Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Perjudian NasDem dan Surya Paloh, Dirangkul atau Dibuang Jokowi-Megawati

Banyak pengamat menilai Partai NasDem dan Surya Paloh sedang melakukan manuver sekaligus perjudian dengan koalisi pemerintah

Editor: Aswin_Lumintang
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (keempat kiri) bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kedua kiri) saat menghadiri Kongres II dan Hut ke-8 Partai Nasdem di Jakarta, Jumat (8/11/2019). Kongres II Partai Nasdem tersebut mengambil tema 'Restorasi Untuk Indonesia Maju'. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Banyak pengamat menilai Partai NasDem dan Surya Paloh sedang melakukan manuver sekaligus perjudian dengan koalisi pemerintah dibawa kendali Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.

Joko Widodo (kiri) bersama Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh ( kanan).
Joko Widodo (kiri) bersama Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh ( kanan). ((Warta Kota/Henry Lopulalan))

Hasilnya akan terlihat ke depan. Apakah Partai NasDem akan dirangkul atau 'dibuang' alias dibiarkan merapat ke oposisi.

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (SP) dinilai merasa kecewa karena merasa memiliki jasa besar menjadikan Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden untuk periode kedua, namun merasa tak mendapat kompensasi memadai.

Hal itu yang diduga menjadi penyebab berbagai manuver politik sebagai wujud kekecewaan sekaligus upaya bargaining baru terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan koalisi pemerintahan yang didominasi PDI Perjuangan (PDIP).

Menurut Pengamat Politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Mada Sukmajati, manuver Nasdem belakangan ini menunjukkan adanya konstelasi di internal parpol pendukung pemerintahan.

Nasdem tak puas dan mengambil narasi berbeda, cenderung apatis untuk bisa mewarnai periode kedua pemerintahan Jokowi.

Suami Bunuh Istri karena Ketahuan Punya Selingkuhan, Lalu Bunuh Diri, Ini Keterangan Anak Korban

Surya Paloh Sebut Kesalahan Fatal Ketika Pemimpin Merasa Hidup Sepanjang Massa

Politikus PDIP Ingatkan Surya Paloh tak Emosional, Surya Akui Belum Beritahu Jokowi soal PKS

Dan manuver pun melakukan semua sumber daya yang ada. Karena bermasalah dengan internal koalisi, maka Nasdem menggunakan yang di luar koalisi, yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

"Surya Paloh tampaknya merasa punya andil besar terhadap Jokowi dan merasa tak mendapat kompensasi memadai sehingga muncul ketidakpuasan dan bermanuver seperti ini," kata Mada Sukmajati, Minggu (10/11/2019).

Menurut dia, manuver itu sekaligus berupaya membangun upaya bargaining baru terhadap Jokowi dan koalisi.

"Jadi ini sekaligus Surya Paloh ingin menunjukkan bahwa dia punya ruang yang besar untuk bermanuver sehingga dia mengajak Anies, mengajak PKS, ingin lebih menunjukkan imej ke Jokowi dan publik, bahwa dia masih punya kekuatan," beber Mada.

Lebih lanjut, jika ditanya apakah manuver itu efektif bagi pemerintahan atau tidak, Mada menilai sangat tergantung kepada sikap Jokowi serta parpol pendukung.

Bila manuver Nasdem ini dianggap mengganggu jalannya pemerintahan Jokowi periode kedua, maka pasti akan muncul respons positif.

"Misalnya apakah Surya Paloh didekatkan ke Jokowi, semisal sebagai penasehat presiden. Atau alokasi lainnya seperti tambahan wakil menteri untuk Nasdem," kata Mada.

Namun bisa juga Jokowi dan parpol pendukung melihat manuver Nasdem sebagai sesuatu yang tak ada manfaatnya. Sehingga responsnya juga berbeda.

"Bisa jadi justru Nasdem dieksklusi dari Jokowi dan parpol pendukungnya," imbuh Mada.

Maka berbagai peristiwa politik ke depan, baginya, laik untuk ditunggu.

Termasuk nanti di penutupan Kongres Nasdem dimana Jokowi dan para ketua umum parpol dilaporkan hendak hadir.

"Kita lihatlah nanti respons Jokowi," imbuh Mada.

Editor: Hasanudin Aco

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved