Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

Ahok Dilantik jadi Komisaris, Intip Penampilannya di Website Pertamina, Tanpa Pakai Kacamata

Pakaian Ahok dalam foto, tak berbeda jauh dengan seragam batik yang dipakainya saat mendatangi kantor Kementrian BUMN, Senin siang tadi

Penulis: Rhendi Umar | Editor: Rhendi Umar
HERUDIN
Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok telah diangkat oleh Menteri BUMN Erick Tohir sebagai Komisaris Pertamina.

Ahok tiba di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta Pusat, Senin (25/11/2019).

Pantauan, sekitar pukul 09.30 WIB, Ahok yang tampak mengenakan kemeja lengan panjang motif batik coklat tiba di lobby gedung BUMN.

Ia tampak menebar senyum ke sejumlah awak media yang telah menunggu.

Kehadiran Ahok di gedung BUMN untuk menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Pertamina (persero).

Ahok Ditemani Jenderal Polisi: Resmi Terima SK Komisaris Utama Pertamina

RUPS digelar dalam rangka pengangkatan Ahok sebagai Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina (Persero).

"(Surat keputusan,red) Hari ini. Jadi saya diminta datang untuk terima SK. Jadi selanjutnya saya enggak tau kan, belum ketemu," ucap Ahok.

Mantan gubernur DKI Jakarta ini pun mengaku belum kapan dirinya siap bekerja untuk perusahan berlambang kuda laut tersebut.

"Saya enggak tau, kan harus ngomong sama sekretaris komisaris ada. Kantor juga beda. Di perwira itu kan perwira 2," jelas Ahok.

Foto di Website Pertamina

Foto Ahok langsung dipajang di website pertamina.com usai dirinya menerima SK sebagai Komisaris Utama Pertamina.

Pakaian Ahok dalam foto, tak berbeda jauh dengan seragam batik yang dipakainya saat mendatangi kantor Kementrian BUMN, Senin siang tadi.

Terlihat, foto Ahok dijejerkan bersama dengan Wakil Komisaris Pertamina Budi Gunadi Sadikin dan Komisaris Ego Syahrial.

Selain itu ada foto dan nama Komisaris lainya, yaitu Condro Kirono, Suahazil Nazara, Alexander Lay.

Menariknya, Ahok tidak mengenakan kacamatanya dalam foto itu. Dia hanya menebarkan senyumnya.

Ahok dan Jajaran Komisaris di Website Pertamina
Ahok dan Jajaran Komisaris di Website Pertamina (Potongan foto di situs pertamina.com)

Gaji Ahok Capai 3,2 Miliar, Direktur Pemasaran Pertamina: Tidak Benar, Itu Hoaks

Dalam penjelasan biografi dalam website, Dijelaskan bahwa Ahok lahir tanggal 29 Juni 1966. Berdomisili di Jakarta, Indonesia.

Ahok Ditunjuk sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) sejak tanggal 22 November 2019 berdasarkan Keputusan Menteri BUMN selaku Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Pertamina (Persero) No.SK-282/MBU/11/2019 tanggal 22 November 2019.

Ahok pun disebut lulus dari jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas Trisakti dan mendapatkan gelar Insinyur pada tahun 1989.

Ia kemudian menyelesaikan pendidikan magister pada Tahun 1994 dengan gelar Master Manajemen di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya.

Karir Ahok antara lain Anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode (2004), Bupati Belitung Timur periode (2005), Anggota DPR RI (2009), Wakil Gubernur DKI Jakarta (2012), dan Gubernur DKI Jakarta (2014).

Dianggap Sebagai Figur Pendobrak 

Menteri BUMN Erick Thohir membeberkan sejumlah alasan tentang penunjukan Ahok sebagai Komisaris Utama PT. Pertamina (Persero).

Erick menilai Ahok merupakan figur pendobrak yang dibutuhkan untuk mencapai target-taget Pertamina.

Dirinya menargetkan Ahok bersama Wamen BUMN mampu mengurangi impor migas.

"Apalagi didampingi Pak Wamen juga, saya rasa bagian terpenting adalah bagaimana target-target pertamina, bagaimana mengurangi impor migas harus tercapai. Bukan berarti anti impor tapi mengurangi," ungkap Erick.

Biografi Ahok Sebagai Komisaris di Website Pertamina
Biografi Ahok Sebagai Komisaris di Website Pertamina (Potongan Foto Biografi Ahok di Webstite Pertamina)

Kabar Terbaru Rudiantara, Eks Menkominfo Era Jokowi-JK, Senasib dengan Ahok, Jadi Bos di BUMN Ini!

Menteri BUMN menyampaikan, proses-proses pembangunan refinery merupakan hal yang sangat berat.

Oleh karena itu, Erick menuturkan dirinya membutuhkan teamwork yang besar.

"Proses-proses dari pembangunan refinery ini sangat amat berat, jadi saya butuh teamwork yg besar. Tidak hanya dirut saja, semuanya harus bagi tugas," ujarnya.

Karena alasan tersebut, Erick merasa membutuhkan figur pendobrak dari seorang Ahok.

Namun dirinya menegaskan bahwa pendobrak tak berarti marah-marah.

"Karena itulah kemarin kita ingin orang yang pendobrak. Pendobrak bukan marah-marah. Saya rasa, Pak Ahok berbeda," jelas Erick.

Batu Loncatan jadi Menteri

Gerindra meramal tahun depan akan ada reshuffle kabinet oleh Joko Widodo yang salah satu penggantinya adalah Ahok.

Menurutnnya akan banyak menteri yang sekarang menjabat akan terpental baik karena tidak mencapai target yang diinginkan Presiden Joko Widodo.

Selain itu Arief juga menilai persaingan elite di parpol yang akan menyebabkan desakan Joko Widodo untuk mereshuffle kabinetnya.

"Tahu kenapa? Karena kan sesuai kata kata Joko Widodo, yaitu Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para menteri, pejabat, dan birokrat agar serius menjamin tercapainya tujuan program pembangunan. Permintaan itu juga disertai ancaman," kata Arief Poyuono kepada wartawan, Senin (25/11/2019).

Mafia Migas Gentar karena Ahok Jabat Komisaris Utama Pertamina, BTP: Saya Bukan Godfather

Arief Poyuono lalu mengutip ucapan Presiden Joko Widodo.

"Bagi yang tidak serius, saya tidak akan memberi ampun. Saya pastikan, pasti saya copot," ujar Jokowi saat menyampaikan pidato pelantikan dalam sidang paripurna MPR, Minggu (20/10/2019).

Apalagi Joko Widodo itu presiden yang selalu bekerja berdasarkan data data dan berorientasi selalu pada hasil kinerja.

"Jadi ahok pasti sedang disiapkan nantinya untuk posisi menteri saat ada reshuffle kabinet tahun depan," kata Arief Poyuono.

"Posisi Ahok jadi Komut Pertamina ini cuma sebagai batu lompatan saja, untuk mengembalikan ahok dalam jabatan publik dan kemudian dengan demikian akan mudah untuk Ahok yang memang punya integritas dan kejujuran dalam bekerja untuk bisa membantu Joko Widodo di kabinetnya," tambahnya.

Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok tiba di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta Pusat, Senin (25/11/2019).
Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok tiba di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta Pusat, Senin (25/11/2019). (Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda)

Arief Poyuono menilai, Presiden Joko Widodo untuk periode kedua ini butuh menteri model kayak ahok yang gila kerja, cepat tanggap akan keinginan Joko Widodo untuk kesuksesan program program pemerintahan Joko Widodo.

Dia pun menilai, posisi Komisaris Utama (Komut) di setiap Badan Milik Usaha Negara (BUMN) tidak terlalu berperan penting.

Komut katanya, perannya sama dengan komisaris biasa. Hal ini diungkapkan Arief terkait penunjukan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai Komut Pertamina oleh Menteri BUMN Erick Tohir.

"Semua kebijakan strategis di Pertamina harus dikoordinasikan dengan kementrian BUMN. Jadi, kalau sebagai pendobrak sih (Ahok) saya rasa terlalu berlebihan. Apalagi modal Ahok di Pertamina cuma integritas dan kerja keras saat jadi gubernur DKI," kata Arief, Senin (25/11/2019).

"Sedangkan terkait keahlian manajemen di bidang pertambangan migas masih nihil banget. Misalnya ngerti engga Ahok baca dan mengkalkulasi pasar minyak? Dan gas internasional yang rentan dengan gejolak pengaruh ekonomi global serta stabilitas keamanan di timur Tengah?" sindir Arief.

Ahok jadi Presiden, Ramalan Gusdur yang Kini Belum Terjawab, Doa jadi Gubernur Tuntas

Produk minyak dan gas itu, katanya tidak sama. Tidak seperti jualan sayur di pasar atau mengatur pasar di Tanah Abang Kemudian, Arief juga mempertanyakan apakah Ahok memiliki jaringan internasional yang kuat terkait jaringan pelaku bisnis minyak dan gas dunia.

Inilah menurutnya yang selama ini kenapa Pertamina tidak jadi perusahaan yang profesional dan berkaliber dunia serta memberikan keuntungan bagi negara dan rakyat.

Tidak seperti misalnya Petrobras, Petronas , Petrochina, sebab lebih kuat pengaruh politiknya dalam penempatan jajaran Komisaris dan direksinya.

"Dan (Ahok) bukan orang orang yang memang kredibel dibidangnya dan profesional. Jadi mohon maaf aja ya prediksi saya tidak akan banyak perubahan di Pertamina dengan adanya Ahok di Pertamina. Seengganya, kehidupan ekonomi Ahok sudah terjamin lah dengan jadi komut di Pertamina," kata Arief.

Penempatan Ahok di Pertamina lanjutnya terlihat betul bahwa kemampuan Erick untuk mendirecting BUMN menjadi BUMN yang profesional dan profit. "Masih dibawah standar karena tidak bisa mengatakan iya atas perintah Joko Widodo untuk menempatkan Ahok," katanya. (Rhendi Umar/*)

SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL:

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved