Heboh Suami Bunuh Istri di Langowan, Lalu Bunuh Diri, Mengapa Ada Orang Tega Habisi Keluarganya?
Pembunuhan sadis yang melibatkan keluarga tejadi di sejumlah daerah di Indonesia. Lalu mengapa ada orang yang tega menghabisi keluarganya?
Penulis: Finneke Wolajan | Editor: Finneke Wolajan
Dari belakang rumah kemudian, pelaku menyeret korban ke kamar mandi dan menghabisi nyawa korban.
"Ini termasuk pembunuhan sadis yang terjadi," kata mantan Katim Resmob Jatanras Polda Sulut.
Selain kasus ini, ada beberapa kasus pembunuhan sadis yang melibatkan keluarga.
Lalu mengapa ada orang yang tega menghabisi keluarganya?
Penyakit Mental
Dalam istilah kriminologi, kasus pembunuhan tersebut dikenal dengan istilah familicidae.
Familicide adalah peristiwa pembunuhan di mana seorang pelaku membunuh anggota keluarga.
Kriminolog juga telah membagi kasus familicide ini ke dalam beberapa istilah berikut:
- Matricide : pembunuhan seorang ibu
- Patricide: pembunuhan seorang ayah
- Siblicide: pembunuhan saudara kandung
- Fratricide: pembunuhan saudara laki-laki
- Sororisida: pembunuhan saudara perempuan
- Filisida: pembunuhan anak
- Uxoricide: pembunuhan seorang istri
- Parricide: pembunuhan orang tua
Riset yang diterbitkan dalam Howard Journal of Criminal Justice 2013 juga membuktikan, 68 persen pria yang melakukan familicide juga berakhir dengan bunuh diri.
Biasanya, mereka yang melakukan familicide berusia antara 30 hingga 39 tahun saat pembunuhan.
Sebesar 32 persen kasus familicide dilakukan dengan menusuk korban, dan 15 persen dilakukan dengan meracuni korban.
Para ahli mengatakan para pelaku familicide, baik pria maupun wanita, biasanya memiliki sejarah panjang penyakit mental, cenderung depresi atau psikotik.
Lalu, apa yang menyebabkan seseorang menjadi pelaku familicidae?
Menurut peneliti ada empat faktor yang menyebabkan seseorang tega membunuh keluarganya sendiri. Berikut empat faktor tersebut:
1. Karekter superior