Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

31 Persen Remaja di Jakarta Kecanduan Internet, Lebih Tinggi Dibandingkan Kota-kota Lain di Asia

Angka remaja yang kecanduan internet di Jakarta lebih tinggi dibandungkan dengan kota-kota lain di Asia.

Editor:
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Angka remaja yang kecanduan internet di Jakarta lebih tinggi dibandungkan dengan kota-kota lain di Asia. 

Penelitian terbaru menunjukkan prevalensi kecanduan internet pada remaja di Jakarta adalah sebesar 31,4 persen. 

Angka ini berdasarkan hasil penelitian dr Kristiana Siste SpKJ(K) untuk memenuhi syarat promosi doktor Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Selasa (19/11/2019). 

Kristiana mengatakan bahwa prevalensi pengguna internet yang lebih tinggi dari negara lain ini disebabkan karena 97 persen remaja di Jakarta memiliki gawai pintar.

Kemudian, sebanyak 91,1 persen remaja mengakses internet di rumah."Oleh karena itu akses terhadap internet sangat mudah," kata dia.

"Remaja yang memiliki masalah emosional sekitar 48,5 persen dan masalah perilaku 56,3 persen, sehingga mengakibatkan mereka menggunakan internet untuk modifikasi mood.

Untuk menghasilkan data tersebut, kata Kristiana, penelitian dilakukan dengan melibatkan populasi remaja pada SMP dan SMA di Jakarta.

Untuk mengetahui hubungan kecanduan internet dengan kerja otak, maka dilakukan pemeriksaan pencitraan otak dengan menggunakan functional MRI.

"Penelitian ini merupakan penelitian pertama yang mengembangkan kuesioner skrining kecanduan internet pada remaja di Indonesia," ujar dia.

Mekanisme penelitian yang dilakukan

Saat ini, diakui Kristiana, memang belum ada alat ukur baku emas yang mendiagnosis kecanduan internet secara tepat dan dapat digunakan secara universal.

Oleh sebab itu penggunaan Kuesioner Diagnostik Adiksi Internet (KDAI) dianggap menjadi pilihan yang tepat untuk memberikan analisis persoalan kecanduan internet dan segala aspek terkait.

KDAI ini sendiri dikembangkan dari budaya remaja Indonesia, sehingga pernyataan yang ada pada KDAI dapat dimengerti oleh remaja dari berbagai latar belakang.

KDAI terdiri dari 44 pernyataan. Waktu pengisian kuesioner kurang dari 10 menit.

KDAI memiliki sensitivitas yang tinggi sebagai alat skrining dan dapat digunakan oleh guru, orang tua, dan tenaga kesehatan profesional.

KDAI juga dapat menggambarkan konektivitas fungsional otak remaja sehingga tidak lagi diperlukan pemeriksaan Functional Magnetic Resonance Imaging (FMRI) untuk mengetahui perubahan konektivitas otak.
Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved