Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Manado

Sengketa di Perumahan Ini Sudah Dimulai Sejak 2006, Warga Tolak Eksekusi Tanah

Warga di Jalan Pumorow, Manado, Sulawesi Utara, berbondong-bondong keluar dari rumah untuk menolak eksekusi atas tanah mereka.

Penulis: | Editor: Alexander Pattyranie
TRIBUN MANADO/ADE PAMUNGKAS
Sengketa di Perumahan Ini Sudah Dimulai Sejak 2006, Warga Tolak Eksekusi Tanah 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Warga di Jalan Pumorow, Manado, Sulawesi Utara, berbondong-bondong keluar dari rumah untuk menolak eksekusi atas tanah mereka pada pukul sekira 09.30 Wita.

Sebelum itu mereka berdoa dengan khusyuk di sekitar perumahannya.

Warga yang menolak eksekusi tersebut menyetel musik keras-keras, sehingga terdengar sampai jauh.

Beberapa kali mereka menyetel lagu Sabyan.

Mereka berbaris di sepanjang sudut jalan raya, di tengahnya duduk Oma Haja Halima sambil menggenggam foto suaminya.

Muhsin Agus, salah satu warga di perumahan tersebut, mengatakan bahwa tanah itu akan dikosongkan sepanjang 66 meter.

Sengketa di Perumahan Ini Sudah Dimulai Sejak 2006, Warga Tolak Eksekusi Tanah
Sengketa di Perumahan Ini Sudah Dimulai Sejak 2006, Warga Tolak Eksekusi Tanah (TRIBUN MANADO/ADE PAMUNGKAS)

Namun mereka merasa bahwa rencana eksekusi tanah tersebut harus dilawan.

"Kita lawan eksekusi tersebut, bukan dengan fisik tapi berargumentasi. Maka itu kita pasangkan musik keras keras agar suasana tidak tegang," ungkapnya

Rencananya kedepan mereka akan terus melawan dan menuntut peninjauan ulang, dan ia mengaku punya catatan buruk penuntut.

"Kalau bisa ini hanya jangan di Manado saja, tapi juga sampai ke pusat, bagus lagi kalau presiden Jokowi sampai tau," ujarnya.

Warga lain bernama Syahran Sah Kader mengatakan bahwa 66 meter yang dituntut dikosongkan terdapat beberapa rumah milik 7 kepala keluarga.

Abdul Hayat Djafar, penuntut eksekusi tanah, merasa tidak terima karena ia merasa sudah menyerahkan 75% persen tanah tersebut kepada mereka.

"Saya cuma tuntut 25 % dari tanah itu, 75 persen sudah mereka jual kepada 35 orang. Coba dari sepuluh ribu bujur sangkar mereka sudah jual tujuh ribu lima ratus meter," ungkap Djafar.

Ia mengatakan bahwa sengketa tersebut sudah dimulai sejak tahun 2006.

"Sudah segala cara kita baik kepada mereka. Respons mereka awalnya baik tapi kemudian tidak, baik mereka plin-plan. Mereka mau menguasai semua," ujarnya.

(Tribunmanado.co.id/Ade Pamungkas)

BERITA TERPOPULER :

 Dulu Pengkritik Keras, Ahmad Dhani Kini jadi Pendukung Jokowi: Sudah Selesai, Kita dari Nol Lagi

 Iwan Bule Ungkap Bahwa Seumur Hidupnya, Baru Presiden Jokowi yang Mengeluarkan Inpres soal Sepakbola

 Ahok Tak Bisa jadi Dewan Pengawas KPK, Dua Masalah Ini jadi Penghalang: Saya Sudah Cacat

TONTON JUGA :

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved