Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bahaya Bencana

Likuifaksi yang Terjadi di Palu Juga Rentan Terjadi di Jakarta, Ini Penjelasannya

Likuifaksi merupakan fenomena meluluhnya massa tanah akibat guncangan gempa yang menyebabkan tanah kehilangan kekuatannya

Editor: David_Kusuma
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
DKI Jakarta 

TRIBUNMANAD.CO.ID - Likuifaksi yang terjadi pasca-gempa bumi di Palu tahun 2018 merenggut ribuan nyawa.

Indonesia memang rentan akan bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi.

Secara umum, kondisi geografis dan geologis Indonesia yang berada di lempeng Pasifik, lempeng Eurasia dan Indo-Australia, menyebabkan konsekuensi tingginya ancaman bencana, termasuk likuifaksi.

Likuifaksi merupakan fenomena meluluhnya massa tanah akibat guncangan gempa yang menyebabkan tanah kehilangan kekuatannya.

9 Bulan Pasca Kejadian, 6 Jenazah Korban Likuifaksi Palu Ditemukan Tim Penyelamat Damkar

Kepala Sub-Bidang Evaluasi Geologi Teknik Kementerian ESDM Ginda Hasibuan menjelaskan, ada beberapa penyebab terjadinya likuifaksi di Indonesia.

Pertama, dari aspek seismisitas yang meliputi adanya potensial guncangan gempa di suatu daerah dan percepatan tanah puncak.

Kedua, dari aspek geologi yang meliputi adanya endapan kuarter dan adanya tanah berpasir yang halus dan berseragam. Ketiga, adanya aspek air tanah yang ditunjang oleh kedalaman muka air tanah.

Agus Rahardjo Cs Gugat UU KPK ke MK, Masinton Sebut Tak Paham Ketatanegaraan

"Berdasarkan data kami, peta 100:1.000, Jakarta memiliki kerentanan terjadinya likuifaksi, tapi ini masih menggunakan data regional, belum lokal. Jadi potensi secara detailnya belum bisa kami pastikan," ujar Ginda di Jakarta, Kamis (21/11/2019).

Pasalnya, Jakarta merupakan daerah yang berpotensi terjadinya gempa.

Likuifaksi di Petobo
Likuifaksi di Petobo (Internet)

Berdasarkan besaran gempa, studi literatur dan penelitian Badan Geologi mengatakan, besaran gempa yang menyebabkan terjadinya likuifaksi berada di angka 6 skala Richter.

Namun, dalam arti walaupun besaran angka gempa kecil, tetapi tingkat ketebalan tanah dan endapan kuarter yang tidak sanggup menopang, likuifaksi bisa saja terjadi.

Ginda juga menjelaskan, ketika bencana tsunami yang menghantam Aceh tidak terlihat likuifaksinya karena disapunya oleh gelombang tsunami dan belum didorongnya bukti-bukti yang realis.

"Kami tidak menemukan adanya likuifaksi di sana karena disapu oleh tsunami dan semua orang fokus sama tsunaminya," jelasnya.

Pengakuan Ibu Korban, Anaknya Tepergok Berciuman dengan Istri Orang: Mereka Lebih dari 5 Orang

Sementara mengenai pencegahannya, Ginda menjelaskan, pihaknya masih terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

Pemerintah dalam waktu dekat ini masih mencoba dan sedang mengusahakan sosialisasi untuk menyebarkan informasi ke masyarakat dengan harapan semua stakeholder bisa bekerja sama.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved