News
Polemik Anggaran Lem Aibon, Disdik DKI: Tidak Ada Sekolah yang Ajukan Pembelian Lem Aibon
Anggaran lem aibon ini viral setelah salah satu anggota DPRD DKI, William Aditya Sarana, mengunggah temuan tersebut ke akun Instagram-nya, @willsarana
TRIBUNMANADO.CO.ID - Nilai fantastis anggaran lem aibon seharga Rp 82 miliar dalam Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran ( KUA-PPAS) 2020 DKI Jakarta ramai diperbincangkan.
Adapun anggaran lem aibon ini viral setelah salah satu anggota DPRD DKI, William Aditya Sarana, mengunggah temuan tersebut ke akun Instagram-nya, @willsarana.
Terkait hal tersebut, Plt Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Syaefuloh Hidayat mengatakan, tidak ada satupun sekolah di wilayah Sudin Pendidikan Jakarta Barat yang memasukkan lem aibon dalam rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS).
"Tadi kasubag TU menyampaikan sementara tidak ada sekolah yang mengusulkan lem aibon itu, tapi nanti kita cek lagi," kata Syaefullah di Balai Kota, Jakarta, Rabu (30/10/2019).
Syaefullah menjelaskan, anggaran lem aibon yang tercantum dalam KUA PPS adalah anggaran sementara yang dimasukkan Sudin Pendidikan Jakarta Barat dalam sistem e-budgeting pada akhir Juli 2019 lalu.
• Tanggapan KPK soal Polemik Lem Aibon Rp 82 Miliar untuk 37.500 Murid di KUA-PPAS 2020 DKI Jakarta
Kala itu, pihak sudin memasukkan anggaran biaya opersasional pendidikan (bop) sesuai dengan pagu anggaran, yakni untuk anak SD Rp 150.000 setiap siswanya.
Nantinya, kata Syaefullah, anggaran yang mereka input itu akan digantikan oleh RKAS sesuai dengan kebutuhan masing-masing sekolah.
"Komponen kebutuhan sekolah selesai Oktober, sebagian sudah selesai di sebelumnya. Atas komponen itu belum langsung kami aminkan, tetap langsung melakukan penyisiran kembali oleh Dinas Lendidikan ataupun Suku Dinas untuk memastikan komponen yang disusun sesuai dengan kebutuhan," ujar Syaefullah.
Dari RKAS tersebut, total ada 23 rekening yang diinput oleh masing-masing sekolah terdiri dari 17.000 komponen.
Di dalamnya tidak tercantum kebutuhan lem aibon.
Hal itu juga dibenarkan oleh Kasubag Tata Usaha Sudin Pendidikan Wilayah I Jakarta Barat Sudarman.
"Sekolah enggak butuh (lem aibon), tutur Sudarman.
Ia mengaku, kala itu hanya asal memilih dalam menginput lem aibon dalam sistem e-budgeting.
• PSI Pertanyakan Anggaran Rp 82,8 Miliar Lem Aibon untuk Murid, Data di Situs APBD Jakarta Hilang
Menurut dia, nantinya apa yang ia input akan digantikan oleh RKAS yang dilampirkan masing-masing sekolah.
Adapun anggaran lem aibon ini viral setelah salah satu anggota DPRD DKI, William Aditya Sarana, mengunggah temuan tersebut ke akun Instagram-nya, @willsarana.
Dalam akunnya, politisi PSI itu awalnya mempermasalahkan sampai sekarang publik belum bisa mengakses dokumen rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2020 di situs apbd.jakarta.go.id.
Padahal, pembahasan anggaran sudah dimulai di DPRD.
"Namun, kami berhasil mendapatkan cara untuk mengaksesnya. Lalu kami temukan anggaran yang cukup aneh lagi, yaitu pembelian lem Aibon sebesar Rp 82 miliar lebih oleh Dinas Pendidikan," tulis William dalam akunnya, Selasa (29/10/2019).
Produsen dan Pemilik Pabrik Lem Aibon
Sebetulnya, dari mana produk lem aibon berasal? Dan sejak kapan masuk ke Indonesia?
Lem Aibon merupakan perekat multiguna yang diproduksi sejak 1974. Nama lem Aibon dan penampilannya yang kuning pucat telah menjadi trade mark tersendiri dari lem ini.
Lem ini masuk ke Indonesia melalui produsen PT Aica Indonesia.
Mengutip dari situs resminya, Kamis (31/10/2019), PT Aica Indonesia bernaung di bawah perusahaan asal jepang dan didukung dengan teknologi Jepang dari Aica Kogyo Japan selama lebih dari 35 tahun.
Aica Kogya Japan sendiri merupakan pemimpin pasar lem di Jepang dengan produk utama HPL dan perekat.
Tidak hanya masuk ke Indonesia tahun 1974, Aica Group juga memperluas bisnis ke pasar China, Korea, Taiwan, Malaysia, dan Singapura. Di pasar-pasar itu, perusahaan telah memasok produk dan layanan dengan jaminan kualitas dari Jepang.
Pemegang Saham
Menyadur berbagai sumber, berbicara mengenai PT Aica, di sana ada nama Sofjan Wanandi (Pakarti Yoga Group) selaku pemegang saham PT Aica bersama perusahaan lainnya.
Adapun perusahaan lainnya antara lain Metropolitan Group, Aica Kogyo Co. Ltd., dan Mitsui Group.
• Pemprov DKI Anggarkan Lem Aibon Rp 82,8 Miliar ke 37.500 Murid, Penjelasan Anak Buah Anies Baswedan
Dikutip situs resminya pula, PT Aica memiliki beberapa pabrik di Indonesia, yakni di Bekasi dan di Cikampek. Pabrik Bekasi merupakan kantor pusat PT Aica Indonesia. Alamatnya di Jl. Ir. H. Juanda No.318, Bekasi 17113.
Sementara pabrik Cikampek beralamat di Sector 1A Blok K-5B, Kawasan Industri Indotaisei, Kota Bukit Indah, Kalihurip, Cikampek Karawang 41373, Jawa Barat - Indonesia.
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL:
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Disdik DKI: Tidak Ada Sekolah yang Ajukan Pembelian Lem Aibon