Hari Pahlawan
Kisah Pejuang Veteran Asal Minut Saksi Hidup Peristiwa 14 Februari, Bikin Preman Kampung Ketakutan
Seorang pria bertato memasuki sebuah tempat tambal ban di pertigaan Desa Sukur, Kecamatan Airmadidi, Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Sulut.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Alexander Pattyranie
"Selesai mandi instruktur mencium badan prajurit, jika tidak bau sabun akan ditampar. Cara tamparnya lain yaitu dengan punggung tangan belakang," kata dia.
Latihan berat lainnya, ujar dia, adalah mengangkat batang kelapa. Prajurit yang terlihat lemah akan dicambuk dengan rotan.
"Baju pasukan Heiho keras seperti kain terpal," bebernya.
Henk mengakui, didikan Heiho amat mempengaruhi cara pandangnya sebagai prajurit.
"Waktu saya jadi komandan, saya selalu berada di depan, itu gaya tentara jepang. Kalau KNIL didikan Belanda, komandannya berada di bagian belakang," kata dia.
Jepang pergi, Belanda kembali, Henk memutuskan membela tanah airnya. Ia terlibat dalam peristiwa 14 Februari. Peristiwa itu begitu membekas bagi Henk dikarenakan dua anak buahnya gugur.
"Perlawanan terjadi serempak di sejumlah tangsi, mereka gugur di tangsi KNIL Girian, gugurnya kedua prajurit itu diperingati dengan pendirian monumen veteran di kompleks pasar Girian," beber dia.
Diceritakan Henk, pihaknya bergerak tanpa tahu mana kawan mana lawan. Suasana batin di Minahasa kala itu terpengaruh dengan propaganda Belanda untuk menjadikan Minahasa sebagai salah satu provinsi di Belanda.
"Namun bara nasionalisme juga kuat," kata dia.
Lepas dari peristiwa merah putih, Henk masuk laskar rakyat. Ia berjuang di sejumlah wilayah di Indonesia.
"Kalau di Jawa pakai bambu runcing, kalau disini senjatanya adalah karaben, ada pula senjata dari jepang dengan sangkur panjang dan sangat tajam," ujar dia.
Pada tahun 1951, dia menjadi tentara di bawah pimpinan Joppy Warouw. Lalu terlibat operasi menumpas Republik Maluku Selatan (RMS) pada tahun 1953.
Operasi yang dipimpin perwira asal Manado Alex Kawilarang itu diwarnai tewasnya Letkol Slamet Riyadi. Henk mengaku menyaksikan peristiwa itu.
"Saat itu Slamet membuka bagian atas tank, lalu ia ditembak," kata dia.
Kemudian berturut turut ia terlibat operasi pemberantasan pemberontakan Andi Azis, Kahar Muzakar serta Permesta.