Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

3 Alasan Anies Baswedan Selalu Dirundung Tuduhan Menurut Pengamat Politik M Qodari

M. Qodari selaku pengamat politik memberikan 3 (tiga) alasan terkait Anies Baswedan yang hingga kini tak putus dirundung tuduhan.

YouTube Indonesia Lawyers Club
M Qodari dan William Aditya pada acara Indonesia Lawyers Club dengan tema: Anies Tak Putus Dirudung Tuduhan (12/11/2019). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Belakangan, warga DKI Jakarta dihebohkan dengan temuan anggaran janggal dalam Kebijakan Umum Anggaran-Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2020.

M. Qodari dalam Indonesia Lawyers Club beri komentar terkait anggaran janggal KUA-PPAS 2020.

M. Qodari selaku pengamat politik memberikan 3 (tiga) alasan terkait Anies Baswedan yang hingga kini tak putus dirundung tuduhan.

Satu di antaranya adanya temuan anggaran lem Aibon sebesar Rp 82,8 miliar.

Anggaran janggal ini diungkapkan pertama kali oleh William Aditya, kader dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang kini duduk di kursi DPRD DKI Jakarta.

M. Qodari berpendapat, menurutnya ada 3 (tiga) hal utama mengapa Gubernur DKI Jakarta tersebut selalu menjadi trending atas tuduhan-tuduhan miring yang menyelimuti setiap langkahnya.

Alasan tersebut yaitu, pertama gubernur adalah pejabat publik, kedua DKI jakarta adalah provinsi yang spesial, sehingga ekspektasinya sangat tinggi baik dari masyarakat atau media, ketiga karena provinsinya sudah spesial maka gubernurnya super spesial.

Hal tersebut ia sampaikan dalam acara Indonesia Lawyers Club TVOne pada Selasa (12/11/2019).

Kisah Pasutri Penjaga Pantai Modisi yang Berhasil Sekolahkan Anak Hingga Jadi PNS

FAKTA Baru Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan: Pelaku Pernah Singgung Ahok dan Jokowi

"Kalau nggak mau dituduh, dan menjadi tertuduh, dan dirundung tuduhan, jangan jadi gubernur," celetuknya.

Ia mengatakan, dirinya sebagai surveyer pun juga kerap kali mendapat tuduhan, apalagi seorang gubernur.

Dirinya mencontohkan salah satu kasus tuduhan yang mengenainya beberapa waktu lalu.

"Kalau mengeluarkan survey, pilpres misalnya, atau pilgub sering dituduh tidak objektif dan berpihak kepada kelompok atau orang tertentu," tuturnya Qodari.

M. Qodari dalam Indonesia Lawyers Club dengan tema: Anies Tak Putus Dirudung Tuduhan (12/11/2019).
M. Qodari dalam Indonesia Lawyers Club dengan tema: Anies Tak Putus Dirudung Tuduhan (12/11/2019). (Kolase Tribunnews.com)

Lebih lanjut, ia mengungkapkan, bahwa yang suka menuduh adalah kawan-kawan dari media.

"Yang suka menuduh juga terus terang teman-teman media. Tapi begitu kita tidak rilis survey, temen-temen media nanya, 'Mas surveynya mana?' " sontak pernyataannya membuat isi studio TVOne tersebut tertawa.

Qodari berkali-kali menegaskan yang ditunjukkan kepada Anies baswedan, bila Anies tidak ingin dituduh maka jangan menjadi gubernur.

Sebab, tuduhan sudah menjadi makanan bagi pejabat negara.

Karni Ilyas selaku host dari acara tersebut menambahkan untuk menguatkan dengan melontarkan peribahasa.

"Kalau takut dilimbur ombak, jangan berumah di pinggir pantai," ungkap pria yang kerap dipanggil bang Karni.

HP Asus Zenfone 6 Dirilis Besok di Indonesia, Begini Spesifikasi dan Keunggulan

Budayawan Betawi Ridwan Saidi Hadir di ILC, Kritik Sistem Acara Indonesia Lawyer Club Yang Berubah

Peribahasa tersebut berarti, jikalau takut akan risiko/bahaya, jangan mengerjakan pekerjaan yang berbahaya.

Sementara itu, William Aditya, politisi Partai Solidaritas Indonesia yang nampak hadir pada malam hari tersebut ternyata juga menarik perhatian Qodari.

Diketahui, William lah yang pertama kali mengunggah foto anggaran DKI Jakarta ke sosal media Twitternya, sehingga ramai dan menjadi sorotan publik dalam waktu beberapa menit saja.

Dihadapan William, Qodari menyatakan rasa penasarannya terhadap William yang baru dilantik menjadi DPRD, namun sudah langsung hits.

M Qodari dan William Aditya
M Qodari dan William Aditya pada acara Indonesia Lawyers Club dengan tema: Anies Tak Putus Dirudung Tuduhan (12/11/2019).

"Usianya berapa?" pertanyaan Qodari.

"23," jawab William.

"Saya ingin memahami Anda itu siapa, dan kenapa berani-beraninya kayak begitu? [mengunggah kejanggalan-kejanggalan anggaran 2020 DKI Jakarta ke Twitternya] Pendidikan terakhir apa di mana?"

"S1 Hukum di UI," tuturnya menjawab.

"Pekerjaan sebelum masuk ke DPRD DKI Jakarta?"

"Mahasiswa."

"Apakah Anda masih mahasiswa UI?"

Kronologi Kakak Bunuh Adik di Mitra Gara-gara Cemburu, Istri Tersangka: Anak Kami Masih Kecil

"Nggak. Sudah lulus."

"Jadi, DPRD ini adalah pekerjaan pertama secara resmi?" tanyanya terakhir dan William mengiyakan.

"Saya baru sekali ketemu, lulus langsung jadi anggota DPRD, duduk semeja dengan gubernur dengan Pak Sekda. Luar biasa," pungkas Qodari sembari meminta audiens bertepuk tangan salut.

Setelah rasa penasarannya terjawa, Qodari yang juga peneliti muda Indonesia itu memberikan tanggapannya mengenai sosok William.

"Mohon teman-teman juga memahami kenapa William seperti ini, kalau ada istilah orang tanpa beban, saya kira ini contoh orang tanpa beban. Karena dia memang belum tahu dunia itu sulitnya bagaimana," ungkapnya menyatakan.

"Jadi saya kira kalau William berani terjang menerjang, memang ya.. sekali lagi dia nggak punya beban," tutur Qodari yang ditanggapi William dengan senyum. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved