Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kisah Menarik

KISAH Unik, Kelompok Wanita Ini Nyaris Tak Pernah Pangkas Rambut, Hanya Satu Kali Saat Usia 18 Tahun

Ada sekelompok wanita hanya satu kali dalam hidupnya memangkas rambut. Kini rambut mereka dibiarkan tetap bertumbuh.

(HUMANS OF CHINA)
Wanita dengan rambut terpanjang 

"Rambut yang tumbuh di kepalaku sekarang sudah sampai ke pergelangan kakiku," kata perempuan 50 tahun itu.

"Air cucian beras membuat rambut kami terlihat sangat bersih dan berkilau, tapi sekarang saya menggunakan sampo," sambung dia.

Sebelumnya, setelah mencuci rambut, aku akan meletakkannya di lantai di bawah sinar matahari untuk mengeringkan."

"Tetapi sekarang aku sudah mampu membeli pengering rambut. Jadi, aku mencuci rambut setiap 2-3 hari, dan butuh sekitar satu setengah jam atau lebih."

Sama halnya dengan perempuan-perempuan lain di komunitas itu, setiap rambut yang rontok akan disimpan.

Seorang wanita berusia 90 tahun (gambar di bawah) menjelaskan, meskipun rambutnya sangat panjang dan sangat indah ketika dia masih muda, kini hanya tersisa sedikit di masa tuanya.

Di sisi lain, putrinya pun sudah memilih untuk tidak mengikuti tradisi itu lagi.

Nenek 90 tahun ini mengaku, panjang rambutnya pernah sampai menyapu lantai.

Demikian pula, seorang wanita Yao berusia 83 tahun yang merasa kini rambutnya menjadi lebih pendek dari yang pernah ada, karena kerontokan.

Kendati demikian, kedua perempuan sepuh itu tetap teguh menyimpan potongan-potongan rambut yang rontok.

Perempuan 83 tahun itu juga berujar, suaminya memandang rambut panjang sebagai hal yang sangat indah.

Hingga, perempuan ini merasa, mungkin suaminya itu tak akan menikahinya jika berambut pendek. 

Ya, meskipun terlihat para wanita tersebut memiliki pendekatan yang berbeda terhadap tradisi, namun dalam hal rambut dan menularkannya kepada keturunannya bermuara pada cara yang sama.

Alih-alih dikremasi ketika mereka meninggal, para wanita ini biasa dikuburkan dengan semua rambut yang tumbuh di sepanjang hidup mereka. 

Lalu, seorang wanita yang membuka rumahnya untuk obyek wisata, demi memperkenalkan tradisi ini kepada masyarakat luas, mengungkapkan pandangannya.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved