Wawancara Khusus Putri Wapres KH Maruf Amin: Mundur dari PNS Demi Tangsel
Siti Nur Azizah, salah satu Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kementerian Agama (Kemenag), memutuskan mundur dari jaket
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Ini momentum dimana masyarakat ingin melakukan sebuah perubahan. Yang mereka melihat Pilkada ini menjadi bagian terpenting dari sebuah proses demokrasi untuk menyerap aspirasi. Saya melihatnya, mereka mau nuansa yang baru. Dan saya ingin menjadi proses perubahan itu.
Di Tangsel sendiri menurut Anda masalah apa yang paling krusial untuk dibenahi?
Tangsel ini kota yang masih baru tapi cepat sekali pembangunannya. Saya melihatnya kota Tangsel ini kota yang maju. Tetapi ada sisi yang memang harus menjadi perhatian kita semua. Kota maju itu harus disertai dengan pemerataan.
• Jokowi Minta Aparat Tak Lakukan Kriminalisasi Pemerasan: Begini Kata Jaksa Agung
Ada sisi masyarakat lokal yang perlu penguatan karakteristik lokal itu. Sebagai kekuatan kota Tangsel itu sendiri. Saya melihat itu yang belum disentuh secara maksimal.
Contohnya seperti apa?
Sampai sekarang saya juga belum bisa melihat apa sih sebetulnya karakteristiknya kota Tangsel itu sendiri. Dengan masyarakat yang majemuk, kan ada mayoritas masyarakat betawi, sunda dari Banten.
Tapi ciri khas itu yang belum muncul belum kelihatan. Karena itu proses pemerataan kemajuan yang kemudian bisa mengangkat potensi karakteristik lokal itu belum kelihatan.
Memang menurut Anda salah satu karakteristik apa yang bisa dimunculkan di kota Tangsel tersebut?
Saya melihat, ini kan masyarakat betawinya cukup kental, selain sunda dan jawa. Dan ini sebenarnya kota penyangga yang banyak urban dari Jakarta yang ke sini Seperti betawinya Jakarta bergeser ke Tangsel. Walaupun secara sosiologi itu teman-teman dari antropolog, sebenarnya mereka dari Banten, kemudian ke Jakarta. Lalu kembali lagi ke Tangsel.
Nah itu kan karakteristik Betawi Tangsel, dan saya melihatnya sudah mulai hilang. Kita tidak kemudian memperkuat ciri-ciri lokal kita. Contohnya (pohon) kelor. Nah saya punya program namanya 'sejuk', sejuta kelor. Sebenarnya kelor itu kan ciri dari masyarakat Betawi.
Kelor itu kan tanaman yang tahan segala iklim dan itu super nutrisi. Dan bagaimana semangat tumbuhnya pohon kelornya itu mencerminkan bagaimana kita hidup sehat. Itu yang harus dikembangkan budaya hidup sehat di masyarakat. Karena itu kita akan tumbuhkan kelor di setiap rumah.
Selama ini Anda sudah sering terjun ke masyarakat. Adakah masalah yang sering diadukan ke Anda?
Saya lebih melihatnya, masyarakat ingin ikut serta berpartisipasi proses membangun kota tersebut. Misalkan program yang kami gulirkan, karakteristiknya betawi banget, menanam pohon kelor. Menjadi tanaman masyarakat lokal. Kan mereka bisa menanam satu rumah satu pohon kelor.
Kan itu bisa membantu ekonomi masyarakat. Karena kelor itu dikelola dengan baik bisa menjadi sumber ekonomi masyarakat. Bisa menumbuhkan kemandirian ekonomi juga.
Tema apa yang akan Anda usung dalam Pilkada nanti?