Erick Batalkan Rencana Super Holding, dari 142 BUMN, hanya 15 yang Untung, 7 Merugi
Menteri BUMN Erick Thohir membatalkan rencana membentuk Super Holding BUM yang digagas Menteri BUMN sebelumnya, Rini Soemarno.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Sigit Sugiharto
TRIBUNMANADO.CO.ID - Menteri BUMN Erick Thohir membatalkan rencana pembentukan Super Holding BUMN yang pernah digagas oleh Menteri BUMN di periode sebelumnya, Rini Soemarno.
Dalam rapat kerja perdana Kementerian BUMN dengan Komisi VI DPR RI, Erick Thohir mengatakan bahwa strategi yang seharusnya dilakukan bukan Super Holding, melainkan lebih ke subholding.
Dengan demikian, nantinya perusahaan-perusahaan BUMN akan dikelompokan sesuai kegiatan dan unit usahanya.
”Bisnis model harus diperbaiki. Jadi Superholding kita ubah konsepnya. Jadi Subholding jadi unit usaha,” kata Erick dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI membahas Penyertaan Modal Negara (PMN) BUMN untuk Realisasi 2019 dan Rencana 2020 Kompleks Senayan, Jakarta Pusat, Senin (2/12).
Sebagai contoh, kata Erick, kemungkinan tak akan menyatukan BUMN Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III, dan Pelindo IV menjadi satu holding.
Empat BUMN pelabuhan itu justru bakal diubah sesuai dengan unit usaha.
• Erick Thohir Akan Bubarkan Ratusan Anak Cucu BUMN Tak Jelas
Jadi, nantinya akan ada Pelindo khusus mengurusi peti kemas, Pelindo yang mengurus pelabuhan curah cair, dan kegiatan usaha lain yang berbeda.
Selama ini, empat BUMN Pelindo berjalan sesuai dengan regionalnya, tapi unit usaha di dalamnya memiliki kesamaan.
Erick menjelaskan, setelah banyak melakukan pantauan langsung, strategi yang digadang-gadang oleh Rini Soemarno dengan membentuk Superholding kurang tepat untuk menggejot produktivitas perusahaan plat merah di dalam negeri.
Di depan anggota DPR RI, Erick menjelaskan soal pengalamannya saat mengunjungi Teluk Benoa, pelabuhan di Bali yang begitu kontraproduktif.
Hal tersebut terjadi karena pelabuhan yang mengurusi Teluk Benoa diberikan operasional per wilayah.
”Saya lihat sangat kontraproduktif. Tidak mungkin yang namanya buat peti kemas, curah cair, berdampingan dengan yang ada ikannya di depan. Saya didampingi Pak Koster (Gubernur Bali) dan Pak Doso Agung (Dirut Pelindo III), langsung kita putuskan relayout.” kata Erick.
Selain Pelindo, Erick juga akan membuat BUMN lebih fokus pada sektor usahanya.
Ia melihat ada beberapa yang tidak fokus. Salah satu diantaranya yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk GIAA.
Menurut Erick, Garuda Indonesia membentuk anak usaha yang tak sesuai dengan inti bisnisnya.