Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pelantikan Presiden

Hujan Pantun Ketua MPR RI Saat Pelantikan Jokowi-Ma'ruf, Bamsoet Sampai Pakai Bahasa Bugis

Pantun pertama disampaikan pria yang akrab disapa Bamsoet itu saat menyampaikan apresiasi kedatangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

(KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Suasana sebelum pelantikan Joko Widodo-Maruf Amin di Gedung Kura-Kura Kompleks DPR/MPR pada Minggu (20/10/2019). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin sore tadi mengisahkan banyak momen.

Salah satu yang menjadi sorotan ialah pantun-pantun yang dilontarkan oleh ketua MPR Bambang Soesatyo.

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo melontarkan lima pantun saat memimpin pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Gedung Kura-Kura, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019).

Pantun pertama disampaikan pria yang akrab disapa Bamsoet itu saat menyampaikan apresiasi kedatangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Prabowo-Sandiaga merupakan rival Jokowi-Ma'ruf saat Pemilu Presiden 2019 lalu.

"Terimalah ungkapan rasa terima kasih kami dalam sebait pantun," ucap Bamsoet.

"Dari Teuku Umar ke Kertanegara, dijamu nasi goreng oleh Ibu Mega. Meski Pak Prabowo tak jadi kepala negara, tapi masih bisa tetap berkuda dan berlapang dada," tuturnya.

Pantun kedua disampaikan untuk mengapresiasi Jusuf Kalla, yang baru saja melepaskan jabatannya sebagai Wakil Presiden.

Kali ini, Bamsoet menggunakan Bahasa Bugis, sekaligus untuk menghargai Kalla yang berasal dari Sulawesi Selatan.

"Buah panasa buah durian, tampedding riala inungeng; temmaka raja pa'berena, temma ruleke papidecenna," ucapnya.

"Saya sengaja menyampaikannya dalam bahasa Bugis yang artinya kurang lebih sebagai berikut: 'Buah nangka buah durian tak dapat dijadikan minuman, sungguh besar pengabdian tak sanggup ditatar kebaikanmu'," tuturnya.

Tiga pantun terakhir dilontarkan Bamsoet secara berurutan sesaat sebelum mengakhiri pidatonya. Ketiganya yaitu:

"Bernyanyi berdendang sambil gembira, tanda hati sedang berduka cita. Jika berkuasa janganlah lupa, karena rakyatlah kita dipercaya".

"Jalan-jalan ke Gunung Jati, singgah di pasar beli kemiri. Kita semua harus siap mati, untuk mempertahankan NKRI".

"Terbang tinggi burung merpati, hinggap lama di pohon mahoni. Kami titip NKRI pada Pak Jokowi, agar rakyat hidup nyaman dalam harmoni".

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Ahok Beri Penjelasan Terkait Kehadirannya di Pelantikan Jokowi, BTP: Dari Ini yang Ngundang Kok

Menguat, Prabowo Masuk Kabinet Jokowi, Parpol Dapat Jatah 16 Menteri, Wamen Bertambah

Harapan Kaesang Pangarep Terhadap Pemerintahan Jokowi di Periode Kedua

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved