Kabar Tokoh
Sosok Menteri yang Termiskin Tapi Sangat Berprestasi, Jasanya Menakjubkan di Era Soekarno & Soeharto
Bahkan ia adalah salah satu menteri yang paling disayang oleh Presiden Soekarno dan paling dihormati oleh Presiden Soeharto.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Menjadi menteri merupakan tanggung jawab yang besar untuk membangun bangsa Indonesia.
Banyak sekali menteri-menteri yang beprestasi, salah satunya menteri yang menjabat di era Presiden Soekarno dan Soeharto ini.
Meskipun menjadi menteri yang paling miskin, namun prestasi dari beliau ini sangat luar biasa.
Inilah sosok menteri termiskin era Presiden Soekarno dan Soeharto tapi paling berprestasi, jasanya menakjubkan.
Meskipun menjadi menteri termiskin, namun sosok ini jadi menteri era Soekarno dan Soeharto yang paling berprestasi.
Bahkan ia adalah salah satu menteri yang paling disayang oleh Presiden Soekarno dan paling dihormati oleh Presiden Soeharto.
Siapakah sosok menteri tersebut?
• Peringatan Dini Hari Ini Selasa 26 November 2019, BMKG: Waspadai Gelombang Tinggi Capai 4 Meter
Ia adalah Ir. Sutami, yang pernah menduduki kabinet Dwikora I sebagai Menteri Koordinator Pekerjaan Umum dan Tenaga untuk urusan penilaian konstruksi.
Ir. Sutami menjabat menjadi menteri selama 14 tahun dengan hidup yang sederhana.
Meski begitu, Sutami telah banyak berjasa bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Mengutip dari Kompas, Ir. Sutami lahir di Surakarta, 19 Oktober 1928.
Jenjang pendidikannya pun tergolong bagus.
Ia sekolah di SMA Negeri 1 Surakarta dan melanjutkan kuliah di ITB sampai meraih gelar Insinyur.
Buah karya yang dihasilkan Menteri Pekerjaan Umum di era Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto ini bahkan hingga sekarang masih dinikmati.
Di balik maha karyanya yang monumental kehidupan Sutami jauh dari mewah, apalagi kaya.
Bahkan, pria ini telah enam kali menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum.
Ia sudah menjadi Menteri sejak tahun 1964 pada Kabinet Dwikora I masa pemerintahan Presiden Soekarno sebagai Menteri Negara.
Saat itu Ia juga diperbantukan pada Menteri Koordinator Pekerjaan Umum dan Tenaga untuk urusan penilaian konstruksi.
Hingga tahun 1978 pada Kabinet Pembangunan II masa pemerintahan Presiden Soeharto selama 13,5 tahun.
• Assessment Test Lelang Jabatan Eselon II Dihelat Pekan Ini, 58 ASN Senior Bersaing Rebut 19 Jabatan

Ir. Sutami adalah Menteri Pekerjaan Umum "terlama" dengan masa jabatan selama 12 tahun.
Ia menjabat di 6 kabinet dihitung sejak menjabat Menteri Koordinator Kompartimen Pekerjaan Umum dan Tenaga pada Kabinet Dwikora II 1966.
Namun ternyata Ir. Sutami ini dijuluki menteri termiskin karena kesederhanaanya.
Rumah Sutami di jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat dibeli secara mencicil, bahkan ketika ia akan pensiun rumah tersebut baru lunas.
Jika hari lebaran tiba ketika para tamu datang untuk bersilaturahmi banyak yang terkejut.
Hal tesebut karena bukanlah kemewahan yang mereka temukan, namun rumah sederhana yang atapnya bocor di mana-mana.
Padahal sebagai pejabat negara yang menangani proyek-proyek besar, Menteri Sutami bisa saja hidup bergelimang kemewahan.
Sosoknya sangat pendiam dan sederhana ini tak pernah ia menggunakan fasilitas negara di luar pekerjaannya.
Saat pensiun, semua ia kembalikan, termasuk mobil dinasnya.
• Bekas Guru Fisika Ini Kembali Jabat Presiden Romania

Seorang pengusaha pernah ingin memberinya mobil karena tahu mobil dinas Sutami akan dikembalikan.
Namun sang Menteri menolak dengan halus. Ia memilih meminta diskon sedikit dan membayar mobil itu.
Sebagai insinyur sipil lulusan Institut Teknologi Bandung, ia sangat menyukai pekerjaan lapangan.
Wartawan kerap memanggilnya 'Menteri yang tidak punya udel'.
Sutami mampu jalan kaki puluhan kilometer untuk meninjau daerah terpencil.
Jika ada ojek, ia naik. Jika tidak ada, maka menteri sederhana ini akan berjalan kaki hingga bertemu masyarakat sekitar.
Di masa Orde Baru, Sutami menjadi sosok di balik suksesnya transmigrasi dari Pulau Jawa ke beberapa titik yang ada di Pulau Sumatera.
Program transmigrasi tersebut dilakukannya dengan sangat mulus.
Ia memindahkan penduduk dari Pulau Jawa dengan menggunakan pesawat supaya lebih cepat.
Saat berusia 36 tahun, Sutami telah menduduki kursi Menteri di era Presiden Soekarno. Pria kelahiran Surakata itu menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum di era Soeharto selama 12 tahun dan 2 tahun di era Soekarno.
Selama menjadi Menteri, Sutami telah menghasilkan karya-karya monumental di Indonesia.
Mulai dari jembatan Semanggi Jakarta. Saat ini jembatan itu menjadi salah satu ikon Ibukota.
Pembangunan jembatan Semanggi, pada 1961 yang fenomenal tersebut diarsiteki, jebolan Sekolah Teknik Bandung (sekarang ITB) ini.
Pembangunan tersebut untuk menyukseskan Asian Games 1962, di Jakarta, sehingga kemacetan di beberapa titik saat itu terurai.
Selain itu, proyek raksasa kubah gedung MPR/DPR berwarna hijau mirip kura-kura, Waduk Jatiluhur, proyek pembangunan Bandara Ngurah Rai, Bali, pembangunan jembatan Ampera di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan juga merupakan jasanya.
• Ingin Mendaftar Jadi Panwascam, Apa Saja Berkas yang Harus Dilengkapi?
Lalu, proyek Listrik Tenaga Air di Maninjau, Sumatera Barat, bahkan tidak hanya itu, bendungan Karangkates, Sumberpucung, Malang, Jawa Timur juga merupakan hasil dari Menteri Ir. Sutami ini.
Bendungan itu diberi nama bendungan Sutami oleh Presiden Soeharto, saat peresmiaan pada 16 Desember 1981.
Menteri ini yang sama sekali tidak pernah bermewah-mewahan ini dijuluki ‘tukang insinyur’.
Dia ikut andil dalam lahirnya Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI). Bahkan, muncul dan beroperasinya jalan tol. Tol Jagorawi, namanya.
Ketauladanan sosok Sutami, patut diikuti masyarakat Indonesia. Meskipun menjabat sebagai Menteri.
Pernah suatu ketika rumah Sutami di Solo diputus listriknya oleh PLN.
Pasalnya ia belum bisa membayar tagihan listrik saat itu karena tak punya uang.
Trenyuh memang, mantan menteri Tenaga Listrik malah rumahnya sendiri diputus oleh PLN.

Seakan belum cukup, Sutami pernah jatuh sakit namun takut diopname.
Alasannya sama, ia takut tak bisa bayar tagihan rumah sakit.
Hingga susah payahnya Sutami terdengar oleh pemerintah dan Soeharto langsung menyuruh untuk membantu mantan menterinya itu.
Presiden Soeharto kerap menjenguk Sutami saat sakit.
Soeharto pula yang meminta Sutami mau berobat ke luar negeri.
Ir Sutami meninggal dunia pada 13 November 1980 pada umur 52 tahun.
Ir. Sutami menderita sakit lever dan beliau juga berpesan kepada keluarga untuk tidak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan.
Padahal saat itu Presiden Soeharto memerintahkan untuk dimakamkan di Taman Makam Pahwalan.
Namun akhirnya Sutami dimakamkan di Tanah Kusir.