News
Istri Kepsek Tolak Autopsi, Polisi Tetap Lakukan Penyelidikan Kasus Menggemparkan, Mayat Dalam Mobil
Mengenai penemuan mayat kepala sekolah, istri tolak autopsi. Polisi tetap melakukan penyelidikan kasus yang menggemparkan ini.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Polisi masih melakukan penyelidikan terkait ditemukannya seorang kepala sekolah atau kepsek tak bernyawa di dalam mobil dalam keadaan tak memakai celana atau setengah telanjang.
Penyelidikan tetap dilakukan polisi meskipun pihak keluarga telah menolak untuk dilakukan autopsi terhadap jasad kepala sekolah tersebut.
• Mesin Mobil Masih Menyala, Kepsek Ini Ditemukan Tak Pakai Celana, Meninggal di Tempat Duduk Belakang
Kepsek yang dimaksud bernama Iin Sodikin (57). Dia merupakan Kepala SD Cipondok, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya.
Iin Sodikin ditemukan dalam mobil di tepi jalan raya di Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (4/12/2019) sore.
"Istri korban secara tertulis di atas segel menolak dilakukan autopsi, tapi bukan berarti penyelidikan dihentikan. Kami masih terus bergerak mengusut kasus yang menggemparkan warga ini," kata Kapolsek Kadipaten, AKP Erustiana, Kamis (5/12).
Warga menemukan korban sudah tak bernyawa, di dalam mobil Toyota Avanza D 1469 ACU, di betulan Tagog, Desa Pamoyanan, Kecamatan Kadipaten, di tepi jalan negara Tasikmalaya-Bandung, Rabu kemarin sore.
Yang membuat warga terkejut, saat ditemukan, korban tak mengenakan celana panjang maupun celana dalam alias setengah telanjang.
Jajaran Polsek Kadipaten yang melakukan identifikasi menemukan KTP elektronik atas nama korban.
Petugas juga sempat terkejut melihat kondisi korban setengah telanjang.
Petugas langsung mengevakuasi jasad korban ke RSU dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya, untuk menjalani autopsi.
Menurut AKP Erustiana, sejauh ini pihaknya masih mengumpulkan saksi-saksi untuk memastikan penyebab kematian korban.
Meski secara kasat mata tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban, tapi bisa saja ada temuan baru dari keterangan saksi baru yang menjadi indikasi ke perbuatan pembunuhan.
"Kami masih berupaya mencari saksi-saksi baru. Tapi dugaan sementara memang karena serangan jantung. Untuk memastikannya sebenarnya harus autopsi. Tapi karena keluarga menolak, kami cari upaya lain," ujar AKP Erustiana.
Tanda-tanda kekerasan yang bisa menghilangkan nyawa, kata AKP Erustiana, seperti lebam-lebam di leher, bekas cekikan, mulut berbusa karena diracun, atau ada luka tusuk di daerah organ vital.
"Nah tanda-tanda seperti itu tidak ditemukan di tubuh korban," katanya.
