News
Kamira Energy Buat Inovasi Alat Pengubah Sampah Plastik Menjadi BBM Solar
"Prosesnya itu sederhana. Bisa diumpamakan seperti kalau kita membuat Cap Tikus. Ada proses destilasi dan pirolisis," sebut Daniel.
Penulis: | Editor: Maickel Karundeng
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kamira Energy, perusahaan startup yang berdiri enam bulan lalu membuat inovasi alat pengubah sampah plastik menjadi BBM solar.
"Semua bahan dari plastik itu mengandung senyawa hidrokarbon, dan hidrokarbon itu berasal dari minyak bumi," jelas Daniel Wurangian, CEO dan Founder Kamira Energy kepada tribunmanado.co.id, Minggu (24/11/2019).
Lanjutnya, tugas mereka ini adalah mengembalikan kembali plastik ini menjadi minyak lagi.
"Prosesnya itu sederhana. Bisa diumpamakan seperti kalau kita membuat Cap Tikus. Ada proses destilasi dan pirolisis," sebut Daniel.
Menurutnya, satu sampai satu setengah kilo plastik bisa menghasilkan solar dengan perbandingan liter 1:1 atau bahkan lebih.
"Hasil itu bisa didapatkan tentunya dengan penambahan katalis," ucapnya.
Ada dua reaktor pada mesin itu. Proses pertama pembuatan solar yaitu sampah plastik akan masuk ke Reaktor I dan mengalami proses pembakaran dengan suhu tertentu.
Setelah sekira setengah jam, uap hasil pembakaran akan keluar dan masuk ke Kondensor I melalu sebuah pipa.
"Uap yang terkumpul akan berupa minyak kotor," kata Daniel.
Lanjutnya, minyak kotor tersebut masuk ke Reaktor II dan mengalami pembakaran kembali, kemudian uapnya ditampung ke Kondensor II.
"Itulah yang akan menjadi solar siap pakai," ujarnya.
Dia menyebutkan, akan ada residu yang dihasilkan mesin ini yang berupa bubuk karbon. Residu itu bisa dijadikan briket.
"Jadi tidak ada sisa, termasuk gasnya. Ada gas buang, namanya mesin pasti ada knalpotnya juga. Gas buangan itu adalah metana yang bisa terbakar, mengeluarkan api, tetapi tidak meledak," jelas Daniel
Lanjutnya, kalau skala mesin lebih besar, gas buangan itu bisa dijadikan untuk burner atau pembakaran lagi.
Mesin yang Daniel dan teman-temannya kembangkan ini masih dalam tahap kajian dengan Pemkot Manado.
"Siapa tahu dalam 2020 alat ini bisa disebar di setiap kecamatan, atau bahkan kelurahan," kata pria yang memakai kaos warna hijau tosca itu.
Dia mengatakan, untuk mendapatkan sampah ini susah-susah gampang, tidak semua orang itu mau terlibat.
Kendala-kendala masih banyak Daniel alami saat memperkenalkan mesin ini kepada masyarakat.
Menurutnya, orang-orang masih belum sadar jika sampah mereka bisa berguna. Warga masih berpikir ada pemerintah yang akan mengurus sampahnya.
"Jadi ya mereka cuma buang sampah sembarangan, atau membuang sampah di satu tempat, tidak dipilah," jelasnya
Jelasnya, kalau sampah plastik dipisah, itu bisa dipakai untuk alat ini. Semua jenis plastik bisa dipakai untuk membuat solar.
"Jadi Kamira ini adalah perusahaan startup pengelolaan sampah dari hulu sampai hilir untuk dijadikn sevagai BBM. Fokus kita di sampah plastik,"
Dia mengatakan hanya Kamira Energy, perusahaan yang memiliki inovasi seperti ini di Sulawesi Utara.
Meskipun demikian, ia mengaku jika alat seperti ini sudah banyak dikembangkan di jawa.
"Banyak peneletian-penelitian di kampus mengenai pengelolaan sampah seperti itu. Kita masih baru terbentuk dan masih dalam tahap sosialisasi, edukasi kepada warga," jelasnya
Dia merencanakan akan ada layanan Jemput Sampah pada Januari 2020 nanti.
"Jadi jemput sampah plastik warga di rumah, kalau sudah terkumpul dua kilo, bisa panggil pakai aplikasi. Kayak panggil gojek saja.
Layanan ini jemput sampahnya ini tanpa biaya. Tidak ada retribusi atau iuran bulanan dan semacamnya.
"Warga juga bisa kasih rating, komentar melalui aplikasi sama seperti Gojek," kata Daniel.
BERITA TERPOPULER :
• Ahok Gagal jadi Komisaris Pertamina, Suara Marman Batubara Bisa jadi Penghalang: Mundur Saja
• Ahok Korupsi, Terima Suap Rp 191 Miliar? KPK Semprot Marwan Batubara