Pengusaha Angkot dan 1 Keluarga Tewas di Tol Cipali, Sopir Truk Kaget, Ini Kronologinya
Enam tewas dan satu luka berat saat minibus Avanza menyeruduk truk pengangkut motor baru di Tol Cipali.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Sigit Sugiharto
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kecelakaan maut terjadi di di KM 113.200 Tol Cipali, Kampung Haniwung, Desa Gembor, Kecamatan Pagaden, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Minggu (1/12/2019) pukul 05.15 WIB.
Minibus Toyota Avanza Nopol B 1076 PVC yang dikemudikan Sutarno menabrak dari belakang truk Misubishi Nopol B 9556 UIO yang dikemudikan Imron Fauzi.
Kecelakaan itu menewaskan enam dari tujuh penumpang Azanza tewas. Satu penumpang terluka parah.
Ini kronologi kecelakaan Tol Cipali:
Minggu(1/12/2019) pukul 05.00 WIB:
1. Minibus yang dikemudikan Sutarno melintas dari arah Palimanan menuju Cikopo sekitar pukul 05.00 WIB.
2. Di jalur yang sama atau di jalur lambat, juga melaju truk bermuatan sepeda motor menuju ke arah yang sama. Saat itu kecepatan truk hanya 50-60 kilometer per jam.
3. Mendadak minibus yang dikendarai Sutarno menabrak bagian belakang truk, hingga masuk ke kolong. Kondisi minibus ringsek tidak berbentuk.
4. Sopir truk pengangkut sepeda motor mengaku kaget mendengar bunyi keras di bagian belakang. Ia langsung menghentikan kendaraan dan menengok. Sopir kaget begitu melihat ada minibus di kolong.
• Soal Laka Maut Tol Cipali, Dirjen Hubdar: Mungkin Sopir Ngantuk dan Kecepatan Tinggi
Daftar korban tewas:
1. Sutarno (44), warga Jalan Raya Jagakarsa, Gang Keramat, RT0 11 RW 007, Kelurahan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
2. Sukardi (42), warga Kampung Sangiang, RT 005 RW 015, Kelurahan Gebang Raya, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang.
3. Sunarto (33), warga Jalan Raya Jagakarsa, Gang Keramat, RT0 11 RW 007, Kelurahan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
4. Ny Tutik Kurniawati (34), warga Klodran, RT 007 RW 003, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali.
5. Belum diketahui identitasnya, anak-anak (belum pernah direkam e-KTP).
6. Belum diketahui identitasnya, anak-anak(belum pernah direkam e-KTP).
Adapun, korban luka berat, yakni:
1. Ny Partini (41), warga Jalan Raya Jagakarsa, Gang Keramat, RT0 11 RW 007, Kelurahan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Di antara para korban tewas ada tiga orang yang merupakan satu keluarga, yakni Sunarto (33), Ny Tutik Kurniawati (34) dan Raka (10).
Sutarno (44) adalah Pengusaha Angkot
Sutarno, salah seorang korban tewas kecelakaan adalah seorang pengusaha angkot Jak Lingko.
Misnan, tetangga Sutarno di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, membenarkan kabar tersebut.
Ia juga menyebut kendaraan jenis minibus yang dikendarai Sutarno adalah milik pribadi.
"Angkotnya jurusan Lenteng Agung-Andara. Bukan dia yang bawa sendiri tapi. Ada sopirnya," kata Misnan, Minggu(01/12).
Misnan menjelaskan minibus yang dikemudikan Sutarno dalam keseharian hanya dipergunakan untuk pulang ke kampung halaman di Sragen, Jawa Tengah.
Misnan mengatakan, Sutarno lebih memilih menggunakan sepeda motornya untuk beraktivitas sehari-hari.
Ia mengatakan, mobil yang ringsek tak berbentuk usai kecelakaan tersebut sudah dimiliki Sutarno sekira dua tahun.
Menurutnya, Sutarno sebelumnya juga pernah memiliki mobil pribadi namun biasanya dijual dalam kurun waktu satu tahun usai dibeli.
Selain itu, Misnan mengungkapkan, belum lama mobil tersebut baru diperbaiki karena sempat kecelakaan ketika dipinjam oleh kerabatnya.
"Saya tidak tahu persis rusaknya waktu itu di mana. Tapi, dia bilang habis banyak, sekira Rp 10 jutaan," kata Misnan.
Misnan juga mengatakan, istri Sutarno yang juga jadi korban dalam kecelakaan tersebut sehari-harinya berjualan sayur di Kebagusan Jakarta Selatan.
Sehari-hari, Sutarno tinggal bersama istri dan dua orang anaknya, yakni Zaki yang duduk di kelas tiga Sekolah Dasar, dan Ari yang duduk di bangku SMA.
Firasat Terakhir
Misnan mengaku terkejut ketika mengetahui Sutarno menjadi korban kecelakaan lalu lintas di KM 113 Tol Cipali.
Misnan pun mengungkapkan komunikasi terakhirnya dia dengan Sutarno sekira dua pekan lalu.
Perbincangan bertopik soal arisan bulanan warga yang akan digelar di rumah Sutarno.
Namun, menurut Misnan, Sutarno menolak karena harus mengantar keluarganya di Sragen untuk umrah.
"Saya cuma ngomong, cemen! Begitu saja sambil bercanda. Tahunya ada seperti ini. Ya kita kaget," kata Misnan.
Sutarno atau yang akrab disapa Darmo di lingkungan rumahnya tersebut merupakan orang yang dikenal aktif di masyarakat.
Sutarno juga dikenal ramah dan kerap bergaul dengan tetangga sekitarnya.
"Kerja bakti, arisan, kegiatan-kegiatan warga lainnya selalu ikut dia," kata Misnan.
Misnan pun mengungkapkan, istri Sutarno juga dikenal sebagai orang yang ramah meskipun jarang ditemuinya.
Itu karena istri Sutarno harus berjualan sayur tiap pagi di Kebagusan Jakarta Selatan setiap paginya.
"Kalau ramah ya ramah, kalau kebetulan bertemu menegur, tapi jarang kelihatan karena jualan sayur di Kebagusan kalau pagi," kata Misnan.
Misnan mengatakan, keluarga dan kerabat Sutarno sudah bertolak ke RSUD Subang mengurus jenazah Sutarno dan istrinya.
Suasana di depan rumah Sutarno yang berpagar besi hitam, bercat kuning dan bertingkat dua tersebut tampak sepi.
Tidak terlihat bendera kuning atau tenda dipasang. Meski belum mendapat informasi pasti, Misnan menduga Sutarno akan dibawa dan dimakamkan langsung ke kampung halamannya di Sragen Jawa Tengah.
"Mungkin kan dimakamkan di kampung halamannnya di Sragen, tapi yang pasti rombongan keluarga tadi berangkat ke Subang," kata Misnan.
Satu Keluarga Tewas
Di antara korban tewas ada tiga orang yang merupakan satu keluarga, sepasang suami istri yakni Sunarto (33) dan Tutik Kurniawati (34) serta anaknya, Raka (10).
Keluarga Sunarto ini berasal dari Dusun Klodran RT 06/RW 03, Desa Pulutan, Kecamatan Nogosari, Boyolali, Jawa Tengah juga menjadi korban kecelakaan Tol Cipali.
Kepala Dusun Pulutan, Sutimin (50), membenarkan bahwa Sunarto bersama istri dan anaknya tewas dalam kecelakaan di Tol Cipali.
Dari pantauan Tribun, jenazah belum disemayamkan di rumah duka pukul 16.37 WIB.
Sutimin mengatakan, ia belum bisa memastikan waktu kedatangan jenazah ke rumah duka.
"Belum tahu, saat ini masih proses di rumah sakit, belum selesai, (kami) masih menunggu pelepasan dari sana," kata Sutimin.
"Barusan lewat info whatsapp, keluarga masih mengurus surat kematian di sana, mereka ingin jenazah langsung disucikan," tambahnya.
Sutimin mengungkapkan, pengurusan surat langsung ditangani saudara almarhum dan tetangga yang berada di Jakarta.
"Itu saudaranya, Nuryanto sama tetangganya yang ada di Jakarta," ungkap Sutimin.
Sopir Truk Kaget
Imron Fauzi (50), sopir truk pengangkut sepeda motor baru, mengaku tak menyangka kalau benturan keras dari arah belakang itu ternyata berasal dari serudukan sebuah minibus.
"Saya enggak menyangka, soalnya tiba-tiba nabrak dari belakang. Saat dicek, ternyata ada mobil masuk ke bagian belakang," ujar Imron di Kantor Cabang PT Lintas Marga Sedaya Cilameri, Subang.
"Saat itu, saya di jalur lambat menuju Jakarta. Kecepatan saya 50-60 km/jam. Tiba-tiba dari belakang ada suara jedor, keras. Saya kira ban pecah," tambah Imron.
Kasat Lantas Polres Subang AKP Bambang Sumitro menduga kecelakaan terjadi karena pengemudi Avanza tak konsentrasi.
"Diduga sopir minibus Toyota Avanza kurang konsentrasi, tidak memperhatikan adanya kendaraan yang ada di depannya," kata Bambang.
Para korban dibawa ke RS Ciereng, Subang.
"Pengemudi minibus Toyota Avanza Sutarno dan lima penumpangnya meninggal. Dua di antaranya anak-anak," kata Bambang.
Polisi masih mendalami terkait kecelakaan itu. Sementara kendaraan yang terlibat kecelakaan diamankan ke Pos PJR Tol Cipali di Cilameri.
Pengguna Tol Diminta Selalu Waspada
Menanggapi peristiwa tersebut, Kepala Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Pitra Setiawan mengatakan pihaknya bekerjasama dengan aparat kepolisian untuk melakukan penyelidikan.
"Kami menyampaikan ucapan duka cita atas musibah yang terjadi, kami berkoordinasi dengan kepolisian untuk menyelidiki penyebab terjadinya laka tersebut," ujar Pitra.
Ia pun meminta para pengguna jalan, khususnya yang tengah melewati jalan tol untuk terus waspada saat berkendara.
"Kami mengimbau kepada para pengguna jalan, terutama jalan tol agar selalu waspada saat mengemudi," jelas Pitra.
Pitra mengimbau para pengguna jalan ini untuk segera beristirahat jika mengalami kelelahan saat mengemudi di area jalan tol, karena saat ini sudah banyak didirikan rest area.
Hal ini menurutnya, bisa meminimalisir angka kecelakaan.
"Perhatikan selalu rambu-rambu dan marka jalan serta berhenti (untuk) beristirahat jika lelah, jangan memaksakan diri," kata Pitra.
Pitra juga menyampaikan bahwa Kementerian Perhubungan juga terus berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).
Menurutnya kontur jalan tol Cipali tidak memiliki masalah.
“Kalau secara geometrik jalan tidak ada masalah dengan ruas Cikampek-Palimanan, namun walau begitu kami telah berkoordinasi dengan Kementerian PUPR dan BPJT untuk melakukan manajemen rekayasa lalu lintas untuk mengurangi kecepatan kendaraan,”ujar Pitra.
(Tribun Network/adi/ery/meg/fit/gta/van/wly)