Berita Bolmong
Kisah Barista Muda BMR, Lepas dari Jerat Kemiskinan, Buka Lapangan Kerja
Profesi Barista diminati kalangan muda Bolaang Mongondow Raya (BMR). Barista melepaskan mereka dari jerat kemiskinan.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID - Profesi Barista diminati kalangan muda Bolaang Mongondow Raya (BMR).
Barista melepaskan mereka dari jerat kemiskinan.
Para Barista muda tampil dalam Festival Kopi yang dihelat Badan Keuangan Daerah (BKD) Bolmong, Senin (2/12/2019) di parkiran kantor Pemkab Bolmong.
Dengan cekatan mereka membuat kopi.
Gaya mereka mirip profesional.
Dengan gerakan akrobatis, seorang Barista muda terlihat mengaduk-aduk gelas berisi kopi dan menuang isinya ke gelas lain dengan gerakan akrobatis.
• Keseruan Festival Kopi, Para Barista Antusias Meracik
"Rasanya tak kalah dengan di hotel berbintang," kata Viko seorang warga.
Arfa Badu Barista asal Lolak mengatakan ia masuk ke dunia barista karena ingin mengubah hidup.
"Saya ingin punya kerjaan dan pada akhirnya menciptakan pekerjaan bagi orang lain. Saya pilih barista," kata dia.
Sayang tak ada mentor Barista di wilayahnya. Namun ia tak patah semangat.
• Tak Sengaja Telan Duri Ikan, Pria Ini Malah Selamat dari Maut
"Saya belajar dari Youtube serta internet," kata dia.
Belajar secara otodidak, ia mengaku alami kesulitan luar biasa.
Menjadi Barista ternyata sangat sulit.
"Sulit sekali, perlu kepintaran, kesabaran dan seni, saya hampir saja menyerah," kata dia.
Kekuatan mimpilah yang membuatnya dapat menjadi barista. Perlahan, dia dapat berkarir sebagai barista hingga membuka usaha sendiri.
• Golkar, PAN dan Nasdem Bisa Ciptakan Koalisi Paket Besar
"Saya buka kedai sendiri di Lolak, dengan begitu saya bisa bekerja dan menciptakan pekerjaan bagi orang lain," kata dia.
Ia menyebut terdapat banyak pemuda Lolak yang ingin berkarir sebagai Barista.
Keuntungan finansial Barista menarik mereka.
"Mereka ingin mengubah nasib, tak mau berjemur di sinar matahari sambil petik padi, mereka ingin maju dan jadi barista adalah pilihan mereka, itu karena mereka semua tahu Kopi," kata dia.
• Habib Rizieq Shihab Sebut Dicekal, Mahfud MD: Itu Diulang-ulang, Melapor Saja Tidak Pernah
Sayangnya sarana untuk itu tidak tersedia.
Tak semua mampu belajar otodidak. "Mustinya pemerintah bisa memberikan bantuan pelatihan barista karena potensi pemuda Bolmong sangat bagus, ini bisa membuka lapangan kerja," kata dia.
Alvist pemuda lainnya yang masih berumur 21 tahun mengaku merantau ke Manado untuk belajar Barista.
"Awalnya saya suka munum kopi, lantas ada teman yang katakan kalau kau mau mengubah hidup jadilah barista," kata dia.
Alvist harus belajar susah payah menjadi Barista.Ia meniti karir dari bawah.
• Erick Thohir Mundur dari BUMN Jika Diminta Selesaikan Kasus Krakatau Steel dengan Syarat Ini
"Saya ini dari waiter kemudian naik pelan pelan, sangat berat," katanya.
Menurutnya Barista adalah ilmu yang sulit.
Paling sulit adalah menentukan campuran. "Itu adalah penentunya," kata dia.
Kerja kerasnya terbayar. Dia kini bekerja sebagai barista di salah satu rumah kopi di Kotamobagu.
Penghasilannya cukup "Saya sudah bisa hidupi diri sendiri dan terpenting bisa berkarya," katanya.
Ia mengaku terus berupaya meningkatkan kemampuan diri. Dirinya sudah berhasil menghasilkan resep sendiri.
"Saya terus belajar di internet tentang teknik membuat kopi," kata dia. (art)
• Bandara Samrat Bersolek, Sambut Natal dan Tahun Baru, Komit Beri Pelayanan Terbaik