Hari Guru Nasional
Perbedaan Pidato Mendikbud Nadiem Makarim dengan Pidato Muhadjir Effendy, Ini Rincian dan Rangkuman
Pidato peringatan Hari Guru Nasional oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Anwar Makarim.
Di awal pidatonya, Nadiem menyebut tradisi Hari Guru ditahun-tahun sebelumnya dipenuhi oleh kata-kata inspiratif dan retorik.
Karena itu, Nadiem mengatakan membuat pidato yang berbeda di tahun ini.
Melalui pidato itu, Nadiem ingin berbicara apa adanya kepada semua guru di Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Sementara Muhadjir dalam pidato tahun lalu menyinggung beragam hal dalam pidatonya.
Mulai dari tema Hari Guru Tahun 2018, Revolusi Industri Keempat, Ciri Guru Profesional hingga ajakan berpatok pada momentum Hari Guru 2018.
Berikut isi lengkap pidato Nadiem dan pidato Muhadjir:
Pidato Nadiem
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Shalom,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Rahayu,
Selamat pagi dan salam kebajikan bagi kita semua,
Bapak dan Ibu Guru yang saya hormati,
Biasanya tradisi Hari Guru dipenuhi oleh kata-kata inspiratif dan retorik. Mohon maaf, tetapi hari ini pidato saya akan sedikit berbeda. Saya ingin berbicara apa adanya, dengan hati yang tulus, kepada semua guru di Indonesia dari Sabang sampai Merauke,
Guru Indonesia yang Tercinta, tugas Anda adalah yang termulia sekaligus yang tersulit.
Anda ditugasi untuk membentuk masa depan bangsa, tetapi lebih sering diberi aturan dibandingkan dengan pertolongan.
Anda ingin membantu murid yang mengalami ketertinggalan di kelas, tetapi waktu anda habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas.
Anda tahu betul bahwa potensi anak tidak dapat diukur dari hasil ujian, tetapi terpaksa mengejar angka karena didesak berbagai pemangku kepentingan.
Anda ingin mengajak murid keluar kelas untuk belajar dari dunia sekitarnya, tetapi kurikulum yang begitu padat menutup pintu petualangan.