Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Radikalisme di TNI

Data Kemenhan 16 Ribu TNI Terpapar Radikalisme, Menhan Prabowo dan Panglima TNI tak Jawab

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto tak bisa menjawab dengan jelas dan tegas terkait data

Editor: Aswin_Lumintang
Tribunnews.com/Gita Irawan
Menteri Pertahanan RI Letjen TNI (Purn) Prabowo saat konferensi pers bersama mantan Menhan Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu di Kantor Kementerian Pertahanan RI Jakarta Pusat pada Kamis (24/10/2019) 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA -  Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto tak bisa menjawab dengan jelas dan tegas terkait data adanya 3 persen personel TNI yang terindikasi terpapar radikalisme.

Data ini sebenarnya diutarakan oleh Mantan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu yang menyatakan adanya angka tiga persen prajurit TNI terpapar radikalisme.

Menanggapi hal itu, anggota Komisi I DPR RI Fraksi PKS Sukamta justru meragukan informasi yang diterima oleh Ryamizard Ryacudu tersebut.

Rizieq Shihab dan Prabowo
Rizieq Shihab dan Prabowo (Kolase TribunNewsmaker - Tribunnews)

"Waktu rapat dengan Menhan (Prabowo Subianto), dengan Panglima TNI (Marsekal Hadi Tjahjanto), saya tanyakan sebetulnya. Tapi ternyata tidak ada jawaban yang clear data itu darimana atau definisinya apa," ujar Sukamta, di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, kemarin.

Sukamta mengatakan tiga persen dari jumlah anggota TNI yakni 550 ribu adalah 16 ribu tentara.

Politikus PKS tersebut pun mengungkapkan bila jumlah itu benar terpapar radikalisme, maka dapat membahayakan Tanah Air.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bercanda setelah menyalami Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kamis (31/10/2019).
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bercanda setelah menyalami Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kamis (31/10/2019). ((Rusman-Biro Pers Sekretariat Presiden))

Sebab, kata dia, ketika menangani teroris yang jumlahnya tak mencapai 10 orang, masyarakat pasti akan geger.

Apalagi menghadapi 16 ribu tentara yang terpapar radikalisme.

"Bayangkan kalau 16.000 tentara itu terpapar radikalisme, angka yang besar sekali. Republik ini bisa bubar oleh 16.000 tentara. Saya khawatir ini data yang tidak valid. Ini sudah saya tanyakan di Rapat Komisi I, tapi tidak ada jawaban yang pasti," tandasnya.

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved