Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Surya Paloh Merasa Dicurigai, Andreas Hugo Pareira: Paloh Emosional

Surya Paloh merasa dicurigai terkait pelukan dia dengan Sohibul Iman, namun politikus PDIP Andreas Pareira menilai Paloh emosional.

Editor: Sigit Sugiharto
(YouTube KOMPASTV)
Martin Manurung saat memberikan komentar mengenai pertemuan Surya Paloh dan Sohibul Iman 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengungkapkan curahan hatinya. Menurutnya, di kalangan elite politik terlalu banyak intrik dan kecurigaan yang mengundang sinisme. Sekadar rangkulan sesama teman pun dicurigai.

"Bangsa ini sudah capek dengan segala intrik yang mengundang sinisme satu sama lain, kecurigaan satu sama lain.Hingga kita berkunjung ke kawan, mengundang kecurigaan," kata Surya Paloh.

Kecurigaan katanya, merupakan diskursus politik yang paling picisan, karena dimaknai dengan berbagai tafsir dan kecurigaan.

Sistem demokrasi yang dianut di Indonesia begitu liberal, tetapi penerapannya sangat ortodoks konservatif.

"Hubungan, rangkulan tali silaturahmi itu dimaknai dengan berbagai macam tafsir dan kecurigaan," katanya.

Anies Baswedan Dekat Dengan Surya Paloh Karena Hal Ini, Saling Panggil Bang Surya dan Adik

Pernyataan Surya Paloh ditanggapi politikus PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira. Andreas menilai Surya Paloh terlalu emosional. Termasuk soal Pancasila.

Dalam pembukaan Kongres NasDem, Paloh curhat tentang adanya pihak yang mencurigai makna di balik rangkulan eratnya terhadap Presiden PKS Sohibul Iman dan mengaitkannya dengan nilai-nilai Pancasila.

"Ini berawal dari sindiran Pak Jokowi soal kemesraan pelukan antara Pak SP (Surya Paloh) ketum Nasdem dan SI (Sohibul Iman) ketum PKS yang mungkin lebih pada ekspresi kedekatan perkawanan antar elit yang kemudian ditafsirkan berbagai pihak dengan berbagai interpretasi, terutama mengarah ke 2024," kata Andreas.

"Reaksi Surya Paloh terhadap sindiran presiden pun menurut saya terlalu emosional, membawa diskursus seolah persoalan pelukan ini masuk dalam wilayah ideologis partai-partai pendukung Jokowi-Kiai Maruf," imbuhnya.

Menurutnya, apa yang diungkapkan Jokowi mengandung makna seraya berharap, seusai pembentukan kabinet, partai pendukungnya tetap solid. Meski, ada yang menganggap komposisi kabinet tak sesuai dengan harapan.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkelakar soal pelukan hangat antara Surya dan Ketua Umum PKS Sohibul Iman saat membuka peringatan HUT ke-55 Partai Golkar di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (6/11) lalu.

Awalnya, Jokowi menyapa satu per satu para tokoh yang hadir.

Begitu sapaan sampai di Surya Paloh yang hadir sebagai tamu undangan, Jokowi pun menyinggung soal pertemuan Surya dengan Sohibul beberapa waktu lalu.

"Yang saya hormati para ketua umum, Bapak Surya Paloh yang kalau kita lihat malam hari ini beliau lebih cerah dari biasanya, sehabis pertemuan beliau dengan Pak Sohibul Iman di PKS," katanya.

Presiden lalu bicara soal rangkulan Surya Paloh ke Sohibul yang sempat menghiasi headline sejumlah media massa.

"Saya tidak tahu maknanya apa.Tetapi, rangkulannya itu tidak seperti biasanya. Tidak pernah saya dirangkul oleh Bang Surya seerat dengan Pak Sohibul Iman," kata Jokowi lagi yang kembali disambut heboh para kader Golkar yang hadir.

Surya Paloh menegaskan, tidak akan bersikap reaktif terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pengamat politik dari Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menilai, manuver partai NasDem tidak ubahnya sebagai politik cari perhatian (caper).

Menurut Umam, NasDem sedang menunjukan ego politik yang sangat besar untuk ditunjukan kepada koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Itu politik caper. Politik cari perhatian. NasDem berusaha untuk menunjukkan kapasitasnya. Ia tidak mau dinomorduakan, dia tidak mau dianggap sepele, dia enggak mau dianggap rendah," kata Umam, Kamis (7/11) lalu.

Umam menyebut, manuver NasDem dinilai sebagai bentuk kekecewaan masuknya Partai Gerindra terutama Prabowo Subianto dalam Kabinet Indonesia Maju.

"NasDem ingin menunjukkan kekuatannya meskipun itu berpotensi kontra produktif terhadap arah politik dia ke depan," katanya.

Meski demikian, ia memprediksi NasDem sebagai partai menengah cenderung pragmatis dan tidak kuat berpuasa secara politik dari kekuasaan.

Karena, partai besutan Surya Paloh tersebut memiliki korelasi kuat dengan logistik yang ada di daerah.

"Kalau dia puasa dari kekuasaan dia harus siap-siap (keluar dari pemerintahan,red)," kata dia. (tribun network)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved