Rekomendasi Manado Kukuhkan Airlangga: Bamsoet Tetap Maju di Munas
Posisi Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto semakin kukuh menjelang Musyawarah Nasional (Munas) Golkar
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Darul mengungkap, Bamsoet memang pernah menyatakan tidak akan maju di Munas, setelah diberi jabatan Ketua MPR. Bamsoet juga mengamini akan meredam gejolak Golkar saat pemilihan pimpinan dewan itu.

"Memang beliau (Bamsoet) pernah menyatakan mendukung ketua umum (di Munas Golkar mendatang) dan cooling down untuk ikut menciptakan suasana menghadapi agenda politik nasional yaitu pelantikan DPR, DPD, presiden dan wakil presiden," ucap Darul.
Namun, kini Bamsoet berubah pikiran mengingat dukungan terhadapnya masih besar untuk maju dalam Munas. "Jika sekarang beliau menyatakan maju jangan diartikan bahwa beliau tidak konsisten atau tidak punya integritas.
Beliau maju justru mengalahkan ego pribadi karena diminta oleh jajaran partai untuk mengemban tugas yang lebih besar yaitu membesarkan dan memenangkan Partai Golkar pada pilkada dan pemilu yang akan datang," jelasnya.
Darul menambahkan, beberapa pengurus DPD I dan II Partai Golkar yang mendukung Bamsoet itu karena alasan ingin Airlangga fokus mengemban tugas sebagai Menteri Koordinator Perekonomian di Kabinet Indonesia Maju.
"Beberapa pimpinan partai di daerah yang menemui tim Bamsoet menyatakan ingin agar Ketum Golkar Airlangga fokus dengan tugas menteri dan sukses mengemban amanat sebagai Menko Perekonomian membantu presiden karena sukses atau gagal beliau berimbas pada citra partai di mata masyarakat," paparnya.
Di sisi lain, menurut Darul, jika memang ada kesepakatan antara Bamsoet dengan Airlangga, maka komitmen kesepakatan itu bisa gagal karena demi kepentingan partai yang lebih besar.
"Seandainya ada kesepakatan antara Bamsoet dan Ketua Umum Golkar, maka hal tersebut bisa batal demi kepentingan yang lebih besar, apalagi keputusan yang menyangkut masa depan Golkar tidak berada di tangan beliau berdua," tutupnya.

Kelihatan Adem di Publik
Dr Fanley Pangemanan, Pengamat Politik dari Universitas Sam Ratulangi menilai, dinamika politik jelang Munas Partai Golkar menjadi perhatian publik akhir-akhir ini. Lepas dari itu, dalam pengamatan saya, Golkar saat ini telah memberikan sumbangsih politik strategis di masa kepemimpinan kedua Jokowi.
Tradisi demokrasi di Indonesia sebagian besar dipengaruhi oleh dinamika politik dari Golkar sehingga lahir pemimpin bangsa Indonesia yang punya hubungan emosional kuat dengan Golkar.
Namun dinamika demokrasi itu tidak menutup peluang hadirnya persoalan di tubuh Golkar, terutama dinamika konflik menjelang Munas. Tapi lagi-lagi, sebesar apapun konflik yang terjadi di dalam tubuh Golkar, mereka tidak kehabisan ide untuk maju dalam demokrasi di Indonesia. Golkar juga tidak kehabisan stok pemimpin politik di Indonesia.
Sementara itu, terkait dengan dilaksanakannya Munas Golkar pada awal Desember 2019, aliran dukungan menguat buat incumbent (petahana) Airlangga Hartarto. Wujudnya adalah kekuatan sayap yang dinamakan Tri Karya Golkar sepakat untuk mempertahankan Ketum Airlangga.
Argumentasi politik saya sedehana saja, karena beliau mampu mengatur terpaan badai krisis tampuk ketua. Kita tahu bahwa kurun lima tahun belakang terjadi gonta ganti ketuanya.
Lalu, standar berikut adalah ketika Golkar dapat berdiri di podium kedua pemenang Pemilu 2019. Hasil ini tentu diukir oleh satu tangan dingin sang Airlangga.