Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Nasional

Perdebatan Pro Kontra Ahok Jadi Bos BUMN, Ada Yang Mengucapkan Selamat: Kerja Saja Yang Mantap

Pro dan kontra Ahok menjadi Bos BUMN. Ada yang mengkritik dan menolak. Ada yang mengucapkan selamat.

(KOMPAS.COM/A. FAIZAL)
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (tengah) 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Tak hanya kritikan dan penolakan yang bermunculan ketika Ahok dipilih menjadi bos BUMN yakni komisaris utama PT Pertamina Persero.

Ucapan selamat juga disampaikan sejumlah tokoh di negara ini. Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh memberi ucapan selamat kepada Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang ditunjuk menjadi komisaris utama PT Pertamina Persero.

"Kalau ditunjuk komisaris kita ucapkan selamat bekerja lah, kerja saja yang mantab," kata Surya Paloh singkat, usai menghadiri acara Peringatan HUT Partai Nasdem ke-8 di Gedung Jatim Expo Surabaya, Sabtu (23/11/2019) sore.

Surya Paloh menganggap Ahok sebagai saudara muda, karena itu dia memberikan pesan yang baik kepada mantan Gubernur DKI itu.

Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan, mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok akan menjabat Komisaris Utama PT Pertamina.

"Insya Allah sudah putus dari beliau, Pak Basuki akan jadi komut (Komisaris Utama) Pertamina," ujar Erick di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (22/11/2019).

Ahok kata ErickTohir, akan didampingi Wakil Menteri BUMN Budi Sadikin yang ditunjuk sebagai Wakil Komisaris Utama. Selain masuknya Ahok dan Budi Sadikin, mantan Dirut PT Telkomsel Emma Sri Martini menjabat Direktur Keuangan PT Pertamina.

"Juga ada Direktur Keuangan (Pertamina) yang baru, Ibu Emma dari yang sebelumnya Dirut PT Telkomsel," lanjut Erick. (*)

Erick Thohir: Kalau Pro Kontra Bukan Hanya Pak Basuki Saya Sendiri Ada Pro Kontra

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir komentari adanya penolakan masuknya Ahok ke BUMN.

Menurutnya itu suatu hal yang biasa.

"Saya rasa kalau pro kontra bukan hanya pak Basuki saya sendiri ada pro kontra, Pak Chandra juga ada pro kontra," ungkapnya.

Menurutnya Ahok perlu diberi kesempatan untuk bekerja terlebih dahulu, kemudian lihat hasilnya.

Ia juga menambahkan terkadang semua suudzon tanpa melihat hasil.

"Yang penting sekarang kita kerja," katanya.

Erick Thohir telah menyatakan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok akan menjadi Komisaris Utama (Komut) PT. Pertamina.

Resmi Ditunjuk Komisaris Utama Pertamina, ACTA Singgung Ahok Sebagai Mantan Napi

Pernyataan itu disampaikan Erick Thohir di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (22/11/2019).

"Saya rasa sudah putus dari beliau pak Basuki akan menjadi komisaris utama di Pertamina," ujarnya dilansir melalui Youtube Kompas TV, Jumat (22/11/2019).

Ia juga mengatakan Ahok bisa bertugas di Pertamina hari itu juga maupun Senin (25/11/2019).

Terkait isu yang beredar jika Ahok harus mundur dari partai politik jika menjabat di BUMN, Erick membenarkannya.

"Pasti semua komisaris di BUMN apalagi direksi harus mundur dari partai itu susah clear," ujar pria kelahiran Jakarta ini.

Dan hal itu sudah disetujui Ahok karena sudah diinformasikan sejak awal.

Menurutnya independensi dari BUMN sangat dipentingkan.

Lagi, Andre Rosiade Minta Ahok Ubah Gaya Komunikasi: Pak Erick Tolong BTP Diajak Bicara

Ketika ditanya apa alasan menempatkan Ahok di Pertamina, Menteri BUMN ini berharap dengan dipilihnya Ahok target di Pertamina dapat tercapai.

Target itu adalah mengurangi impor migas.

Bukan berarti anti import tapi mengurangi.

Karena itulah BUMN membutuhkan sosok pendobrak seperti Ahok.

Sebelumnya, muncul gelombang penolakan masuknya Ahok menjadi jajaran BUMN.

Penolakan datang dari RU 3 Plaju, Palembang.

Ahok Jadi Komisaris Utama Pertamina, Berikut Tugas dan Wewenangnya, Mirip Dewan Pengawas

Ketua Umum Serikat Pekerja Pertamina RU 3 Plaju, Muhammad Yunus menyatakan, persyaratan Ahok masuk BUMN cacat dari segi materil.

Ia juga mengatakan jika integritas dan pengalaman adalah persyatratan untuk menjadi pekerja BUMN.

Muhammad Yunus menyarankan untuk mencari putra-putri yang terbaik selain Ahok.

Menurutnya, sikap dan sopan-santun Ahok ketika menjadi Gubernur DKI perlu dipertanyakan jika menjabat di BUMN.

"Mungkin kita melihat dari jejak terjangnya ketika menjadi Gubernur DKI yang selalu memberikan pandangan kericuhan dan sopan santunnya itu yang menjadikan kawan kawan bertanya," ujarnya dilansir melalui Youtube Kompas TV.com, Senin (18/11/2019).

Sebelumnya, Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) Arie Gumilar juga memposting spanduk penolakan Ahok menjadi bos di Pertamina.

Ada sejumlah point yang tertulis pada spanduk tolak Ahok di Pertamina.

Profil Budi G Sadikin, Mantan Dirut PT Inalum yang akan Dampingi Ahok Jadi Komisaris Utama Pertamina

Arie Gumilar mempostingnya lewat akun Instagram @ariegoem.

Berikut ini isi spanduk FSPPB tolak Ahok di Pertamina :

1. Pertamina tetap wajib utuh, Tolak Siapapun yang Suka Bikin Rusuh

2. Memilih figur tukang gaduh, Bersiaplah Pertamina Segera Runtuh

3. Berkali-kali ganti direksi kami tak peduli, tapi kedatangan biang kekacauan jadi musuh kami

4. Pertaminan menjulan, rakyat senang, Pemberang datang, kita perang

5. Pertaminan bukan sarang korupto, bukan juga tempat orang tak terpuji dan mulut kotor !

Dalam keterangan postingannya, akun ariegoem menuliskan bahwa Ahok tidak diterima di Pertamina.
"Spanduk penolakan FSPPB. Ahok tidak diterima di PERTAMINA," tulisnya dalam keterangan.(*)

(Tribunnews.com/Faisal Abdul Muhaimin)

Penyampaian Marwan Batubara dan Ali Mochtar Ngabalin

Pro dan kontra Ahok menjadi bos di BUMN. Datang dari Pengamat Energi Marwan Batubara dan Mantan Staf Khusus Presiden Ali Mochtar Ngabalin. Perdebatan terjadi hingga muncul ucapan yang dinilai tidak mendidik. 

Marwan Batubara menyebut Ahok sebagai 'orang kotor'. Lantaran dianggap pernah terjerat dugaan kasus 'memakan' uang negara atau korupsi. Menurut dia mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) tak berkompeten dan rekam jejaknya buruk. Dia mempertanyakan kenapa bisa menjabat Komisaris Utama Pertamina.

Perkataan Marwan ditanggapi Ali Mochtar Ngabalin. Ali tak sependapat bahkan menyayangkan perkataan atau ucapan Marwan yang dinilai tidak mendidik. Dia juga berpendapat bahwa Marwan saat menyampaikan hal itu sedang berhalusinasi.

Ali Ngabalin menyampaikan itu dalam unggahan kanal YouTube Talk Show tvOne pada Jumat (22/11/2019).

Awalnya, Marwan Batubara memberikan beberapa pernyataan terkait dirinya yang kontra terhadap jabatan baru Ahok.

Marwan Batubara langsung menyebutnya sebagai bencana bagi negeri ini.

"Ya bencana saja bagi bangsa Indonesia," ucap Marwan Batubara.

Bencana yang dimaksud Marwan Batubara adalah rakyat Indonesia menjadi korban pemerintah yang menurutnya tidak bertindak independen.

Marwan Batubara menyebut ada kemungkinan pemerintah terpengaruh oleh suatu kasus atau ditekan oleh pihak tertentu.

"Artinya kita jadi korban kebijakan dari pemerintahan yang saya anggap tersandera," ungkap Marwan Batubara.

"Tersandera oleh berbagai kasus atau mungkin juga tekanan," sambungnya.

Sebelum Ahok benar-benar disahkan, Marwan Batubara berharap Jokowi membatalkan rencana tersebut.

Tak hanya itu, Marwan Batubara menyebut Erick Thohir seolah mengabaikan posisinya yang disebut terhormat dengan memilih Ahok.

Sehingga Marwan Batubara berharap Erick Thohir mundur jika memang pemilihan Ahok ini didasari dari keterpaksaan.

Selain itu, Marwan Batubara menyorot rekam jejak Ahok yang ia sebut terjerat kasus korupsi RS Sumber Waras.

Marwan Batubara sangat heran mengapa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bisa meloloskan Ahok begitu saja dan menyebut Ahok bebas dari kasus tersebut.

Marwan Batubara yang tidak terima dengan ucapan pihak KPK pun membantah, menyebut Ahok adalah orang yang tidak bersih.

"Belum lagi kasus-kasus korupsi yang sudah dilaporkan ke KPK, tapi oleh KPK dikatakan Ahok itu tidak punya niat jahat," ujar Marwan Batubara.

"Mana bisa mengurus kasus korupsi dengan menyatakan tidak punya niat jahat lalu dikatakan 'Ini orang bersih'."

"Ini sebetulnya orang yang sangat kotor gitu loh," cercanya.

Menanggapi kalimat-kalimat Marwan Batubara, Ali Ngabalin tampak geram dan menyebut Marwan hanya berhalusinasi dan kritiknya tidak mendidik masyarakat.

"Kalau Pak Marwan menggunakan kata-kata 'bencana bagi negara', 'orang kotor', 'pemerintah jadi korban kebijakan', 'pemerintah tersandera'," ujar Ali Ngabalin.

"Itu kan pilihan-pilihan kata dari satu halusinasi sebagai seorang pakar, sebagai seorang tokoh, menurut saya tidak pantas kalimat-kalimat itu keluar."

"Itu kalimat-kalimat yang tidak memberikan pencerahan, pembelajaran kepada publik," tuturnya.

Ali Ngabalin yang sebelumnya sempat berdebat dengan Marwan Batubara soal Ahok mengingatkan sang pengamat tentang ayat Alquran surah Al-Maidah.

"Jangan karena kebencianmu kepada seseorang, karena kebencianmu kepada suatu kaum, kamu berlaku tidak adil," kata Ali Ngabalin mengutip terjemahan ayat.

Ali Ngabalin mengingatkan kata-kata yang keluar dari mulut Marwan Batubara tidaklah pantas disampaikan.

"Menggunakan kata-kata 'orang kotor', menggunakan 'negara tersandera', itu kan tidak bagus itu," ucap Ali Ngabalin.

Ali Ngabalin juga mengungkit soal jabatannya dan Marwan Batubara sebagai wakil rakyat yang seharusnya sudah terlatih untuk berkata baik.

"Anak-anak bangsa kok begitu, saya ini mantan anggota DPR RI, Beliau ini mantan anggota DPD RI, kita ini adalah kokoh," kata Ali Ngabalin.

"Yang menurut saya pilihan-pilihan katanya tidak bagus, tidak mendidik," tegasnya.

Ali Ngabalin menegaskan bahwa proses penunjukkan Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina pastilah melalui proses panjang.

Sehingga Ali Ngabalin yakin tidak mungkin Jokowi dan Erick Thohir hanya menunjuk Ahok karena terpaksa atau gegabah. (*)

Sebagian Dalam TAUTANAWALKOMPAS.COM

Subscribe YouTube Channel Tribun Manado:

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved