Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ormas Capai Ratusan Ribu

Hermawan Sulistyo Kritisi Ormas di Indonesia yang Capai 400 Ribu, Tak Ada SKT FPI Tetap Jalan

Peneliti LIPI, Hermawan Sulistyo mengkritisi banyaknya organisasi kemasyarakatan (Ormas) yang ada di Indonesia.

Editor: Aswin_Lumintang
Channel Youtube Talk Show tvOne
Peneliti LIPI, Hermawan Sulistyo memgomentari soal wacana pengelompokan organisasi masyarakat (ormas) 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Peneliti LIPI, Hermawan Sulistyo mengkritisi banyaknya organisasi kemasyarakatan (Ormas) yang ada di Indonesia. Persoalannya, jika sudah banyak begini apa yang dilakukan berbagai ormas ini untuk membantu masyarakat dan pemerintah.

Rumah Milik Welly Mamosai Terbakar, 2 Unit Mobil Damkar Padamkan Api

Kekalahan Arsenal Atas Eintracht Frankfurt, Bikin Petinggi Klub Ingin Bahas Masa Depan Unai Emery

Di Indonesia hingga saat ini ada ratusan ribu ormas. Apa yang dikerjakan mereka selama ini. 

Dilansir TribunWow.com dari Talk Show tvOne pada Kamis (28/11/2019), Hermawan Sulistyo bertanya apa yang dikerjakan ratusan ormas selama ini. Hermawan Sulistyo mengaku heran dengan keberadaan ratusan ormas di Indonesia.

Kivlan Zen dan Hermawan Sulistyo
Kivlan Zen dan Hermawan Sulistyo (Tribunnews)

"Saya tuh heran ya, empat ratus ribu organisasi kek gitu kerjanya ngapain sih?," kata Hermawan.

Padahal untuk berkumpul dengan sesama mau tidak mau mengeluarkan uang.

Sehingga ia bertanya-tanya dari mana uang didapatkan oleh ormas-ormas itu.

"Kenapa? Lo kita ini duduk begini saja ngopi perlu duit ya kan."

"Mana ada kopi gratis? Beli kopinya segala macam itu uangnya dari mana satu," ucapnya.

Menurut Hermawan, ormas-ormas itu justru membuat hidup tak produktif.

Lantas ia menceritakan bagaimana negara lain yang telah maju.

Ijazah Milik Lulusan SMP Salah Tulis, Ratusan Siswa Terancam Tak Bisa Ikut Ujian Nasional SMA

Awasi Gerak-gerik WNA, Pengawasan di Wilayah Perbatasan Lebih Diperketat

Nama Cucu Jokowi Lembah Manah, Sama dengan Bocah Ini, Uniknya Dokter yang Tangani Juga Sama

"Yang kedua hidup tidak produktif, kenapa hidup saya kosmopolitan keliling seluruh dunia segala macem."

"Bagaimana negara-negara lain, bangsa-bangsa lain itu semua hidupnya produktif," katanya.

Hermawan juga kemudian menceritakan pengalamannya bertemu seseorang di Brussel, Belgia.

Orang itu mengejek negara Hermawan yang jauh berbeda dengan negara Belgia.

"Sehingga per jam kerja itu saya tersinggung pernah di Brussel dia bilang kenapa hanya buka toko-toko kantor kantor buka kalo winter itu hanya buka dua jam, jam dua sampai jam empat."

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved