Pamor Jokowi Disaingi Mantan Jenderal TNI Prabowo & Moeldoko, Rocky Gerung: 3 Kekuasaan di Kabinet
Rocky Gerung mencium ada persaingan ketat kekuatan di Kabinet Indonesia Maju Jokowi-Maruf Amin. Ada tiga tokoh yang adu pamor di istana
TRIBUNMANADO.CO.ID - Ada persaingan ketat kekuatan di Kabinet Indonesia Maju Jokowi-Maruf Amin, menurut Rocky Gerung.
Tak hanya dua kekuatan, bahkan ada tiga yang bersaing.
Ada tiga tokoh yang adu pamor di istana.
Dilansir TribunWow.com, hal itu diungkapkan Rocky Gerung melalui kanal resmi YouTubenya Rocky Gerung Official, Sabtu (16/11/2019).
Mulanya, Rocky Gerung menduga Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko memiliki pusat kekuasaanya sendiri.
"Kalau dilihat dari sudut power game (permainan kekuasaan), kelihatannya Pak Moeldoko juga ingin bikin pusat kekusaan yang lebih besar," ujar Rocky Gerung.
Rocky Gerung menduga, Moeldoko ingin membangun kekuasaan ada kaitannya dengan Menhan Prabowo Subianto yang menjadi sorotan.
"Karena diam-diam kedudukan Pak Prabowo makin kuat di mata publik, dengan postur yang selalu jadi sorotan," terangnya.
Sehingga pengamat politik asal Manado ini merasa maklum Moeldoko ingin membangun kekuatan baru untuk menyeimbangkan.
"Postur politik Prabowo selalu jadi sorotan publik maka sangat masuk akal Pak Moeldoko ingin bikin polar baru, kutup baru."
"Berseberangan bukan berseberangan, saling menandingi dengan postur politik Prabowo," ungkap Rocky Gerung.
Sehingga, Rocky Gerung menduga akan ada tiga kekuasaan dalam Kabinet Indonesia Maju.
"Jadi mungkin ada tiga matahari di Istana, matahari Moeldoko, matahari Prabowo, dan matahari Jokowi itu sendiri," ujarnya.
"Itu menarik power playnya itu atau interplay antar tiga pusat kekusaan," imbuh Rocky Gerung.
Dalam kesempatan itu, Rocky Gerung juga mengomentari penambahan anggota dalam Kantor Staf Presiden.
Ia menilai penambahan tersebut karena banyak tokoh yang belum mendapat jatah jabatan dari Jokowi.
"Ya itu menunjukkan bahwa pembagian kekuasaan itu belum selesai, atau saya balik tekanan pada Jokowi masih berlanjut.
"Karena masih ada yang enggak puas, masih belum dapat segala macam," katanya.
Namun, perekrutan anggota baru dalam KSP diyakini tetap dalam izin Jokowi.
"Akhirnya Pak Moeldoko ambil inisiatif menambah personel dalam KSP. Tentu itu dengan izin Jokowi."
"Jadi akan dibuat keranjang baru atau keranjang sampah baru untuk menampung mereka yang tidak puas," ungkap Rocky Gerung.
Rocky Gerung menyimpulkan, Jokowi tidak bisa benar-benar mendapatkan haknya dalam penyusunan Kabinet Indonesia Maju.
"Kalau kita analisis presiden tetap tidak independen dalam menentukan hak prerogatifnya," ucapnya.
Lihat videonya mulai menit ke-1:00:
Rocky Gerung Duga Mahfud MD akan Jadi Sumber Bocornya Rahasia Istana
Selain Prabowo dan Moeldoko, Rocky Gerung juga menyoroti soal Menteri Koordinator Politik dan Keamanan, Mahfud MD.
Hal itu diungkapkan Rocky Gerung melalui channel resmi YouTubenya Rocky Gerung Official pada Senin (11/11/2019).
Rocky Gerung menduga bahwa Mahfud MD bahwa nantinya bisa membocorkan sejumlah rahasia istana yang bisa dinikmati publik dan menjadi bahan berita media.
"Saya menduga atau memprediksi bahwa kalimat-kalimat ini atau isu-isu semacam ini yang sebetulnya bisa di-contain dalam kabinet saja itu akan bocor."
"Jadi mungkin pers bergembira tuh bocoran-bocoran kekacauan kabinet akan diperoleh dari Pak Mahfud," ungkap Rocky Gerung.
Sehingga ia menilai bahwa pernyataan-pernyataan Mahfud MD di depan media bisa menimbulkan kontroversi.
"Dan itu menandakan bahwa orkestrasi opini publik tidak bisa dipastikan menghasilkan harmoni," ujar Rocky Gerung.
Kendati demikian, Rocky Gerung percaya bahwa tetap ada pihak-pihak yang senang akan ungkapan-ungkapan Mahfud MD.
"Banyak orang pasti akan bergembira, banyak orang yang akan menganggap bahwa terima kasih Mahfud MD, Anda telah memulai sesuatu keadaan yang biasa disebut sebagai bukan Harmoni tapi Kakofoni."
"Itu bising doang tapi enggak ada iramanya," kritik Rocky Gerung.
Lihat videonya mulai menit ke-5:59:
Reaksi Rocky Gerung saat Ditanya Kenapa Selalu kritik Pemerintah Jokowi tapi Tetap Tinggal di Indonesia
Pengamat politik Rocky Gerung menjawab sejumlah pertanyaan yang masuk ke dalam channel YouTubenya Rocky Gerung Official pada Senin (18/11/2019).
Dilansir TribunWow.com, di antara beberapa pertanyaan yang masuk, seorang warganet yang bertanya mengapa Rocky Gerung masih bertahan tinggal di Indonesia.
Sedangkan, Rocky Gerung terus mengkritisi pemerintahan Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, Rocky Gerung bereaksi dengan santai.
"Bung Rocky....kapan sih anda menilai yang baik terhadap negara ini... Anda nilai selalu jelek... tapi Anda sendiri masih tinggal di negara ini... aneh-aneh saja Anda," ujar Rocky Gerung membacakan pertanyaan milik akun Abdul Rachim, SE.
Rocky Gerung mengatakan, dirinya sering mendapat komentar serupa sejak dirinya memiliki akun Twitter.
"Ini komen yang biasa saya terima waktu dulu masih punya Twitter rupanya kritik itu berlanjut di YouTube," ujarnya.
Ia membenarkan dirinya memang terus mengkritik pemerintahan.
Namun, dirinya membantah bahwa kritikan itu didasarkan dari kebencian.
"Ya memang saya akan terus memberi kritik, dan berkali-kali saya terangkan, saya mengkritik bukan karena dasar kebencian terhadap negara, itu keliru," ungkapnya.
Rocky Gerung menilai, banyak kebijakan dari pemerintah yang justru membahayakan negara.
"Yang saya kritik adala kebijakan yang justru bisa membahayakan negara," lanjutnya.
Pengamat politik asal Manado ini menegaskan dirinya mencintai negara.
Namun, rasa cintanya itu diungkapkan melalui kritikan.
"Jadi justru karena saya mencintai negara ini dan ingin agar ada supaya jalan pikiran yang masuk akal dari pejabat negara, maka saya kritik," ujar dia.
"Jadi saya tidak mengkritik negara, tapi kebijakan yang d**** dari pejabat negara," imbuh Rocky Gerung.
Lihat videonya mulai menit ke-00:50:
Sebelumnya pada kanal resmi YouTubenya, Rocky Gerung mengomentari nasib politik di Indonesia setelah Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 selesai.
Rocky Gerung mengatakan, politik di Indonesia setelah Pemilu ini lebih dari sekadar 'bagi-bagi kekuasaan'.
Namun, 'pembagian kekuasaan' itu disertai dengan rasa bersalah.
"Ya politik Indonesia setelah Pemilu selesai adalah bagi-bagi bukan sekedar bagi-bagi kekuasaan."
"Tapi berupaya untuk saling menutupi rasa bersalah dan itu buruk," ujar Rocky Gerung.
Menurut pengamat politik 60 tahun tersebut, hal itu dapat berdampak buruk bagi demokrasi.
"Kalau sekedar bagi-bagi kekuasaan itu hak, kalau demi tukar tambah rasa bersalah kekuasaan itu dibagi itu buruk bagi demokrasi itu," katanya.
Rocky Gerung menduga, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kini merasa terbebani lantaran harus membagi jabatan pada relawannya.
"Sehingga Jokowi akhirnya jadi Sinterklas tapi merasa dia terbebani dengan prestasi orang lain atau sumbangsih relawan," ungkap dia.
Rocky Gerung menilai seharusnya hal itu tak perlu dilakukan.
Pasalnya, relawan merupakan pihak yang pada dasarnya ikhlas membantu Jokowi.
"Sebetulnya tidak perlu dilayani namanya juga relawan, relawan itu ya orang yang paling jujur di dalam politik ya relawan."
"Sekarang terlihat bahwa relawan bukan relawan, tapi orang yang punya pamrih itu dan pamrih itu pasti ditransaksikan dengan presiden pada sebelum pemilu yang lalu itu," tutur Rocky Gerung.
Sehingga, Rocky Gerung menilai keinginan relawan untuk mendapat balasan dari Jokowi dalam merusak etika politik.
"Sekarang terlihat bahwa enggak ada yang disebut relawan Jokowi, semuanya itu adalah pamrih dan pamrih itu harus sekarang dibayar."
"Nah itu pelajaran yang buruk bagi etika politik," kata Rocky Gerung.
Jika yang meminta kekuasaan adalah partai politik maka hal itu dinilai wajar.
"Di dalam teori politik demokrasi itu tidak wajar karena partai jelas minta dari kekuasaan."
"Tapi relawan enggak boleh minta, di mana-mana orang yanng paling mengerti kekuasaan itu harus dirawat dengan kondisi etik maksimal," lanjut Rocky Gerung.
Menurutnya, relawan seharusnya membantu menghasilkan suara bagi kekuasaan, bukan menagih kekuasaan.
"Relawan sebetulnya mensuplay bagian etika, bagian moral dari politik."
"Dia enggak boleh nagih kekuasaan itu itu kacaunya pengertian relawan di Indonesia,"
"Volunteer itu artinya membantu untuk menghasilkan suara bukan untuk menagih suara," ujar Rocky Gerung panjang lebar.
Artikel ini telah tayang di tribunbatam.id