2.000 Warga Asing Anggota ISIS di Suriah Terancam Hukuman Gantung
Presiden Suriah Bashar al-Assad merancang hukuman khusus bagi tersangka terorisme. Anggota ISIS asing akan digantung.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Sigit Sugiharto
Karena bergabung ISIS, statusnya sebagai warga negara Inggris telah dicabut. Ia berusia 18 ketika ia meninggalkan bangku sekolah di Oxford pada 2014 untuk bergabung dengan para pejuang ISIS di Raqqa.
Mohammed Anwar Miah, 40, seorang apoteker dari Birmingham, dan Aseel Muthana, 22, penjual es krim dari Cardiff, juga berada di balik jeruji besi.
Seorang pejabat keamanan Barat tadi malam mengungkapkan kekhawatiran nasib para tawanan dari Eropa yang kini berada di tangan Assad.
Ia bahkan mengancam akan 'mempersenjatai' mereka.
Sumber itu mengatakan: ‘Jika Assad mengambil tahanan ini, ia akan menggunakannya sebagai aset strategis - ia akan mempersenjatai para tahanan ini.
Mereka akan digunakan sebagai chips atau alat untuk bargaining. Mereka adalah bargaining yang sangat berbahaya."
Mantan Menteri Pertahanan Tobias Ellwood mengatakan, "Ini adalah perkembangan yang mengkhawatirkan sebagai dampak buruk dari pemikiran buruk [Presiden] Trump melalui keputusan kebijakan luar negeri yang melepaskan diri dari Suriah.
"Pengumuman Assad ini akan mempercepat pelarian atau kaburnya kelompok garis keras yang kini menghuni pusat-pusat penahanan yang tidak ketat penjagaannya.
Mereka akan kabur, kembali berkelompok dan membalas rezim Assad. Dan ini akan semakin memperpanjang perang saudara yang telah berkecamuk selama bertahun-tahun."
Langkah Presiden Assad itu ditempuh usai tiga anak yatim kembali ke Inggris minggu lalu, setelah diselamatkan dari Suriah dalam operasi Pasukan Khusus yang berani.
Mereka adalah warga negara Inggris pertama yang dipulangkan dari daerah yang sebelumnya dikuasai oleh jihadis ISIS.
Para pakar karitas mengatakan lebih dari 60 anak Inggris terjebak di wilayah itu.
Assad juga menggunakan wawancara untuk mengklaim bahwa pembunuhan pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi oleh AS baru-baru adalah dipalsukan.
Dia bertanya, "Apakah al-Baghdadi benar-benar dibunuh atau tidak? Dan apakah "permainan fantastis" yang dipentaskan oleh Amerika ini terjadi dalam kenyataan? Itu salah satu lelucon lucu Trump. Itu lelucon.' (dailymail.co.uk)