Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kejanggalan APBD DKI 2020

Popularitas Anies Baswedan Jadi Capres 2024 Terhalang Lem Aibon, Kesal Tuding PSI Begini

Popularitas Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang disebut-sebut akan diusung Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

Editor: Aswin_Lumintang
(Kolase Tribunnews/Kompas)
Siapa William Aditya Sarana? Anggota DPRD DKI Termuda yang Bongkar Anggaran Aibon Rp 82 M 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Popularitas Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang disebut-sebut akan diusung Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai calon Presiden tahun 2024, dipastikan tercoreng.

Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sekaligus anggota DPRD DKI Jakarta, William Aditya Sarana, mempertanyakan anggaran lem merek Aibon untuk murid sekolah di APBD DKI Jakarta sebesar Rp 82,8 miliar.
Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sekaligus anggota DPRD DKI Jakarta, William Aditya Sarana, mempertanyakan anggaran lem merek Aibon untuk murid sekolah di APBD DKI Jakarta sebesar Rp 82,8 miliar. (Twitter.com/@willsarana)

Ini setelah politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengungkap beberapa kejanggalan di APBD DKI Jakarta.

Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), William Aditya Sarana, mempublikasikan anggaran lem Aibon di APBD 2020 DKI Jakarta yang menggegerkan masyarakat.

Menanggapi kehebohan itu, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyebut William hanya mencari panggung.

Dikutip dari Kompas.com, Anies Baswedan ketika ditemui di Balai Kota, menuturkan kritik yang diberikan oleh PSI merupakan ajang cari panggung anggota dewan yang baru, Rabu (30/10/2019).

Dukungan Nasdem untuk Anies Baswedan Dipersoalkan Sandiaga: Jangan Terjebak Siklus 5 Tahunan
Dukungan Nasdem untuk Anies Baswedan Dipersoalkan Sandiaga: Jangan Terjebak Siklus 5 Tahunan (Kolase Tribun Manado/Foto: Istimewa)

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan di Balai Kota DKI, Jumat (01/10/2019) (wartakota.tribunnews.com)

Dalam video yang diunggah di kanal YouTube Kompas TV, William menjawab penuturan Anies Baswedan soal partainya yang cari panggung.

William mengatakan PSI tidak mencari panggung, karena melakukan penyisiran anggaran merupakan tugasnya sebagai anggota DPRD.

Dijelaskan William, pada 11 Oktober 2019 dokumen anggaran diunggah di website APBD, namun di sore hari informasi tersebut di- take down seakan-akan tidak bisa diakses lagi.

Setelah dicek kembali oleh William dengan menyalin alamat website APBD DKI Jakarta, ternyata berhasil masuk dan PSI mulai menyisir rancangan anggaran tahun 2020.

Hasilnya yang ditemukan seperti yang sudah diketahui masyarakat luas, yaitu anggaran fantastis untuk pembelian lem Aibon sebesar Rp 82 miliar.

"Kami tidak mencari panggung, karena kami sudah bersurat secara resmi kepada Bappeda untuk segera merilis dokumen-dokumen APBD 2020," ujar William.

"Nah tiba-tiba pada 11Oktober dokumen diupload di website APBD, sorenya tombolnya di takedown, seakan tidak bisa diakes."

Dokter Eunike Pinontoan Ingatkan Jaga Kebersihan Lingkungan Agar Nyamuk DBD Tak Berkembang

Gubernur Babel Beri Klarifikasi terkait Pembakaran Mesin oleh Satpol PP yang Berujung Ricuh

Fahchrul Razi, Mendagri Tito dan Kapolri Idham Masuk Skenario Jokowi Lawan Radikalisme, Kata Boni

"Tetapi ketika kami cek history browser kami, kami copas aja kami masukin lagi, ternyata datanya masih ketinggalan di situ, enggak di-take down semua. Dari situ kami menyisir dan akhirnya temuan yang paling heboh adalah lem Aibon Rp 82,8 miliar itu."

Ketika ditanyai mengenai tindakan yang dilakukan PSI ini merupakan usaha cari panggung, William menuturkan jika apa yang ia lakukan saat ini hanya menjalankan fungsi sebagai legislator.

Legislator sendiri mempunyai berbagai fungsi di antaranya fungsi pengawasan dan fungsi budgeting. 

Ia hanya menjalankan sumpah jabatan sebagai DPRD.

"Bukan (cari panggung) sama sekali ya, kami hanya menjalankan fungsi kami sebagai legislator. Kami kan mempunyai fungsi pengawasan, mempunyai fungsi budgeting, sehingga apa yang kami lakukan ini ya kami hanya melaksanakan sumpah jabatan kami sebagai anggota DPRD," jelas William.

"Sehingga partisipasi publik, suatu keniscayaan. Kita kan hidup dalam demokrasi, yang saya buka juga bukan uang pribadi lho, itu uang masyarakat. Sehingga itu hal yang sangat-sangat wajar," tambahnya.

William Aditya Sarana, Anggota DPRD DKI periode 2019 - 2024 dari PSI. (KOMPAS.com/RYANA ARYADITA UMASUGI)
William mengatakan transparansi merupakan harga mati dan hal yang wajar untuk dilakukan.

Sehingga ketika melaksanakan tugas budgeting yaitu menyirisir anggaran.

William sebelumnya dalam akun Twitter @willsarana menuliskan cuitan mengenai anggaran fantastis untuk membeli lem Aibon yang dibuat oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta.

"Ditemukan anggaran aneh pembelian lem aibon 82 milliar lebih oleh Dinas Pendidikan.

Ternyata Dinas Pendidikan mensuplai 2 kaleng lem Aibon per murid setiap bulanya.

Buat apa?

Kalau banyak yang RT besok pagi saya akan buka-bukaan soal anggaran DKI," tulis William.

Cuitan tersebut akhrinya viral dan mendapatkan reaksi dari warganet Twitter.

Akun @uki23 yang ingin mengetahui kebenaran tersebut langsung menuju web APBD DKI Jakarta.

"Karena penasaran sama temuan bro @willsarana, aku telusuri temuan beliau ini:

Anggaran Suku Dinas Pendidikankota Jakbar untuk "Penyediaan Biaya Operasional Pendidikan SD Negeri" sebesar 82miliar lebih dan aku llihat detailnya, 82miliar itu semua cuma untuk beli LEM AIBON!," tulis akun @uki23.
(Tribunnews.com/Febia Rosada Fitrianum)(Kompas.com/Cynthia Lova)

Penulis: Febia Rosada Fitrianum
Editor: Ifa Nabila

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved