Sandiaga Dirut PLN
Digadang jadi Dirut PLN, Begini Rekam Jejak Sandiaga Uno, Pengusaha Sukses Indonesia
Sandiaga Uno memiliki nama asli Sandiaga Salahudin Uno. Sebelum dirinya terjun ke ranah politik, Sandiaga merupakan seorang pengusaha.
Penulis: Rhendi Umar | Editor: Rhendi Umar
TRIBUNMANADO.CO.ID - Nama Sandiaga Uno dikabarkan akan menjadi direktur utama BUMN bersama mantan gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Wacana tersebut kini sudah berkembang luas ke publik.
Pihak Istana ketika dikonfirmasi soal kabar tersebut, meminta awak media untuk bertanya ke Menteri BUMN Erick Thohir.
Meski proses pemilihan direksi maupun komisaris BUMN strategis berada di tangan Presiden Jokowi namun pihak istana meminta media massa menanyakan hal itu kepada menteri BUMN.
"Lebih baik ditanyakan ke menteri BUMN, Pak Erick Thohir," ujar Juri Bicara Presiden Fadjroel Rachman di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (18/11/2019).

Menurutnya, Presiden Jokowi telah meminta Erick untuk memperbaiki ratusan perusahaan pelat merah dan menjaga visi-misi BUMN seperti amanat pemerintah.
"Visi-misi BUMN adalah visi-misi dari presiden dan wakil presiden. Segala sesuatu terkait BUMN akan diselesaikan Kementerian BUMN," paparnya.
Rekam Jejak Sandiaga Uno
Berdasarkan penelusuran TribunJakarta.com, Sandiaga Uno memiliki nama asli Sandiaga Salahudin Uno.
Sebelum dirinya terjun ke ranah politik, Sandiaga merupakan seorang pengusaha.
Usai meraih predikat summa cum laude dari Wichita State University - Amerika Serikat, Sandiaga bekerja sebagai karyawan Bank Summa di tahun 1990.
Setahun dirinya bekerja, ia mendapat beasiswa melanjutkan pendidikan di George Washington University, Amerika Serikat.
Usai berhasil menempuh pendidikan, Sandiaga bergabung di Seapower Asia Investment Limited, Singapura.
• Jokowi dan Sandiaga Uno Beri Tanggapan Begini Saat Erick Thohir Bocorkan Alasan Ahok Gabung BUMN
Kemudian, tahun 1995, Sandiaga Uno menjadi Executive Vice President NTI Resources Ltd.
Meski menjadi wakil eksekutif presiden kala itu, perusahaannya kena ditutup karena krisis moneter yang melanda pada tahun 1997.