Sulawesi Utara
Bahasa Toundano Bukan Bahasa Toulour Minahasa Sulut, Ini Penjelasannya!
Di dalam Bahasa Tou’dano dapat kita bedakan beberapa dialek; yaitu Kakas dan Remboken.
Penulis: | Editor: Alexander Pattyranie
TRIBUNMANADO.CO.ID - Apa perbedaan ucapan Toundano/Tou’dano/Tondano dan Toulour?
Bert Toar Polii, warga Tondano di perantauan mengutip Boèng Dotulong mengatakan daerah pemakaian Bahasa (taalgebied) Toundano jatuh bersamaan dengan pembentukan Distrik-dikstrik.
Tahun 1920 terlahirlah “Distrik Toulour” oleh pemerintah Hindia-Belanda.
Di dalam Bahasa Tou’dano dapat kita bedakan beberapa dialek; yaitu Kakas dan Remboken.
Inipun hanya perbedaan/penyimpangan sedikit/kecil (sekunder/secundair) yang menunjukkan pada bahasa-bahasa berdekatan(aangrenzend).
Dialek Kakas sedikit terpengaruh dari Bahasa Selatan Minahasa (Tountèmboan –Langoan) dan Dialek Remboken dari Bahasa Toumbulu) inipun sesuai dengan cerita asal muasal turun-temurun.
Di luar “taalgebied”(daerah pemakaian Bahasa Toundano) Bahasa ini juga digunakan di daerah transmigrasi di seberang (sungai-)Ranoyapo (Minahasa Selatan), di Danowudu, Tendeki dan Dua-Sudara (sebelah Timur-Laut gunung Kalabat).
Di luar tanah Minahasa, Bahasa Toundano juga digunakan di Bolaang-Mongondow bagian daerah transmigrasi Dumoga. Selanjutnya di Gorontalo, yaitu di Reksonegoro, Josonegoro dan Bongomeme, yang dihuni oleh penduduk dari Kampung Jawa (Toundano).
Disamping Bahasa Toundano juga cultuur(=budaya) Minahasa meraka bawa sertakan, dengan demikian mereka adalah penyebar Bahasa (Toundano) dan Budaya (Minahasa) yang bagi mereka sebenarnya adalah Bahasa dan Budaya asing.
Daerah yang berbahasa Toundano dan setiap dialeknya membentuk walak (pemerintahan tersendiri) sekitar tahun 1881 dan kemudian tahun 1920 dijadikan Distrik (later “district” gedoopt), yaitu “Ditrik Toulour”.
Nama Toulour adalah penguraian nama suku (clan), yang terbentuk dari ketiga pengguna dialek tersebut. Penunjukkan Toundano dan Toulour adalah simpang-siur.
Tetangga (buren) orang Tounsèa dan orang Toumbulu, tidak mengenal nama sebutan Toundano, mereka mengucapnya Toudoud (org Tounsèa) dan Toulour (org Toumbulu). Kedua-duanya dengan arti “orang-air”.
Sedangkan suku Tountèmboan juga mengenal kata “lour” (danau) maupun kata “rano” (air), tetapi sebagai nama “suku” meraka hanya khusus mengenal nama Toundano.
Juga dalam Bahasa Toundano “lour” berarti “danau” dan “rano/en dano” berarti “air”.
Ibukota suku Toundano ternyata dari dulu bernama Tondano, nama ini sebagai nama tempat telah dikenal semenjak tahun 1619, ternyata dari laporan “misi” RK Pater orang Spanyol bernama Blas Palomino.
"Tersebarnya sebutan toulour sebagai nama “suku” di tanah Minahasa, disebabkan buku-buku sekolah oleh penulis-penulis Graafland dan Riedel (anak dari Johann Friedrich Riedel); ke-dua-duanya bekerja diwilayah Toumbulu," katanya.
(Tribunmanado.co.id/David Manewus)
BERITA TERPOPULER :
• Kondisi Terkini Dylan Carr Pasca Kecelakaan, Salah Satu Bagian Vitalnya Diangkat dan Harus Diganti
• Rocky Gerung Dikeroyok Banyak Pihak Buntut Menyingung Jokowi: Enggak Usah Terangkan
• Ahok Ajarkan Anies Cara Gunakan E-Budgeting DKI Jakarta: Dimasukan dari Awal, Mudah Kontrolnya
TONTON JUGA :