Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Hari Pahlawan

Sejarah Hari Ini: Peran Bung Tomo dalam Pertempuran 10 November 1945, Pembangkit Semangat Rakyat RI

Pertempuran 10 November itu disebut juga sebagai pertempuran terberat sepanjang sejarah di Revolusi Nasional Indonesia.

Editor: Frandi Piring
via Tribun Jatim/Istimewa
Profil Sutomo (Bung Tomo) - Pahlawan Nasional 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Setiap tanggal 10 November, bangsa Indonesia memperingatinya sebagai hari pahlawan.

Hari pahlawan diperingati tiap 10 November sebagai apresiasi dan penghargaan pejuang yang menjaga kemerdekaan Indonesia.

Tanggal 10 November diperingati sebagai hari pahlawan karena pada tanggal tersebut di tahun 1945, pasukan Indonesia pertama kalinya melakukan perang terhadap tentara asing.

Pertempuran 10 November itu disebut juga sebagai pertempuran terberat sepanjang sejarah di Revolusi Nasional Indonesia.

Awal mula pertempuran dimulai ketika ketika tentara Jepang mendarat di Pulau Jawa pada 1 Maret 1942.

Kemudian, tujuh hari berikutnya 8 Maret 1942 tentara Belanda menyerah tanpa syarat berdasarkan Perjanjian Kalijati.

Truk tentara sekutu melintasi dinding-dinding bertuliskan semboyan perjuangan Indonesia, diduga di kawasan Senen, Jakarta Pusat. Bung Tomo yang berkunjung ke Jakarta setelah pertempuran Surabaya melihat deretan truk yang membawa beratus-ratus orang preman dan serdadu Serikat, bersorak-sorak seolah mereka itu telah bertempur mati-matian dan berhasil memasuki serta merebut Kota Jakarta. Sasaran serdadu NICA dan Batalyon X yang terkenal ganas itu bukan cuma Pemuda Pelopor, tetapi juga rakyat biasa dan para abang Betawi. Makanan dan uang yang dibawa rakyat dirampasnya, kenang wartawan Merdeka Rosihan Anwar. Fotografer Antara, Abdoel Kadir Said, pernah tertangkap mengenakan lencana Merah Putih. Ia dipaksa menelan benda dari seng itu.
Truk tentara sekutu melintasi dinding-dinding bertuliskan semboyan perjuangan Indonesia, diduga di kawasan Senen, Jakarta Pusat. Bung Tomo yang berkunjung ke Jakarta setelah pertempuran Surabaya melihat deretan truk yang membawa beratus-ratus orang preman dan serdadu Serikat, bersorak-sorak seolah mereka itu telah bertempur mati-matian dan berhasil memasuki serta merebut Kota Jakarta. Sasaran serdadu NICA dan Batalyon X yang terkenal ganas itu bukan cuma Pemuda Pelopor, tetapi juga rakyat biasa dan para abang Betawi. Makanan dan uang yang dibawa rakyat dirampasnya, kenang wartawan Merdeka Rosihan Anwar. Fotografer Antara, Abdoel Kadir Said, pernah tertangkap mengenakan lencana Merah Putih. Ia dipaksa menelan benda dari seng itu. (IPPHOS)

Dilansir TribunJakarta.com dari Wikipedia, tiga tahun selanjutnya, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah dijatuhkannya bom atom oleh Amerika Serikat di Hiroshima dan Nagasaki, di bulan Agustus 1945.

Di Indonesia sendiri, Belanda dan Jepang telah pergi dan adanya kekosongan kekuasaan asing membuat Soekarno mengambil kesempatan itu memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Indonesia pun berhasil merdeka dari kekuasaan asing.

Pada tanggal 25 Oktober 1945, Brigade 49 dari Divisi 23 Sekutu yang berkekuatan sekitar 5.000 tentara mendarat di Surabaya di bawah pimpinan Brigadir Aulbertin Walter Sothern Mallaby.

Pertempuran Surabaya yang mengakibatkan banyak pejuang gugur menjadi peristiwa penting dan bersejarah bagi bangsa Indonesia pada10 November.
Pertempuran Surabaya yang mengakibatkan banyak pejuang gugur menjadi peristiwa penting dan bersejarah bagi bangsa Indonesia pada10 November. ((Wikipedia.org))

Tiba di Surabaya, mereka segera masuk ke dalam kota dan mendirikan pos pertahanan di delapan tempat.

Sesaat setelah tiba, mereka ingin segera melucuti semua persenjataan yang telah dikuasai rakyat, namun adanya tetangan keras dari pemimpin Indonesia di Surabaya, akhirnya mereka mengalah.

Kemudian mereka membuat sebuah kesepakatan pada tanggal 26 Oktober 1945 kala itu.

Meskipun kesepakatan baru saja tercapai, Sekutu justru mengingkarinya.

Ketika malam hari tanggal 26 Oktober 1945, Sekutu menyerang penjara Kalisolok.

Profil Bung Tomo, Pahlawan Pembangkit Semangat Rakyat Indonesia pada Pertempuran 10 November 1945

Tentara Sekutu membebaskan Kolonel Huiyer, seorang perwira Belanda beserta beberapa tentara Belanda yang ditawan pasukan Indonesia.

Pada tanggal 27 Oktober pukul 11.00 pagi, sebuah pesawat Dakota melintas dari Jakarta, atas perintah Mayjen Hawthorn.

Pesawat tersebut menyebarkan pamflet yan isinya adalah perintah penyerahan senjata yang dimiliki rakyat Indonesia kepada Tentara Sekutu.

Dalam waktu 2×24 jam seluruh senjata harus sudah diserahkan, dan bagi yang masih membawa senjata melewati batas waktu itu akan ditembak di tempat.

Hal ini jelas bertentangan dengan kesepakatan sehari sebelumnya, yang telah disetujui Mallaby.

BrigJen Malaby memegang bendera putih dan Residen Sudirman duduk di muka mobil
BrigJen Malaby memegang bendera putih dan Residen Sudirman duduk di muka mobil (Istimewa)

Lalu, terdapat sebuah serangan total dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 1945, pukul 04.30 pagi.

Delapan pos pertahanan Sekutu diserbu sekitar 30.000 rakyat bersenjata api dan ditambah sekitar 100.000 rakyat bersenjata tajam.

Usai diserang total, tentara Sekutu mengibarkan bendera putih dan memohon untuk berunding.

Meski demikian, sebuah klimaks dari peristiwa ini terjadi pada 10 November 1945.

Dimana Inggris mulai menyerang Surabaya pakai armada darat, lau dan udara.

Saat itu Rakyat Surabaya melakukan perlawanan atas serangan tersebut.

Pertempuran itu berlangsung dalam waktu hingga tiga minggu, setidaknya menewaskan 6 ribu sampai 16 ribu pejuang dari pihak Indonesia.

Ternyata di balik pertempuran 10 November 1945 itu peran Bung Tomo alias Soetomo, yang merupakan pemimpinnya saat itu.

Profil Sutomo (Bung Tomo) - Pahlawan Nasional - Pembangkit Semangat Rakyat Pertempuran 10 November 1945.
Profil Sutomo (Bung Tomo) - Pahlawan Nasional - Pembangkit Semangat Rakyat Pertempuran 10 November 1945. (Kolase Foto: pahlawancenter.com/Tribunnews.com)

Bung Tomo merupakan pahlawan yang berperan di pertempuran 10 November 1945.

Bung Tomo menjadi satu diantara pemimpin pertempuran 10 November 1945 yang membangkitkan semangat rakyat Surabaya,

Peran Bung Tomo dikenang karena dirinya kerap memberikan seruan-seruan pembukaannya di dalam siaran radionnya yang penuh dengan emosi.

Dengan berbagai seruannya yang membangkitkan emosi tersebut membuat rakyat bergerak dan membangkitkan semangat untuk membela Indonesia. (TribunJakarta.com/Kurniawati Hasjanah)

Peringatan Hari Pahlawan 10 November, Sejarah Pertempuran Ternyata Dimulai di Tempat Ini

Peristiwa 10 November: Kisah Lahirnya Hari Pahlawan, Pertempuran Surabaya Jadi Cikal Bakal

Follow Instagram @tribun_manado:

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved