandiri

 Erick Thohir Lakukan 6 Gebrakan, Rini Soemarno Ngapain Aja Kemarin? Yunarto Wijaya Mempertanyakan,

 Sempat Viral di Facebook, Tendang Pintu Gereja Sambil Mengancam Warga Pakai Pisau di Jalan

TONTON JUGA :

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved