Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Polisi Larang Skuter Listrik di Jalan Raya

Peristiwa tewasnya dua pengguna skuter listrik karena ditabrak pengendara Totoya Camry di Senayan

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
kompas.com
Skuter listrik yang penggunaannya di beberapa negara sudah diatur. 

Kami menduga kuat managemen Grab Indonesia belum atau tidak memberikan edukasi yang kuat kepada pengguna Grabwheel selama ini. Mana yang diperbolehkan, dan mana yang tidak diperbolehkan, terutama terkait aspek safety.

Atas hal ini, kami meminta managemen Grab Indonesia untuk menghentikan sewa skuter listrik, sebelum memperbaiki aspek safety kepada calon penggunanya.

Selain itu, YLKI mendesak kepada Pemprov DKI Jakarta bahkan Kemenhub, untuk segera mengatur secara ketat keberadaan skutir listrik, sebelum meluas menjadi masalah baru.

Kami akan mendukung Dishub DKI Jakarta yang tengah berupaya mengatur hal ini, agar secara cepat disahkan oleh Gubernur DKI Jakarta. Poin poin krusial yang perlu diatur, antara lain perizinan yang ketat, pentarifan, dan juga jaminan asuransi. Intinya keberadaan skuter listrik harus dikendalikan dengan kuat.

Tak hanya itu atas kejadian itu, YLKI juga meminta dan mendesak pihak pihak yang menyewakan skuter listrik, terutama Grab, untuk memastikan dan menjamin bahwa pengguna skuter tersebut telah paham hal ikhwal terkait rambu rambu lalu lintas, dan aspek yang lebih detil, terutama dari sisi keselamatan. 

GrabWheels hanya Sarana Hiburan

Layanan sewa skuter listrik GrabWheels dalam beberapa bulan terakhir menjadi tren di kalangan anak muda. Dengan kendaraan ini, mereka bisa lebih santai berkeliling dari satu tempat ke tempat lain, dibanding berjalan kaki.

Di Jakarta, GrabWheels tersedia di beberapa titik. Salah satunya di fx Senayan, Jakarta Pusat. Pantauan Warta Kota ada puluhan GrabWheels tersedia. Paling ramai disewa oleh remaja pada malam hari.

Selain itu, ada pula di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat. Anita (16) dan Desti (17), pengguna GrabWheels saat ditemui Warta Kota, Kamis (14/11) mengaku mengunakan skuter listrik karena cukup mudah digunakan. "Ya buat jalan aja sih muter-muter, sambil muter santai aja. Nanti balik lagi, karena kan emang lagi ngetren, jadi penasaran coba," kata Desti.

Keduanya mengaku beberapa kali menyewa otoped itu, dan merasa ketagihan. Apalagi harganya relatif murah, yakni Rp 5.000 per 30 menit. "Gampang sih yang penting kan punya aplikasi Grab aja. Abis itu nanti tinggal scan barcode, udah bisa jalan. Tapi maksimal harus baterainya dua bar kalo satu nggak bisa," katanya.

Anita mengatakan, ia hanya bermain di sekitar trotoar di Thamrin, hal ini menginggat karena memang kondisi jalan Thamrin masih padat.  "Paling di sekitar sini aja sih, belum ke jalan karena kan masih macet juga. Tapi kalo sih lebih enak kalo pas car free day, jadi lebih aman mainnya," ujarnya.

Secara terpisah, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono menyebut otopet listrik yang disewakan oleh GrabWheels saat ini dipandang masyarakat bukan sebagai sarana transportasi melainkan sarana hiburan di Ibu Kota.

"Ini (GrabWheels) bukan tren untuk transportasi, 'just for fun' aja. Karena sekarang lagi trennya untuk kesenangan saja," kata Bambang.

Kedepan pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta serta pihak penyedia jasa untuk mengatur kebijakan dari moda transportasi yang dapat dikategorikan sebagai kendaraan nonpolusi itu.  

"Itu memang tugas ke depan bagi BPTJ untuk mengevaluasi bersama Grab untuk keselamatan penggunanya," kata Bambang. 

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved